Kamis, 11 Desember 2014

Artis Indonesia di Tangkap Polis Di Raja Malaysia

Surianus Sirit
Bengkayang (Kalbar Times). Sungguh tragis dan memilukan sekali dengan pengalaman seorang artis lokal Kabupaten Bengkayang. Ia harus ditangkap oleh Polis Di Raja Malaysia dan di geledah barang bawaannya.
Surianus Sirit, salah satu Vokalis Dendang Dayak Bakati asal Kecamatan Seluas mengaku, banyak suka dan duka apabila dirinya menceritakan pengalaman dirinya dalam dunia tarik suara khususnya lagu Dayak Bakati.
"Saya pernah ditangkap oleh Polisi Di Raja Malaysia saat menjual VCD ke Serikin Malaysia dan Kucing Serawak Malaysia," cerita Sirit kepada Kalbar Times ditemui di SMP Negeri 5 Seluas, Jumat (21/11/2014).
Ia menceritakan, pada tahun 2008 lalu dirinya menerbitkan album perdana Khusus Bahasa Dayak Bakati.
Dalam menjual album perdananya, Sirit memasarkan di Kota Singkawang, Sambas, Bengkayang, Mempawah, Pontianak, Landak, Sanggau Kapuas, Sintang, Kapuas Hulu, dan Ketapang dengan cara menitipkan dengan pedgang VCD.
Sirit menuturkan, setelah kabupaten se Kalbar dirambahnya, ia kemudian mencoba keberuntungan dengan membawa sebanyak 400 keping VCD albumnya untuk di jual ke Malaysia dengan membawa sendiri VCD tersebut.
"Saya masuk lewat PLB Jagoi Babang, disana Polisi Di Raja Malaysia tidak menangkap saya karena membawa barang masuk sampai ke Kucing Serawak Malaysia," kisah Sirit.
Ia mengutarakan, di Kucing Serawak Malaysia ada suku Dayak Bakati yang kehidupannya sama dengan di Kecamatan Seluas. Mereka juga hidup susah disana, pendidikan paling banyak tamatan SMP dan bekerja sebagai sopir.
Saat menjual VCD album Sirit disana, hanya sedikit saja yang laku dijual. Ia sangat maklum sekali melihat situasi dan kondisi mereka dalam kehidupan sehari-hari, perekonomian mereka juga susah seperti  di Kabupaten Bengkayang.
Setelah beberapa hari di Malaysia dan VCD masih banyak yang belum laku terjual, Sirit pulang melalui jalan tikus yang dapat tembus ke Perusahaan Duta Palma Nusantara Group Milik Surya Darmadi yakni PT Ledo Lestari Tiga tepatnya di Divisi 39.
"Sebelum sampai ke PT Ledo Lestari dan masih di jalan setapak, saya ditahan Polisi Di Raja Malaysia dan mereka menggeledah apa yang saya bawa," ceritanya.
Sirit kemudian membuka tas yang ia bawa, dan Polisi Di Raja Malaysia membongkar VCD yang isinya Album Dayak Bakati. setelah itu, dirinya merapikan kembali walau lelah setelah Oknum Polisi Di Raja Malaysia mengacak-acak isi tasnya.
Karena pihak Polis Di Raja Malaysia mengira ia membawa VCD bajakan. Oknum Polisi Di Raja Malaysia mengambil delapan keping VCD Albumnya.
Ia mengakui, sangat sedih sekali apabila mengingat kisah tersebut. Kepedihan dan perjuangan belum berhenti sampai disitu, Setelah memasuki kawasan Indonesia yakni di perbatasan Indonesia-Malaysia tepatnya di PT Ledo Lestari, dirinya sempat tersesat sehingga harus memutar-mutar sesuai dengan instingnya karena tak seorang pun yang lalu lalang saat dirinya melintas.
Akhirnya Sirit ketemu dengan seseorang di kebun sawit dan minta jasa ojek ke simpang Kampung Paling yang tidak jauh dari Tower TVRI Sanggau Ledo. Namun celakanya, motor kehabisan bensin pada kendaraan roda dua Tersebut. Sirit hanya membayar seebsar Rp 50 ribu rupiah kepada tukang ojek dan satu keping VCD Albumnya.
Sesampainya di simpang Paling Kecamatan Seluas, Sirit harus berjuang dan binggung mau sampai dirumah. Akhirnya ia ketemu dengan sopir Dam Truk bernama Daniel yang bekerja di CV Ceria Prima.
Ia pun mengisahkan perjalanannya menjual VCD album perdananya di Malaysia kepada Daniel sambil meneteskan air mata. Perjuangan yang ia lakukan untuk kembali ke rumah akhirnya sampai juga.
"Itu lah salah satu pengalaman hidup saya waktu itu. Sudah banyak saya mengarang lagu, namun berhubung tidak ada sponsor, saya harus beralih profesi sebagai guru honor walaupun sebulan mendapatkan imbalan sebesar Rp 150 ribu," ungkapnya.
Sirit mengakui, dirinya tidak henti-hentinya mengarang lagu khusus bahasa Dayak Bakati. Ia sangat iri dengan Lagu bahasa Dayak lainnya yang mudah mempromosikan album dibandingkan dirinya yang harus banting tulang dan bertungkus lumus. 
Sirit membandingkan, Pemda Bengkayang rela menggelontorkan ratusan juta rupiah untuk mendatangkan artis ibu kota Indonesia dibandingkan memberdayakan artis lokal seperti dirinya.
"Saya berharap Pemda Bengkayang terutama Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bengkayang dapat memperhatikan seniman potensial yang ada salah satunya saya," tandasnya. (yopi)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar