Bengkayang.
Mayoritas masyarakat Kabupaten Bengkayang bergerak dibidang pertanian terutama
pada 17 kecamatan tersebut. dengan kondisi seperti ini wajar saja masyarakat
Kabupaten Bengkayang masih mengelola lahannya dengan cara tradisional
dikarenakan kekurangan tenaga PPL.
B Petrus Diaz, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten
Bengkayang mengatakan, Bumi Sebalo masih kekurangan tenaga PPL (Petugas
Pemantau Lapangan). Hal ini buka tanpa alasan, kabupaten ini memiliki 122 desa
dan dua kelurahan sedangkan tenaga yang ada dibawah angka tersebut.
“Kita baru memiliki 90 lebih tenaga PPL. PPL yang PNS
baru 40 orang, honor daerah sebanyak dua orang, sedangkan sisanya PPL kotrak,"beber Mantan Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Bengkayang, ditemui diruang kerjanya, belum lama ini.
Mantan Camat Siding dan Capkala ini melanjutkan,
keberadaan PPL selama masih belum
efektif untuk meningkatkan kesejahteraan hidup petani dikarenakan kekurangan
tenaga. Diaz menjelaskan, normalnya ialah masing-masing desa memiliki satu PPL.
Wajar saja masyarakat yang ada di Bumi Sebalo pola pertaniannya masih
menggunakan cara tradisional.
Walaupun PPL bernaung dibawah Badan Pelaksana Penyuluh
dan Ketahanan Pangan Kabupaten bengkayang, tetapi Dinas Pertanian dapat meminta
bantuan kepada mereka. Awalnya dulu BPPKP dibawah Distan, ini dikarenakan kita
mengikuti pemerintah pusat.
“Yang bersifat program ada di Dinas pertanian, sedangkan
personil di lapangan yang mengurusi ialah BPPKP. Makanya untuk mensukseskan
program pertanian, kita saling berkoordinasi dengan BPPKP,” terang Diaz,
kemarin.
Oleh karena itu, Dinas Pertanian Kabupaten Bengkayang
memiliki kewajiban untuk membantu melatih PPL. Karena PPL merupakan ujung
tombak susksesnya program-program yang diluncurkan Kementrian Pertanian.
Ia menceritakan, saat orde baru dimana Diaz merupakan
mantri tani. Ia bertugas di Jawai Kabupaten Sambas. Dahulu, setiap mantri tani
wajib menguasai bahasa masyarakat setempat dan berdomisili ditempat tugas.
Wajar apabila ia tahu bahasa melayu Sambas.
“PPL wajib berdomisili dan tahu bahasa tempat tugas.
Apabila menguasai bahasa tempat kita bertugas, kita akan cepat akrab dengan
petani. Jangan sampai PPL tidak menguasai bahasa setempat, akibatnya tidak
nyambung dengan petani,” sarannya.
PPL sifatnya harus mengerti semuanya, karena PPL membantu
Dinas Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan dan Kelautan. Oleh karena
itu, idealnya Dinas Pertanian harus ada UPPD karena sebagai perpanjangan tangan
di kecamatan. Dengan sistem setiap bulan ada pertemuan di kabupaten.
Acong, warga Kelurahan Bumi Emas Kecaatan Bengkayang
memepertayaan, kenapa dalam penerimaan PPL kontrak yang diterima strata satu
pertanian dan peternakan saja sedangkan lulusan kehutanan dan kelautan tidak
masuk. Padahal didaerah-daerah seperti Kabupaten Bengkayang banyak membutuhkan
sarjana kehutanan dan kelautan.
“Apalagi Bumi Sebalo memiliki tiga hutan lindung dan satu
cagar alam (yang berada di Kecamatan Lembah Bawang, Sungai Betung, Samalantan,
Bengkayang, Capkala, Teriak, Lumar, Tujuh Belas, Seluas dan Siding, Red) serta
Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan yang merupakan daerah pesisir,” ungkap bapak satu
putra ini ditemui di Jalan Sanggau Ledo, Bengkayang.
Acong memiliki pemikiran seharusnya Pemerintah pusat,
provinsi dan kabupaten membuka lowongan penyuluh kehutanan dan kelautan di Bumi
Sebalo untuk ditempatkan dikecaatan yang berbatasan langsung dengan hutan
lindung dan cagar alam. (cah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar