Bengkayang. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kabupaten Bengkayang, Petrus Boli, M. Kes, Sp, Sp.S, merasa dipojokkan oleh
pernyataan Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lumbung Pemuda Peduli Kabupaten
Bengkayang (LP2-KB), Andri Proniko, edisi sebelumnya.
"Kami
merasa dipojokkan, apa dasarnya ia mengatakan pengelolaan yang kami lakukan
mengecewakan," kata Boli dalam ruang pertemuan RSUD Bengkayang, Selasa
(25/10).
Sebagai
lembaga pelayan orang sakit, RSUD
Bengkayang terus memberikan kontribusi PAD melebihi target. Pada tahun 2010,
Pemerintah Daerah Bengkayang menargetkan PAD dari RSUD Bengkayang sebesar 700
juta rupiah. Pada akhir tahun rekapitulasi, PAD yang berhasil dihimpun mencapai
1,2 miliar rupiah.
Kemudian
pada tahun 2011, Pemerintah Daerah Bengkayang menargetkan pendapatan asli
daerah (PAD) dari RSUD Bengkayang sebesar 1, 4 miliar rupiah. Target itu telah
tercapai dan mengalami kelebihan, karena rekapitulasi hingga bulan
Oktober, PAD mencapai 1, 7 miliar rupiah.
"Dari rekapitulasi sementara itu, kita telah
melebihi target sebesar 300 juta, dan itu sebagai bukti nyata kerja RSUD
Bengkayang, PAD itu telah disetor bendahara, dan semuanya ada bukti," jelas Boli.
Apabila
pihak LSM ini itu mengatakan gagal memberikan PAD, dari sisi apanya, dan Boli
minta dijelaskan. Untuk pelayanan, Boli
mengatakan pihaknya telah melakukan secara maksimal. Namun demikian yang
dilakukan tetap terbatas karena beberapa permasalahan seperti jumlah perawat
yang masih kurang sebanyak 30 orang.
Sementara untuk menambah perawat itu sendiri merupakan
wewenang pemerintah daerah. Kami
telah mengajukan, tapi itu kembali pada kewenangan daerah.Untuk tenaga medis sendiri, Boli
menjelaskan pihak rumah sakit telah melakukan beberapa langkah.
Seperti menjalin kerjasama dengan pihak kementerian
kesehatan dengan mendatangkan tenaga medis yang dikontrak. Saat ini ada satu dokter kontrak sepsialis
kebidanan. Pihak pemerintah harus mengeluarkan anggaran sebesar 12 juta setiap
bulannya.
Kemudian untuk rujukan. Boli menerangkan pihaknya tidak
banyak merujuk pasien ke rumah sakit lain. Rumah sakit Bengkayang sudah bisa
menangani pasien bedah kebidanan dan umum, kecuali pasien yang sangat tidak
mungkin untuk ditangani.
“Untuk
kasus bedah, dalam setiap bulannya RSUD Bengkayang melakukan tindakan operasi
bedah, rata rata 25 pasien per bulan. Pasien
yang kami rujuk adalah pasien yang tidak mampu kami tangani dan pasien yang
minta rujukan atas persetujuan keluarga," jelas Yusnawati, Kasi Keperawatan.
Yusnawati menambahkan, sebagai rumah rumah sakit Tipe D,
pelayanan RSUD sudah sangat baik. RSUD Bengkayang seharusnya sudah Tipe C, bila
dilihat tempat tidur, tempat tidur RSUD bejumlah 80 buah, semnetara untuk
ukuran tipe D sebanyak lima puluh buah.
Untuk perlengkapan dan peralatan RSUD Bengkayang,
Marsalinus Lukas, Kasi Penunjang Pelayanan Medik mengatakan hingga saat ini
RSUD memiliki alat yang lebih lengkap. Namun peralatan itu tidak sebanding
dengan pelayanan terhdapap pasien yang terus meningkat.
"Untuk peralatan itu, kita terkendala pada
laboratorium darah dan alat rongen, dan untuk perawata dua alat ini sangat
mahal dan biaya pemiliharaan dari pemerintah sangat terbatas,' jelas Lukas.