Jumat, 21 Oktober 2011

Bengkayang Kirim 54 Jamaah Haji


Bengkayang. Sebanyak 54 orang Jamaah Haji dilepas Bupati Bengkayang pada Rabu, 19 Oktober 2011. Acara pelepasan berlangsung tepat  pukul 10.00 di aula III lantai V Kantor Bupati Satu Atap Bengkayang dan dihadiri oleh rombongan pengantar dari panitia pelaksana dan sanak keluarga.
Bupati Bengkayang, Suryadman Gidot SPd mengatakan, calon jamaah haji  ini merupakan orang-orang pilihan dari ribuan umat Muslim untuk menjadi tamu-Nya melaksanakan ibadah haji di kota suci Mekah Saudi Arabia.
Oleh karena itu patutlah disyukuri dengan menggunakan sebaik-baiknya kesempatan tersebut untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena  masih banyak saudara-saudara kita kaum Muslimin yang ingin melaksanakan ibadah Haji, namun karena sesuatu hal belum dapat melaksanakannya.
“Calon jamaah haji yang akan memulai perjalanan rohaniah agar selalu menjaga kesehatan, ikuti semua petunjuk dan tata tertib pelaksanaan ibadah haji dan yang paling penting agar selalu menjaga kekompakan dan kebersamaan. Jaga nama baik Kabupaten Bengkayang Propinsi Kal-Bar khususnya dan nama baik Indonesia pada umumnya,” harap Gidot ditemui di Kantor Satu Atap, belum lama ini.
Gidot melanjutkan, tunjukan kepada jamaah haji lainnya dari seluruh penjuru dunia, bahwa Indonesia adalah Negara yang cinta akan kedamaian. Terlebih Kabupaten Bengkayang dengan semboyan 5 S-nya, (senyum, salam, sopan, santun, dan sapa, red). Dan semoga calon jamaah haji Kab.Bengkayang menjadi Haji yang mabrur dengan pengalaman rohaniah selama perjalanan dengan selalu menjunjung simbol persatuan umat. 
Ketua Panitia Penyelenggara, Drs Idris M Saleh, TPHD (Tim Petugas Haji Daerah) yang diberangkatkan pada Tahun 2011 ini, pembiayaan pemberangkatan sejumlah 5 orang dan telah disetor ke Kementerian Agama.
“Namun karena pendaftaran haji telah berdasarkan sistem Siskohat (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu) yang online diseluruh Indonesia, maka yang dapat diberangkatkan adalah sebanyak 2 orang,” terangnya.
Kedua orang tersebut ialah Riza Fahdeli, SH (Kajari Kabupaten Bengkayang) dan Kasim Muhamad Nur (Tokoh Masyarakat). Sedangkan 3 orang lainnya masih entri untuk musim tahun berikutnya.
 Sebagai persiapan keberangkatan, sebelumya telah terlaksana manasik Haji Tingkat Kab. Bengkayang yang telah dilaksanakan selama 3 hari, dari Tanggal 29 September-1 Oktober 2011 di Masjid Agung Syuhada Bengkayang.
“Ttotal calon jamaah haji yang berangkat tahun ini berjumlah 54 orang. Dengan rincian 49 orang quota dengan tambahan lansia 3 orang dan tambahan untuk pisah keluarga 2 orang. Calon jamaah haji pria sebanyak 27 orang dan wanita 27 orang,” bebernya.
Kesemua calon jamaah haji tergabung dalam kloter 20 gelombang II flight No. SV 5523 Maktab Misfalah. Dengan jadwal  keberangkatan dari Bengkayang ke Pontianak, 19 Oktober 2011. Dari Pontianak ke Batam, 20 Oktober 2011 dan dari Batam menuju Arab Saudi Tanggal 21 Oktober 2011 pada pukul 10.00.
Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan ini mengungkapkan, tim juga akan melaksanakan penjemputan kedatangan jamaah haji dari Arab Saudi ke Batam yang diperkirakan pada tanggal 1 Desember 2011 dan terakhir dilaksanakan penjemputan secara resmi di Sungai Duru, Kecamatan Sungai Raya.
Dari pantauan awak koran ini dilapangan, pelepasan Jamaah Haji ditandai dengan penyerahan bendera Merah Putih yang diserahkan secara langsung oleh Gidot kepada peserta dan pemasangan slayer kepada calon jemaah haji tertua dan termuda.
Perlu diketahui, Calon Jemaah haji tertua Tahun 2011 ini adalah Bapak Lasio Sawi Kromo umur 88 Tahun dari Kecamatan Bengkayang dan yang termuda Fahrul Haji Umur 39 Tahun dari Kecamatan Sungai Raya.
 Rombongan menggunakan 3 unit Bis Umum dan diikuti rombongan Panitia. Tampak suasana haru menyelimuti para anggota keluarga melepas keberangkatan para calon jamaah haji ini. Semoga menjadi Haji yang mabrur. (cah)


Kamis, 20 Oktober 2011

Sungkung pilih Jadi Warga Malaysia


bengkayang. Selama 66 tahun Indonesia merdeka, masyarakat Kecamatan Siding, khususnya Desa Sungkung Satu, Dua dan Tiga hanya ikut merayakan saja tetapi sesungguhnya mereka belum merdeka. Oleh karena itu tidak mustahil warga Sungkung akan pindah menjadi warga Malaysia.
"Hal ini bukan tanpa alasan kenapa saya katakan hal tersebut, realita dilapangan memang begitu yang terjadi. Sampai saat ini ketiga desa tersebut masih terisolir dan sulit mengakses keluar desa bahkan ke kota kecamatan, kabupaten dan provinsi serta membutuhkan biaya besar," papar Egarius ditemui di Sekretariat DPC Partai Demokrat, Kamis (20/10).
Legislator dari daerah pemilihan tiga ini mengungkapkan, masyarakat mau membuat surat pengantar KTP atau KK di ibu kota kecamatan saja membutuhkan biaya besar hingga ratusan ribu rupiah sedangkan hasil pertanian susah dikeluarkan ke daerah lain seperti Malaysia, Entikong Kabupaten Sanggau Kapuas, Landak, dan Bengkayang.
Terisolirnya wilayah ini dikarenakan akses jalan darat menuju Kecamatan Siding belum dibuka badan jalan. Padahal jarak antara Sungkung ke Kiong Kecamatan Suti Semarang hanya membutuhkan waktu satu jam jalan kaki. Saat awak koran ini menanyakan, apabila jalan paralel lima kabupaten perbatasan terealisasikan apakah akan memberikan dampak positif dan tidak terisolir lagi daerah tersebut .
"Tunggu kucing bertanduk pemerintah pusat mau membangun jalan tersebut. Saya yakin, banyak saja alasan yang dilontarkan mereka supaya warga perbatasan di Kalbar tetap ketertinggalan," kesal anggota fraksi demokrat ini.
Anggota DPRD Bengkayang ini menjelaskan, apabila wacana pembangunan jalan paralel terealisasikan, Kecamatan Siding tidak lagi di cap daerah terisolir. "Saya yakin, apabila pemerintah daerah dan pusat tidak memperhatikan pembangunan jalan di Sungkung, lima tahun mendatang NKRI akan kehilangan lagi kampung Gubang di Desa Sungkung," tegasnya.
Ia menerangkan, saat ini banyak anak-anak Sungkung terutama di kampung Gubang yang sekolah dan kuliah di Malaysia. Dan setelah lulus mereka langsung dipekerjakan di negeri jiran. Mereka tidak melupakan kampung halamannya, gaji disisihkan untuk membangun disana. Mereka dapat berpikir, tidak pernah diperhatikan oleh Indonesia lebih baik memilih menjadi warga Malaysia.
"Saya tertawa saat baca dan menonton di media cetak dan elektronik tentang ganyang Malaysia. Negeri jiran telah lama ganyang kita. Kita hanya ngomong kosong saja tetpai Malaysia telah terbukti Action. Lihat saja banyak TKI yang dideportasi, TKW banyak di bunuh, perkosa dan dipenjara. Seni budaya kita di patenkan mereka, parahnya tanah dicaplok lagi," katanya.
Wajar apabila masyarakat Kalbar terutama di daerah perbatasan dianaktirikan oleh pemerintah pusat.  Karena penduduk kita tidak pernah mengibarkan negara Malaysia atau ingin memisahkan diri dari NKRI seperti Papua, Maluku, dan Aceh. Dalam kabinet saja tidak ada warga Kalimantan khususnya Kalbar menjadi mentri, semua diborong pulau Jawa dan Sumatera. Ini juga bentuk ketidakadilan di negeri yang kita cintai ini. (cah)

Pemda Bengkayang Harus Perhatikan Perpustakaan di Pelosok


Bengkayang. SMP Negeri 1 Sungai Betung jauh-jauh datang ke ibu kota kabupaten Bengkayang untuk datang ke Perpusda dengan misi menambah ilmu pengetahuan muridnya. Kurangnya buku yang dimiliki sehingga SMP ini sebagai alasan utama mereka menyambangi Perpusda.
Ir Martinus Khiu, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Bengkayang mengungkapkan, dengan kondisi buku yang ada di Perpustakaan setiap sekolah yang ada di Bumi Sebalo, seharusnya Dinas pendidikan memiliki data base ketersediaan perpustakaan.
“Jangan sampai buku di tempatkan bagi perpustakaan sekolah yang ada di kota saja, tetapi di setiap sekolah lainnya terutama sekolah yang ada di pelosok Kabupaten Bengkayang juga diperhatikan. Kita tidak ingin sekolah ada gedung perpustakaan tetapi bukunya tidak ada,” ingat Khiu ditemui diruang kerjanya, kemarin.
Saat ini Pemerintah daerah memiliki hak untuk membuat kurikulum sesuai dengan kebutuhan daerah terutama pelajaran yang bersifat muatan local. Perpusda Kabupaten Bengkayang harus memiliki standarisasi buku dan mensosialisasikan secara intensif bahwa Bumi Sebalo sudah ada Perpustakaan daerah.
Yang tidak kalah pentingnya menurut Khiu, Perpusda Kabupaten Bengkayang wajib memiliki buku yang sesuai dengan kurikulum. Jangan sekedar pengadaan tetapi tidak disesuaikan dengan kurikulum baru. Bernard Puna, Kepala Perpusda Kabupaten Bengkayang mengatakan, sangat berterima kasih kepada SMP Negeri 1 Sungai Betung karena telah datang jauh-jauh membawa siswa dan siswinya ke kantornya untuk menambah ilmu pengetahuan para pelajar mereka.
“SMP Negeri 1 Sungai Betung telah sadar bahwa perpustakaan merupakan sarana yang tepat untuk belajar. Mudah-mudahan sekolah lain yang ada di Kabupaten Bengkayang mengikuti jejak mereka,” harap Bernard ditemui di ruang kerjanya, Senin (17/10).
Bernard melanjutkan, perpustakaan merupakan sumber ilmu pengetahuan dan tempat belajar bagi kita semua. Baik itu PNS, pelajar maupun masyarakat umum. Kami tidak pilih kasih dalam hal pelayanan. Lembaga ini sebagai sarana penunjang bagi seluruh elemen masyarakat Bumi Sebalo.
“Saat ini kami telah mengkoleksi kurang lebih 6000 buah judul buku. Mudah-mudahan jumlah ke depannya makin meningkat sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan buku,” beber bapak berkumis tebal dan berkulit sawo matang ini, kemarin.
Viktor Heri, Pembina Osis SMP Negeri 1 Sungai Betung mengungkapkan, pihaknya memang memiliki program kerja untuk berkunjung ke Perpusda Kabupaten Bengkayang. kegiatan ini kami lakukan untuk menambah ilmu pengetahuan siswa dan siswi kami.
“Sekitar 100 siswa dan siswi yang dibawa ke Perpusda hari ini. kegiatan ini sampai Jumat mendatang. Kami menyewa satu unit mobil umum untuk mengangkut anak didik kami,” aku guru bidang studi Muatan Lokal ini.
Viktor mengakui, buku yang ada di perpustakaa sekolah snagat minim. pihak Perpusda Kabupaten Bengkayang, harus ditingkatkan baik itu sarana maupun prasarananya sehingga pelajar enak, asyik  dan tidak terganggu saat berada di perpustakaan.
“Koleksi buku perlu ditambah, sangat perlu penambahan buku supaya apa yang dicari siswa untuk menambah ilmu pengetahuannya dapat ditemui. Dan dana operasional juga ditambah untuk meningkatkan kualitas Perpusda kabupaten Bengkayang. setiap kelas akan bergantian datang ke tempat ini,” saran Viktor. (cah)


Pelanggan PDAM Bengkayang Nunggak 700 Juta


Bengkayang. Barudin direktur PDAM Kabupaten Bengkayang mengatakan, dirinya bagaikan buah simalakama dengan warisan pimpinan terdahulu yang menggratiskan pelanggan di Kecamatan Lumar selama tiga tahun sejak berdirinya inteks yang ada di Dusun Madi Kecamatan Lumar.
"Warga Kecamatan Lumar selama tiga tahun digratiskan dalam berlangganan sejak 2006. Saya masuk 2009 sampai sekarang sulit untuk mengubah pelanggan tersebut. Tetapi saat ini bersyukur dikarenakan saya telah bentuk tim penyadaran pelanggan disana. Dan setiap tahun di ubah keanggotaannya," beber Mantan Ketua KPU KABUPATEN BENGKAYANG ini ditemui diruang kerjanya, Rabu (18/10).
Pria kelahiran Darit Kabupaten Landak ini menjelaskan, ia tidak tau macam mana awal mulanya masyarakat Desa Tiga Berkat Kecamatan Lumar mendapatkan pemakaian ledeng PDAM gratis selama tiga tahun. Dengan telah berakhirnya massa gratis tersebut, terkesan warga terbuai karena selama ini mereka tidak bayar dalam pemakaiannya.
kini pelanggan disana ada yang telah sadar untuk membayar rekening ledeng. Ia mengakui, saat ini untuk keseluruhan pelanggan yang ada di KABUAPTEN BENGKAYANG dengan jumlah pelanggan empat ribu lebih, menunggak sampai 700 juta rupiah," keluhnya.
Rata-rata yang menunggak adalah pelanggan yang mengerti hukum dan aturan perundang-undangan yang berlaku. Ia pernah ditawari kerjasama denga Kejaksaan Negeri Bengkayang dalam hal membantu penagihan seperti yang dilakukan Kejari dan PLN, namun dirinya belum mengiyakan karena harus konsultasi dengan Pemda Bumi Sebalo. Baru-baru ini sebanyak 65 karyawan dan karyawatinya diberi pelatihan. Hal ini dimaksud untuk meenambah pengetahuan dan keahlian mereka. Perlu diketahui, anak buahnya ada yang berpendidikan dari semua jenjang baik itu SD,SMP,SMA,DIPLOMA TIGA dan STRATA SATU. Apabila menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebenarnya tidak normal memiliki karyawan seperti saat ini dikarenakan tidak sebanding dengan pendapatan dan jumlah pelanggan. "Mau dikurangi salah, mau nambah juga salah," aku Barudin.
Ia merincikan, setiap bulan antara pendapatan dan pengeluaran tidak sebanding, saat ini pengeluaran lebih banyak dibandingkan pendapatan. Untuk membayar honor pegawai PDAM eks Sambas saja lebih dari 20 juta rupiah dari 17 orang. Total pengeluaran setiap bulan lebih dari 100 juta rupiah sedangkan pendapatan kurang dari 100 juta rupiah.
Oleh karena itu, untuk 2012 dirinya akan mengajukan dana untuk perbaikan jaringan PDAM eks Sambas baik itu yang berada di Kecamatan Samalantan, Riam Budi Kecamatan Sungai Betung dan Sanggau Ledo. Hal ini dimaksud untuk menambah jumlah pelanggan dan otomatis pendapatan juga meningkat. Selama ini kami hanya terfokus pada pelanggan yang ada di dalam ibu kota kabupaten saja. (cah)