Kamis, 30 Juni 2011

Mantapkan Kemitraan Dengan Masyarakat



Kapolres Bengkayang mengikuti perayaan Nyobeng di Sebujit 15 Juni 2011

Oleh: Yopi Cahyono

Bengkayang.
Kapolres Bengkayang, AKBP Mosyan Nimitch SIK mengatakan, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kepolisian Negara Republik Indonesia yang ke-65 yang jatuh pada 1 Juli 2011, apel akan di fokuskan di halaman Mapolres Bumi Sebalo.
“Upacara akan di mulai dari pukul 07.30. seluruh anggota Polri di bawah naungan Polres Bengkayang akan berkumpul di Mapolres untuk memperingati HUT Bhayangkara,” terang Nimitch via telepon seluler, Kamis (30/6).
Nimitch menjelaskan, HUT POLRI ke-65 kali ini mengambil tema Dengan Semangat Kemitraan Kita Mantapkan Revitalisasi POLRI Guna Mewujudkan Pelayanan Prima. Sebagai orang nomor satu di baret cokelat, ia berharap seluruh jajarannya memantapkan kemitraan dengan seluruh elemen masyarakat Bumi Sebalo. Sembilan Komitmen Moral Polri Dalam Rangka Reformasi Birokrasi Polri kita laksanakan.
Terkait rata-rata Polsek yang ada di Bumi Sebalo kekurangan 50 persen personil. Kekurangan personil yang ada di Kabupaten Bengkayang rata-rata belum dapat di penuhi semuanya. Oleh karena itu, solusinya ialah setiap tahun akan ada penambahan sedikit demi sedikit.
“Dengan kondisi kekurangan personil disetiap polsek yang ada, yang terpenting kualitas personil dalam menjalankan tugas dan menangani kasus walaupun kuantitas polisi yang ada masih kurang,” jelas Nimitch, kemarin.
Kapolsek Jagoi Babang, Kompol Hartono Wtp mengatakan, Kepolisian Sektor (Polsek) yang ia pimpin, salah satu Polsek Urban. dikatakan Urban karena Polsek ini memiliki wilayah hukum yang berbatasan dengan negara tetangga,yakni  Malaysia.
 “Kita hanya memiliki dua puluh personil. Ini kurang, karena kita seharusnya memiliki sembilan puluh personil sebagai Polsek Urban . Dengan jumlah personil yang dimiliki sementara, dirinya bersama jajaran anggota siap untuk bekerja secara maksimal,"beber Hartono, ditemui diruang kerjanya, belum lama ini. Hartono mengungkapkan, bekerja untuk menjaga keamanan, ketertiban, kenyaman hidup masyarakat, khususnya masyarakat Jagoi Babang. Dengan dua puluh personil itu juga, Hartono akan berusaha menurunkan angka kriminal yang terjadi di Jagoi Babang.
“Kita akan bekerja semaksimal mungkin dengan anggota yang ada. Namun kita berharap dalam waktu dekat anggota kita. Status Urban itu dikenakan pada Polsek Jagoi Babang karena potensi kerawanan yang sangat besar,” ungkapnya.
Dengan peningkatan status diikuti jumlah personil yang bertambah, diharapkan Polsek itu dapat bekerja, sehingga dalam tugas pelayanan pelindung, pengayom dan penegakan hukum di wilayah perbatasan bisa lebih optimal.
Anggota Polri dengan penuh kesadaran dan kesungguhan bersepakat untuk senantiasa melaksanakan tugas pokok fungsi dan peranan dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab yang tinggi kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, masyarakat, Bangsa & Negara.
Perlu diketahui, Sembilan Komitmen Moral Polri Dalam Rangka Reformasi Birokrasi Polri ialah  Mewujudkan suasana kerja yg transparan, nyaman, efisien, efektif, adil, profesional & akuntabel. Menjamin pemimpin yang selalu memegang teguh dan mengaktualisasikan etika kepemimpinan dengan menampilkan diri sebagai sosok pelayan yang jujur, berani, adil, bijaksana, transparan, terbuka, tauladan, kreatif, inovatif, kooperatif dan mengutamakan kepentingan anggota serta soliditas institusi. Menjadi staf/pelaksana yang memegang teguh etika staf dengan menampilkan diri sebagai insan Bhayangkara yg santun, ramah, empati, berkemanusiaan, adil, terbuka, ikhlas, jujur, loyal, setia, komunikatif, tanggung jawab dan mengutamakan kepent masyarakat. Menampilkan perilaku yg tegas, humanis, menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan menghindarkan diri dari perbuatan yang merugikan, membebani, meminta imbalan dalam bentuk apapun kepada masyarakat.m Mnjaga kehormatan dan harga diri dengan tidak melakukan kolusi korupsi nepotisme serta berbagai bentuk penyalahgunaan wewenang lainnya. (cah)

Melayani masyarakat dengan penampilan fisik yang pantas disesuaikan dengan panggilan tugas.
Menjunjung tinggi hukum dan hak asasi manusia serta norma-norma yang berlaku di masyarakat, menerapkan diskresi dengan penuh rasa tanggung jawab dan dilandasi hati yg bersih serta jiwa yg tulus.
merespons kesulitan dan membantu memecahkan masalah sosial dalam masyarakat dengan cepat merupakan perbuatan yang mulia dan luhur.
 (cah)



75 Persen Warga Perbatasan Beli Beras Malaysia

oleh: Yopi Cahyono 
Bengkayang. Kecamatan Jagoi Babang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bengkayang yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Sudah banyak kejadian baik pahit dan manis di daerah perbatasan tersebut. Selama NKRI merdeka, daerah perbatasan kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Kurang lebih 75 persen warga Jagoi membeli beras Malayisa.
Ahau Kadoh, Ketua Forum Masyarakat Adat dayak Perbatasan Kecamatan Jagoi Babang mengatakan, sebanyak 270 kepala keluarga di Dusun Babang Desa Jagoi mayoritas mata pencaharian warganya ialah petani.
“Masyarakat di sini bercocok tanam masih menggunakan tradisional seperti mengelola sawah, sahang (lada, Red), dan karet. Hidup di daerah perbatasan terasa tertekan karena faktor ekonomi,” ungkap Ahau ditemui Equator dikediamnnya, belum lama ini.
 Mantan Kades Jagoi ini menjelaskan, alasan hidup di daerah perbatasan tertekan karena tidak sesuai dengan pendapatan untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Harga sembako menjulang tinggi dan berharap bantuan disegala bidang tetapi tak kunjung datang.
Sebanyak 70 hektar lahan masyarakat yang siap di garap, sudah lama kami mengajukan ke Dinas Pertanian untuk meminta bantuan tractor. Tetapi sampai saat ini masih belum dapat kepastian dan bantuan belum datang.
 Seharusnya pemerintah baik itu Pemkab, Pemprov, maupun pusat memperhatikan wilayah perbatasan, jangan sampai ada warga negara Indonesia yang pindah ke Malaysia karena tidak pernah di perhatikan oleh pemerintah.
“Kurang lebih 75 persen warga Jagoi membeli beras Malayisa. Hal ini dikarenakan selama ini masyarakat bercocok tanam padi dengan cara tradisional baik itu berladang maupun sawah. Hasilnya tidak memuaskan sehingga mau tidak mau membeli beras negeri jiran,” beber Ahau.
Selain membeli beras Malaysia, warga jagoi juga berharap banyak pada beras miskin yang disalurkan bulog kepada rakyat. Walaupun rasa saat memakan beras raskin tidak enak, tetapi mau tidak mau demi kelangsungan hidup harus terima. (cah)

Selasa, 28 Juni 2011

Warga Desak Percepat Buka PPLB Jagoi Babang

Bengkayang
oleh: Yopi Cahyono
Haritus, anggota Komisi B DPRD Kalbar mengatakan, visi dan misi Bupati Bengkayang terpilih harus terealisasikan. Hal ini menyangkut seluruh elemen masyarakat Bumi Sebalo. Terkait belum dibukanya border Jagoi Babang tidak terlepas dari syarat kepentingan politik. Ditambah sistem otonomi daerah bagi Pemerintah kabupaten dan provinsi masih setengah hati.
“Kemauan dari Bupati Bengkayang yang jelas tidak ada untuk sesegera mungkin membuka border Jagoi Babang. Apabila jalan belum siap, Bupati datang ke provinsi, jangan hanya diam saja. Apabila mereka tidak meminta, DPRD Kalbar tidak dapat mengajukan,” ungkap Aris-sapaan akrabnya ditemui Equator dikediamannya di Desa Seluas Kecamatan Seluas, belum lama ini.
Aris melanjutkan, kita mau undang tamu dari Malaysia malu jadinya karena situasi dan kondisi jalan kita hancur. Padahal kita ketahui semua, Kabupaten Bengkayang merupakan beranda terdepan NKRI. Seharusnya pemkab jangan hanya berpasrah diri saja. Ahau Kadoh, Ketua Forum Masyarakat Adat dayak Perbatasan Kecamatan Jagoi Babang mengatakan, pembukaan border Jagoi Babang segera terealisasikan. Hingga saat ini hanya tunggul atau pondasi saja yang ada. Nyata sekali pemerintah tidak memperhatikan masyarakat perbatasan.
“Selama ini orang Malaysia yang banyak dengan dibukanya pasar Serikin dan sebagian warga luar Kabupaten Bengkayang. Masyarakat Jagoi hanya sebagai penonton saja melihat hilir mudiknya pedagang ke Serikin,” keluh Ahau ditemui dikediamnnya, belum lama ini.
Ahau menjelaskan, masyarakat Jagoi Babang saat ini masih tertinggal dis egala bidang. Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari saja susah payah. Apalagi untuk menabung demi massa dpan anak cucu. Apabila border cepat dibuka, pedagang Malaysia dapat ditarik ke Jagoi, dan warga sekitar dapat membuka lapangan pekerjaan dengan berjualan makanan dan minuman.
“Lahan pasar batas sudah dibebaskan 2009 lalu oleh pemerintah dengan luas 28,7 hektar. Satu hektar tanah di beli oleh pemerintah dengan harga 50 juta rupiah. Tetapi sampai saat ini hanya tunggul saja yang ada,” keluh Ahau.
Seharusnya pemerintah sesegera mungkin membangun pasar tersebut. Masyarakat Jagoi sudah siap border di buka, tetapi pemerintah masih tarik ulur. Apabila pemerintah belum siap membangun, beri informasi kepada warga perbatasan supaya tidak timbul pertanyaan besar dari warga Jagoi. (cah)

Minggu, 26 Juni 2011

PENGUMUMAN

HUBUNGI KAMI APABILA ANDA INGIN:
1.  LANGGANAN KORAN
2.                    PASANG IKLAN
3.                    DI PUBLIKASIKAN





























Harian
EQuator
Kalimantan Barat Sebenarnya
BIRO BENGKAYANG
Alamat: Jalan Jerendeng AR No. 107 Komplek Terminal Bengkayang Kelurahan Bumi    
                Emas Kecamatan  Bengkayang  
               HP (0852 8803 1117)  e-mail: equatorbengkayang@yahoo.com
www.equator-news.com/Jawa Post Group

Eksekutif Pangkas Usulan Aspirasi Masyarakat Kabupaten Bengkayang

Kamis, 23 Juni 2011

Lelang di PU Bengkayang Jadi Ricuh

Ody: Saya dipukuli sampai babak belur oleh beberapa rekan Kajot

Bengkayang. Proses pelelangan proyek di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Bengkayang, Rabu (22/6) diwarnai kericuhan. ada 2 paket yang saat itu diperebutkan, yakni paket pekerjaan peningkatan ruas jalan Sebalo-Suti Semarang bernilai Rp.3 Miliar dan ruas jalan Siding bernilai Rp lima milyar.
Irawan, Warga Kecamatan Bengkayang mengatakan, kejadian ini bermula sekitar pukul 09.30 WIB ketika ia hendak memasukkan dokumen penawaran pada kotak yang telah disediakan oleh panitia.
“Sebelum dokumen tersebut diserahkan, sempat terjadi adu argument antara saya dan Kajot. Adu argument terjadi karena Kajot meminta agar jangan memasukkan dokumen penawaran lagi pada paket yang sama dengan alasan paket tersebut merupakan paket milik PDI Perjuangan,” ungkap Irawan.
Irawan melanjutkan, ada 2 paket yang saat itu diperebutkan, yakni paket pekerjaan peningkatan ruas jalan Sebalo-Suti Semarang bernilai Rp 3 Miliar dan ruas jalan Siding bernilai Rp lima milyar.
Karena merasa memiliki hak yang sama, Irawan tidak mempedulikan perihal larangan tersebut. Ia lalu mencoba menerobos masuk, namun dipintu masuk ruangan panitia, Ia sempat dihalangi oleh beberapa orang yang turut serta bersama Kajot.
Meski demikian, Irawan akhirnya bisa menerobos masuk. Setelah masuk, bukannya memasukan dokumen, namun yang dilakukan adalah mengoyak daftar nama peserta lelang dengan maksud agar proses tender tersebut dikaji kembali.
Badarudin, warga Kecamatan Bengkayang menerangkan, usai dikoyaknya daftar nama tersebut, terjadilah keributan. Melihat kejadian itu, ia mencoba melerai. Tapi bukannya menjadi penengah, upaya yang hendak dilakukan berujung naas pada dirinya.
“Kajot tidak memukul Irawan. Tetapi saya dipukuli sampai babak belur oleh beberapa rekan Kajot.  Leher dan kepala saya luka memar,” aku Ody-sapaan akrabnya ditemui Equator di Jalan Jerendeng AR sambil menunjukkan luka tersebut, Kamis (23/6).
Melihat situasi yang tidak memungkinkan dan merasa terdesak. Irawan yang sudah bertelanjang dada kemudian melarikan diri hingga masuk kedalam hutan (belakang kantor PU), sementara Badarudin  yang sudah babak belur diamankan oleh Aparat Kepolisian yang datang terlambat.
Martinus Kajot, Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bengkayang membantah jika dirinya telah melakukan pemukulan terhadap Irawan. Ia membenarkan bila memang terjadi adu argument antar dirinya dengan Irawan.
“Saya sama sekali tidak pernah memukul Irawan. Malah saya mau menyelamat dia dari amukkan anak buah saya,” terang Kajot di temui di warung kopi Komplek Terminal Bengkayang, Jalan Jerendeng, Rabu (22/6).
Kepala Dinas PU Bengkayang, Ir Jonathan Peno menjelaskan apabila  proses lelang hari ini batal, maka sesuai dengan Perpres Nomor 54, maka hal itu akan dilakukan dengan proses pelelangan ulang.
“Apabila hingga proses kedua masih juga tidak menemukan penyelesaian, maka jalan terakhir adalah dikelola oleh Negara,” jelas Peno via pesan singkat (SMS, Red) kepada wartawan, kemarin. (cah)


Rabu, 22 Juni 2011

12 NAPI Ikut Pelatihan Las

oleh: Yopi Cahyono
Bengkayang.
Sebanyak 12 warga binaan pemasyarakatan Rumah Tahanan (Rutan) II B Bengkayang mendapatkan pelatihan las dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Sosnakertran) Kabupaten Bengkayang, yang berlangsung selama enam hari, mulai tanggal 20-25 Juni mendatang.
Clemen Kepala Dinas Sosnakertran Kabupaten Bengkayang mengatakan, pelatihan las ini bagian untuk menyikapi krisis keuangan global yang mengakibatkan menurunnya investasi, sehingga kesempatan kerja baru relatif terbatas, terlebih lagi investasi baru yang beorientasi pada padat teknologi.
“Arus globalisasi dan perdagangan bebas juga mempengaruhi bidang ketenaga kerjaan dalam negeri saat ini. Era persaingan bebas berupa peluang yang dapat kita manfaatkan, akan tetapi dapat pula menjadi ancaman jika kita tidak siap menghadapinya," ungkap Clemen di ruang kerjanya, belum lama ini.
Clemen menilai, saat ini masyarakat sangat kurang untuk melakukan inovasi dalam menciptakan lapangan pekerjaan sebagai wira usaha. Karena itu, perlu komitmen dan upaya yang sungguh sungguh dari seluru kalangan, mulai dari pemerintah, dunia usaha dan seluruh komponen masyarakat untuk mengatasi penggangguran.
“Upaya mengatasi pengangguran itu harus dilakukan secara terencana, terkoordinir, terpadu dan berkesinambuingan. Upaya terpadu itu dimaksudkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di semua sektor di daerah Kabupaten ataupu kota yang berorientasi pada perluasan lapangan kerja,” jelasnya.
Kemudian meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dengan membangun kompetensi tenaga kerja yang memiliki daya saing guna perluasan kesempatan kerja Dengan demikian, pemberian keterampilan serta memperluas lapangan kerja menjadi solusi untuk mengatasi kemiskinan dan penganguran.
Yusli, Kepala Seksi Pendidikan Pelatihan Sosnaker, menambahkan pelatihan pada warga binaan di Rutan II B Bengkayang sebagai bagian untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan di Kabupaten Bengkayang. Dengan pemberian pelatihan itu dimaksudkan, warga Rutan yang akan keluar punya bayangan dalam pekerjaan.
"Kita berharap, warga binaan nantinya bisa menciptakan lapangan baru saat keluar dari rumah tahanan," kata Yusli seraya mangatakan, pelatihan las itu melibatkan dua instruktur, masing masing Suparinus dan Edi Suhirman.
ia menjelaskan, dua instruktur itu adalah pegawai Rutan, mereka sangat berpengalaman dan pernah berlatih soal las. Dalam memberikan pelatihan ini, kami tidak menemukan kesulitan, mereka sangat pandai bekerja.
Di utarakan Darma, salah satu penghuni Rutan II B Bengkayang yang mengikuti pelatihan mengaku sangat bersyukur dan bersemangat untuk berlatih. Terlebih, menurut Darma, pelatihan itu sebagai wadah refresing dan bekal untuk membuka lapangan pekerjaan baru saat keluar dari Rutan.
"Syukur ade kegiatan seperti ini, kami tidak bosan, dan bekal untuk kami keluar dari Rutan," kata pria asal Paket B Kecamatan Sanggau Ledo yang masa tahanannya hanya tinggal dua bulan lagi. (
cah)