Agustinus Naon kukuhkan Temenggung
Bengkayang.
Untuk pertama kalinya warga
Dayak Iban yang berada di wilayah antara Kecamatan Seluas dan Jagoi Babang
melaksanakan ritual adat Pengukuhan Temenggung, Patih dan Tuai Rumah Dayak
Iban. Naon pinta par pengurus bekerjasama dengan lembaga lain yang ada.
Agustinus Naon, Wakil Bupati Bengkayang mengatakan,
Temenggung, Patih dan Tuai Rumah merupakan pimpinan suatu organisasi yang
terpilih akan menjadi panutan bagi masyarakat yang dipimpinnya sekaligus
sebagai pengayom penduduk dan sebagai penjaga, pemelihara dan pelindung bagi
rakyatnya sehingga warga merasa aman dan tenteram hidup dalam komunitasnya.
“Saya sarankan, Temenggung Patih dan Tuai Rumah dapat
menyelesaikan berbagai perselisihan, pertentangan dan permusuhan terutama yang
terjadi dikalangan masyarakatnya sendiri. Sehingga apabila fungsi ini berjalan
baik maka stabilitas kehidupan masyarakat terjamin,” saran Naon ditemui di
Dusun Pasir Putih Kecamatan Seluas, belum lama ini.
Mantan Kepala BKD Kabupaten Bengkayang ini melanjutkan,
Temenggung, Patih dan Tuai Rumah juga merupakan tempat mengadu bagi
masyarakatnya secara berjenjang. Oleh sebab itu perlu bersungguh-sungguh
mendengarkan, meneliti dan menerima informasi dari masyarakatnya dan
menggunakan informasi berkenaan untuk mengambil suatu Keputusan yang baik.
Temenggung, Patih dan Tuai Rumah bisa mensinergiskan diri
di dalam pelaksanaan tugas masing-masing dan bisa melakukan kerja sama yang
baik dengan kelembagaan lain. Dalam hal ini adalah lembaga pemerintah daerah,
masyarakat adat lainnya serta Lembaga-lembaga lain berdasarkan prinsip saling
menghargai dalam kesetaraan.
Ditambahkan, Obaja SE MSi selaku penasehat Suku Dayak
Iban di daerah ini menceritakan, pertama kali Suku Dayak Iban datang kesini
sekitar Tahun 1949 dan hanya terdiri dari beberapa orang saja. Namun karena
interaksi sosial dengan masyarakat setempat (Dalam hal ini Dayak Bakati yang
mayoritas berada di wilayah ini, Red) maka terjadilah hubungan kekeluargaan
sampai sekarang. Dan ini tetap berjalan baik sampai sekarang.
“Adat istiadat seperti yang disaksikan pada ritual ini
hendaknya terus dipertahankan dan dilihat nilai positifnya, karena ini
merupakan hasil kreasi buah tangan pendahulu yang kelak bisa sangat bermanfaat
di masa depan,” harap Kepala Bappeda Kabupaten Bengkayang ini, kemarin.
foto bersama
Dari pantauan awak koran ini dilapangan, Ritual adat yang
dilaksanakan di Dusun Pasir Putih Kecamatan Seluas ini diawali dengan
penyambutan tari selamat datang serta pengalungan bunga kepada Wakil Bupati
Bengkayang dan pemberian minuman khas (tuak) yang merupakan ucapan khas selamat
datang menurut suku dayak iban.
Setelah meminum tuak yang disuguhkan, Wakil Bupati
Bengkayang dan rombongan selanjutnya disambut dengan ritual adat pemotongan
hewan (babi dan ayam) sebagai tanda penghormatan kepada tamu yang datang.
Adapun Temenggung Pateh yang dikukuhkan adalah Utandi Anak Inin dan
beberapa pengurus lainnya. (cah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar