Minggu, 16 November 2014

BENGKAYANG BERANDA KALBAR: Kurikulum 2013 Rugikan Pelajar

BENGKAYANG BERANDA KALBAR: Kurikulum 2013 Rugikan Pelajarbengkayang

Bengkayang (Kalbar Times). Penerapan Kurikulum 2013 sedikitnya menelan biaya Rp 6 triliun. Namun,
biaya yang besar belum diikuti dengan mulusnya pelaksanaan kurikulum baru itu
di lapangan.


Di sejumlah
daerah, murid tak kunjung menerima buku pelajaran dan masih ada guru yang belum
dilatih.


Iyos Ambo, Kepala Sekolah SMA Borneo bengkayang
mengatakan, hingga saat ini buku kurikulum 2013 sebagai acuan para guru untuk
mengajar anak didiknya masih belum diterima.


“Selama ini para guru hanya menggunakan fotocopy hasil
diklat mereka untuk diajarkan kepada anak murid sebagai panduan mengajar,”
ungkap Iyos kepada Kalbar Times ditemui di KPU Bengkayang, Kamis (11/9).


Ia melanjutkan, pihaknya telah memesan buku berbasis
kurikulum 2013 namun sudah empat bulan ini buku yang di pesan belum sampai ke
pihaknya.


Iyos mengakui, kurikulum 2013 yang telah dikeluarkan oleh
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan menganggu proses belajar dan mengajar anak
didiknya.


“Seharusnya logistik seperti buku yang berbasis kurikulum
2013 segera datang sehingga tidak merepotkan tenaga pendidik dan siswa. Ini
yang rugi ialah siswa akibat kebijakan yang setengah-setengah,” kesalnya.


Saat awak media ini mengutarakan, bahwa guru dapat
mengunduh buku berbasis kurikulum 2013 di website Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.


“Kalau sudah siap meluncurkan kurikulum 2013, sudah siap
juga bukunya sehingga tidak membebankan guru dan pelajar. Mana mampu setiap
mata pelajaran di fotocopi diserahkan kepada murid. Sedangkan banyak siswa yang
kurang mampu,” kata Iyos, kemarin.


Iyos yang juga salah satu Komisioner KPU Kabupaten
Bengkayang mengaku, sangat heran sekali dengan Pemerintah Pusat terutama
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan yangterkesan memaksakan kehendak untuk
menyukseskan kurikulum 2013 namun tidak dibarengi dengan logistik atau buku
yang telah dicetak.


Iyos menuturkan, untuk daerah yang ada internet sangat
mudah untuk mengunduh buku kurikulum 2013 via website. Namun bagi kawasan yang
sulit dan jauh dari internet sangat menyulitkan para tenaga pendidik. Apalagi
kabupaten Bengkayang tidak semuanya dapat dijangkau dengan jaringan internet.


Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar
Kasim, di Jakarta, Selasa (9/9), mengemukakan, pengadaan buku Kurikulum 2013
menghabiskan Rp 2 triliun. Dana itu untuk mencetak 245 juta eksemplar buku SD,
SMP, SMA, dan SMK.


Adapun dalam
pemberitaan sebelumnya, Musliar menyebutkan, pemerintah menyiapkan anggaran Rp
4 triliun untuk melatih 1,4 juta guru
.


Untuk
pengadaan buku, pemerintah menggunakan cara baru. "Agar tidak ada korupsi
atau pemberian fee, tender pengadaan dan distribusi buku dipilih oleh Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Kemdikbud (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan) fungsinya hanya sebagai koordinator dan
pemantau," kata Musliar.


Dalam
pengadaan dan distribusi buku, LKPP bertugas menerima pesanan cetakan,
mengirim, dan menerima pembayaran buku. Adapun dinas pendidikan bertugas
memastikan sekolah-sekolah di wilayahnya benar-benar memesan dan menerima buku.
Sekolah harus aktif memesan buku dan memastikan penerimaan buku untuk proses
belajar dan mengajar.


"Dibandingkan
dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya, Kurikulum 2013 tergolong biayanya paling
murah selama ini," ucap Musliar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar