Selasa, 26 Juli 2011

25 Kades Siap Menderita


Bengkayang. Kepemimpinan dua puluh lima desa se Kabupaten Bengkayang secara resmi berganti setelah Bupati Bengkayang, Suryadman Gidot, melantik dua puluh lima kepala desa, Senin (25/7).
Kepala kepala desa itu terdiri dari, 11 Kepala Desa di Kecamatan Teriak Kabupaten Bengkayang, empat desa di Kecamatan Jagoi Babang, tiga Kepala Desa dari Kecamatan Capkala, dua Kepala Desa dari Kecamatan Seluas dan empat Kepala Desa dari Kecamatan Siding.
Pelantikan Kepala Desa itu disaksikan beberapa Kepala SKPD se Kabupaten Bupaten Bengkayang, Camat, serta beberapa undangan dari desa. Selain pelantikan kepala desa, juga dilakukan pelantikan ketua Penggerak PKK tingkat Desa yang dilakukan langsung oleh ketua PKK Bengkayang, Ny. Femmy Suryadman Gidot.
 "Selamat kepada Kepala Desa yang dilantik dan selamat menderita. Menjadi pemimpin itu harus siap menderita. yang baru menjabat, saya ucapkan selamat menderita menjadi pemimpin itu harus siap menederita. Menjadi pemimpin itu harus siap menerima keritikan,” kata Gidot disela sela canda dan tawa.
Gidot yakin, Kepala Desa yang terpilih dan dilantik merupakan putra putri terbaik yang ada di desa. Di tangan kepala desa itu, kemajuan desa ditentukan. Untuk memajukan desa tersebut, ada beberapa syarakat yang harus dipenuhi desa tersebut. Salah satunya tidak ada lagi pertetangan di desa tersebut.
"Mulai besok hingga nantinya, saya tidak mau dengan di desa tersebut ada lagi kubu kubu, atau kelompok, tidak ada lagu saling cekcok, saya berkeinginan kepala desa berjanji. Untuk mencapai kemajuan desa tersebut, dalam membangun Desa" jelas Gidot.
Gidot meminta kepada kepala desa terpilih untuk tidak meninggal desa, mulai dari berminggu minggu sampai berbulan bulan. Kalau ada kepala desa yang meninggalkan desanye berbulan bulan, saya minta membuat surat pernyataan mengundurkan diri, karena kalau sering meninggalkan desa, bagaimana desanya mau maju. (
cah)


2020, Kabupaten Bengkayang Terlistrikan


Bengkayang. Kabupaten Bengkayang memiliki dua daerah terisolir yaitu Kecamatan Siding dan Lembah Bawang. Sama halnya dengan listrik, kedua daerah tersebut juga belum dapat dijangkau oleh PLN Bumi Sebalo. PLN Bengkayang menargetkan 2020 Bumi Sebalo terlistrikan.
Adi Kuriniawan, Manager PLN Ranting Bengkayang mengatakan, sampai saat ini memiliki sebanyak 644 pelanggan social di Bumi Sebalo, untuk rumah tangga memiliki 15613 pelanggan, bisnis sebanyak 143 pelanggan, pemerintah 189 pelanggan, BTS (untuk tower alat telekomunikasi, Red) sebaayak 57 pelanggan, dan industry hanya satu pelanggan.
“Apabila semua pelanggan PLN yang ada di Kabupaten Bengkayang membayar rekening listrik, setiap bulan akan mendapatkan pemasukan 1,5 milyar, tetapi tunggakan hingga saat ini  mencapai 600 juta rupiah,” keluh Adi ditemui diruang kerjanya, belum ama ini.
Adi menjelaskan, untuk kantor Bupati Bengkayang saja sudah memakai 0,5 mega. Sedangkan yang ada saat ini hanya 1,3 mega. Untuk kota Bengkayang saja membutuhkan 1,8 mega, jadi kita mengharapkan suplay listrik dai pelanggan dari Singkawang sebanyak 0,5 mega.
Secara keseluruhan, baru 43 persen masyarakat Kabupaten Bengkayang yang menikmati listrik dari PLN. Sisanya menggunakan listrik dari genset yang menggunakan BBM jenis bensin dan solar. Untuk mencapat 50 persen warga Bumi Sebalo mendapatkan pelayanan listrik, harus mendapat pelanggan baru sebanyak 3500. Dan itu akan tercapai 2015 mendatang.
“2011, target saya 500 pelanggan baru. Khusus di ibu kota kabupaten apabila ingin menjadi pelanggan baru akan ditawarkan terlebih dahulu listrik prabayar.  2020 target kita Kabupaten Bengkayang 100 persen terlistrikan. Itu pun  satu desa di kecamatan sudah masuk. Sampai saat ini ada dua kecamatan yang belum mendapatkan pelayanan listrik dari PLN, yakni Siding dan Lembah Bawang,” beber Adi.
Adi melanjutkan, untuk merealisasikan hal tersebut, harus adanya saling kerjasama antara PLN dan Pemda Bengkayang. Kerjasama dimaksud untuk tidak adanya tumpang tindih antara keduanya. Ia memisalkan, PLN Bumi Sebalo ingin mengalirkan listrik dari Samalantan menuju daerah Lembah Bawang, karena daerah tersebut ramai penduduknya.
Tetapi Pemda Bengkayang membangun jalan beraspal pada wilayah Samalantan ke Lembah Bawang, padahal daerah tersebut sepi penghuninya. Ini yang tidak kita inginkan. Oleh krena itu, PLN dan Pemda harus saling satu persepsi jalur mana yang akan dibangun. Untuk Kecamatan Siding, 2011 baru akan dibangun listrik bertenaga  surya, khususnya di ibukota kecamatan.
Adi membandingkan antara Kabupaten Bengkayang dengan kabupaten lainnya yang ada di Kalbar dalam hal masyarakat mendapatkan pelayanan listrik  dari PLN. Untuk Sambas sudah 72 persen, Sekadau 30 persen, Melawi 30 persen, dan Landak 44 persen.
 Drs Kristianus Anyim  MSi, Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkayang mengungkapkan, untuk Kecamatan Lembah Bawang, yang paling bagus untuk program PLN ialah dari Simpang Sebadas Kecamatan Sungai Betung.
“Saat ini jalan baru dibangun dan penduduknya ramai disekitar jalan rintisan. Dari daerah tersebut, dapat tembus ke Desa Seren Serimbau Kecamatan Lumar, dan menuju Papan Duduk Kecamatan Lembah Bawang,” terang Ketua Umum DAD Kabupaten Bengkayang ini ditemui dikediamannya, belum lama ini. (cah)


Kamis, 21 Juli 2011

Listrik Byar Pet, Sidang DPRD Bengkayang Terganggu


Adi Kurniawan, Manager PLN ranting Bengkayang

Pelanggan PLN di Bengkayang dalam satu bulan terakhir tidak henti-hentinya mengumpat. Listrik yang kerap byar pet menjadi penyebabnya. Bukan hanya masyarakat Bumi Sebalo yang mendapat perlakuan seperti itu, pejabat yang ada juga seperti Sekretaris Daerah dan anggota dewan tak luput dari pemadaman listrik.
F Markim, Anggota Komisi A DPRD Bengkayang mengungkapkan, PLN apabila berani meluncurkan program penambahan pelanggan baru, seharusnya disesuaikan dengan daya yang tersedia.

Unit DSP Sanggau Ledo Diresmikan




Andes: Sampai saat ini sudah tiga milyar disalurkan kepada masyarakat Sanggau Ledo

Bengkayang. Yopi Cahyono, S.Hut

Supriadi, Staf Ahli Bidang Pembangunan mewakili Suryadman Gidot, Bupati Bengkayang mengatakan, dengan diresmikannya Unit DSP Sanggau Ledo, masyarakat dapat terakomodir untuk dapat melihat peluang usaha-usaha mereka. Apalagi warga Sanggau Ledo didominasi pekerjaannya petani seperti jagung, sawit dan karet.
“Semuanya dapat terakomodir apalagi syarat untuk mendapatkan pinjaman sangat mudah dantidak rumit. Bank Danamon wajib memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan mottonya sedekat sahabat sehangat keluarga,”  harap Mantan Kadis Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bengkayang ditemui di Sanggau Ledo, Rabu (20/7).
Supriadi menjelaskan, Kecamatan Sanggau Ledo menurut pandangannya lebih tinggi prospek perkembangan ekonominya dibandingkan kecamatan lain yang ada di Bumi Sebalo. Ia mengingatkan kepada instasi perbankan lainnya, dalam persaingan bisnis harus fair, tidak saling sikut-menyikut antara satu dnegan yang lainnya. Bersainglah dnegan sehat dan sesuai dengan aturan perundnag-undangan yang berlaku.
Stanislaus Andes, Cluster Manajer Sanggau menerangkan, PT Bak Danamon Indoensia didirikan pada tahun 1956 sampai Desember 2010 memiliki lebih dari 2300 kantor cabang termasuk unit DSP dan Syariah. Serta kantor cabang anak perusahaannya. Danamon memberikan kepada nasabahnya akses ke lebih dari 14000 ATM, termasuk kerjasama dengan ATM besama dan ALTO di 33 provinsi se Indoensia.
“Saat ini Bank Danamon didukung oleh sekitar 55 ribu karyawan . untuk menjangkau daerah yang lebih luas lagi, 2011 DSP kembali menambah sekitar 157 unit baru seluruh Indonesia. Pada Regional Balikpapan sendiri, Unit Sanggau Ledo merupakan yang ke 62, dan ke delapan dari unit area Cluster Sanggau,” terang Andes, kemarin.
Andes melanjutkan, khusus di Kalbar telah memiliki 21 unit DSP. Unit DSP yang telah eksist di area cluster Sanggau berjumlah Sembilan unit. Besok (hari ini, Red) akan diresmikan unit Balai Karangan.  Saat awak Koran ini menanyakan, kenapa lebih memilih Kecamatan Sanggau Ledo dibandingkan kecamatanlain yang ada di Kabupaten Bengkayang.
Kecamatan Sanggau Ledo tidak jauh dengan perbatasan Indonesia-Malaysia, dan hasil bumi yang ada, kami yakin layanan pembiayaan dari Danamon Simpa Pinjam untuk usaha mikro dan kecil akan terus tumbuh di daerah ini. selain itu, peluang usaha akan semakin terbuka ditambah pembiayaan sawit dan karet kepada masyarakat.
Dengan dibukanya DSP Sanggau Ledo, merupakan wujud nyata Danamon dalam mengembangkan bisnis dan kehidupan yang baik buat orang banyak khususnya warga Kalbar. Andes mengajak menjaga momentum yang baik dengan memberikan kontribusi buat kemajuan kesejahteraan bersama.
Hingga saat ini, DSP unit Sanggau Ledo sudah memiliki 35 nasabah. Dengan melayani system radius. Untuk agribisnis, radiusnya mencapai 50 kilometer. Bagi pembiayaan radiusnya mencapai 10 kilomter sedangkan system mobile atau datang lagsung ke tempat usaha nasabah hanya beradius dua kilometer.
“Sampai saat ini sudah tiga milyar disalurkan kepada masyarakat Sanggau Ledo. Nasabah tersebut didominasi oleh pedagang. Bulan depan kita akan melauncing  pembiayaan untuk petani karet dan sawit,”beber Andes, kemarin.
Andes menerangkan, persyaratan untuk menyimpan di DSP Sanggau Ledo sangat mudah dan prosesnya cepat. Masyarakat hanya menyiapkan KTP, apabila saldo awal 10 ribu rupiah dikenai biaya administrasi, sedangkan saldo minimal satu juta rupiah mendapatkan asuransi jiwa tanpa membayar premi.
Bagi warga yang ingin melakukan pinjaman, persyaratannya ialah identitas diri, baik  itu KTP, KK, maupun surat nikah. Kemudian identitas usaha dengan dibuktikan surat keterangan dari desa atau camat. Persyaratan terakhir ialah identitas jaminan baik itu BPKB ataupun sertifikat.
Ditambahkan Hermanus, Kepala Unit Manager DSP Sanggau Ledo, dengan telah diresmikannya unit DSP Sanggau Ledo oleh Staf Ahli Pembangunan yang mewakili Bupati Bengkayang, ia dengan sekuat tenaga mengembangkan unit yang ia pimpin lebih maju dan berkembang. Herman-sapaan akrabnya  membeberkan bahwa di Sanggau Ledo membawahi Sembilan karyawan. (cah) 


Selasa, 19 Juli 2011

Aki Rusak, PLTS Alat Pajangan





Bengkayang. sudah 65 tahun Indoensia merdeka, tetapi masih ada wilayah yang masih tertinggal dan terisolir baik dari telekomunikasi, listrik dan sebagainya. Sama halnya seperti Sebujit, kampung yang sudah tershor namanya sampai diseluruh penjuru tanah air dengan rumah adat baluknya dan Gawe Nyobeng. PLTS sebagai alat penearangan hanya sebagai pajangan karena aki sebagai penampungnya sudah rusak.
Krismas, Warga Sebujit Desa Hlibuei Kecamatan Siding mengatakan, untuk penerangan dimalam hari, warga rata-rata menggunakan mesin genset. Di sini tidak ada listrik dari PLN, padahal kami sangat membutuhkan listrik pada malam hari maupun siang.
“Penerangan pada malam hari hanya sampai jal 10 malam saja, selebihnya dimatikan. Apabila ada keramaian seperti Gawe Nyobeng ini, kami menghidupkan genset sampai subuh,” terang Krismas kepada koran ini dikediamannya, belum lama ini.
Krismas mengungkapkan, beginilah suasana Sebujit pada malam harinya yang gaduh dengan suara genset. Bukan hanya di kota saja yang memanfaatkan tenaga listrik untuk mendatang air ke rumah, memasak, dan kebutuhan hidup lainnya.
 Tetapi kami disini juga sangat membutuhkannya terutama listrik dari PLN untuk menghemat pengeluaran kami membeli BBM. Namun Krismas tidak menyebutkan secara rinci berapa BBM baik bensin maupun solar yang dibutuhkan dalam beberapa jam.
Rujito, Warga Sebujit juga menambahkan, untuk mendapatkan penerangan pada malam hari, mereka mendapat bantuan peningkatan infrastruktur listrik PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) SHS 50 WP dari Kementrian Negara Pembangunan Daerah Tetinggal pada tahun 2008 lalu.
“Bukan hanya saya saja yang tidak lagi menggunakan PLTS ini, tetapi warga disini sudah banyak tidak memanfaatkannnya berhubung  aki sudah tiga tahun, dan waktu itu pemborongnya sempat mengatakan aki mampu bertahan sampai tiga tahun, selebihnya harus beli aki baru,” beber Rujito kepada Equator ditemui dikediamannya, belum lama ini.
Rujito menjelaskan, perusahaan yang mengerjakan proyek PLTS di kampungnya ialah PT Mitra Muda Berdikari Indonesia yang beralamatkan di komplek Bumi Bekasi Baru Utara di Jalan Borobudur Blok IV No 5 Bekasi.
Saat awak Koran ini menanyakan, kenapa tidak lagi membeli aki baru dibandingkan menggunakan genset yang sulit untuk membeli BBM seperti Solar dan Bensin, apalagi sekarang pemerintah melarang warga membeli BBM menggunakan jeriken.
“PLTS yang ada ini memiliki kekurangan, apabila musim penghujan, maka malam harinya gelap gulita. PLTS ini dapat digunakan jika penyinaran matahari cukup. Makanya saya tidak mau membelikan aki dan menggunakannya genset walaupun susah mendapatkan BBM tetapi dapat diiritkan,” ungkapnya.(cah)