Bengkayang. Mayoritas
masyarakat Kabupaten Bengkayang bermata pencaharian petani. Pupuk bersubsidi
merupakan langkah yang baik dilakukan oleh pemerintah untuk rakyat kecil. Namun
kenyataan dilapangan, pupuk bersubsidi untuk pengusaha perkebunaan sawit. Mahalnya
pupuk urea bersubsidi di pasaran dikarenakan di Bumi Sebalo biaya angkut dan
buruh tinggi.
B Petrus Diaz, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bengkayang mengatakan,
memang benar beberapa bulan terakhir pupuk bersubsidi jenis urea hilang
dipasaran. Sehingga menimbulkan keresahan bagi petani yang membutuhkan.
"Selama ini ditengah-tengah masyarakat mengenal pupuk
urea bersubsidi hanya Sriwijaya saja tetapi sebenarnya ada juga dari Kaltim.
Kini pupuk bersubsidi diambil oleh Kaltim. Sebenarnya akhir September pupuk
bersubsidi normal, namun masih saja ditemukan kelangkaan pupuk yang
bersubsidi," keluh Plt Kadis Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang Ditemui
Diruang Kerjanya, Belum Lama Ini.
Pemerintah mengadakan pupuk subsidi sebenarnya untuk rakyat
kecil, tetapi kenyataan dilapangan pupuk bersubsidi untuk sawit. Ini yang
sangat diherankan sekali, kenapa dapat terjadi seperti ini. Ia mengakui, banyak
laporan yang datang padanya bahwa pupuk bersubsidi banyak dilarikan ke perusahaan
perkebunan sawit.
Seharusnya pengecer yang ada di Kabupaten Bengkayang jeli
dan jangan memikirkan keuntungan besar apabila salah seorang yang membeli pupuk
bersubsidi dalam jumlah besar dengan cara pakai uang muka tetapi ujung-ujungnya
untuk tanaman sawit.
Ini yang banyak terjadi sekarang di Bumi Sebalo, jadi wajar
banyak petani kecil yang untuk memupuk tanaman jagung dan mau membeli urea
bersubsidi tidak dapat kebagian karena telah diboking perusahaan.
"Tetapi sekarang kita bersyukur dengan telah
dikeluarkannya SK Gubernur Kalbar tentang kuota pupuk bersubsidi. Untuk Kabupaten
Bengkayang, ada dua distributor resmi pupuk bersubsidi yakni Mitra Tani Dan
Pendi Group," beber mantan Camat Capkala dan Siding ini, kemarin.
Diaz menjelaskan, para distributor resmi dapat menunjuk
langsung agen untuk menjual pupuk bersubsidi. saat awak koran ini menanyakan,
kenapa harga pupuk urea bersubsidi mahal dan diatas ratusan ribu rupiah per
karung.
"Biaya angkutan dan buruh yang menjadi permasalahan di Kabupaten
Bengkayang. kos keduanya yang besar dan dibebankan ke barang, wajar harga pupuk
subsidi melonjak," terangnya.
Saat barang datang ke Bengkayang, para kios atau pengecer
tidak memiliki tenaga sehingga menyewa buruh. Untuk menggantikan uang untuk
mengupah buruh, mereka bebankan ke barang atau pupuk urea bersubsidi tersebut.
Sama halnya dengan angkutan, jarak yang jauh dan jalan kabupaten banyak yang
rusak berat sampai ketujuan sehingga ongkos angkutan mahal.
Yadi, warga Desa Belimbing Kecamatan Lumar mengungkapkan,
tiga bulan yang lalu dirinya tekor besar dikarenakan jagung yang ia tanam tidak
dipupuk. Pupuk urea baik itu yang bersubsidi maupun tidak hilang dipasaran. Padahal
petani seperti dirinya sangat membutuhkan pupuk supaya jagung yang ditanam
subur.
"Harga berapapun petani
mau beli asalkan barangnya ada. Di Bengkayang harga pupuk urea
bersubsidi berkisar 90 ribu rupiah perkarung di kios dan pengecer, sedangkan di
kecamatan lumar dan kampungnya berkisar 100 ribu sampai 130 ribu rupiah,"
rinci bapak empat putra ini ditemui di lahan jagungnya yang berada di Desa
Lamolda Kecamatan Lumar. (cah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar