Bengkayang Beranda Kalbar merupakan media online yang dimiliki masyarakat Bumi Sebalo yang memberitakan setiap hari yang ada di Kabupaten Bengkayang secara eksklusif dan riil dilapangan.
Minggu, 26 Oktober 2014
Rabu, 15 Oktober 2014
Gidot Letak Batu Pertama SMP N 3 Siding
Bengkayang (Kalbar Times). Hari ini (11/9) Bupati
bengkayang Suryadman Gidot direncanakan melakukan peletakan batu pertama
pembangunan SMP negeri 3 Siding.
Dr. Yan S Sos Msi, Kepala Dinas Pendidikan kabupaten
Bengkayang mengatakan, hari ini (11/9) pihaknya melakukan peletakan batu
pertama pembangunan sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama Negeri Tiga Siding
di Sebujit.
“rencananya Bupati Bengkayang Suryadman Gidot SPd, MPd
akan melakukan peletakan batu pertama di lokasi pembangunan di ibu kota
Kecamatan Siding yakni Sebujit Desa Hli Buei,” beber Yan kepada kalbar Times
ditemui di Sekretariat DPRD Bengkayang belum lama ini.
Ia melanjutkan, pembangunan gedung SMP Negeri Tiga Siding
ini merupakan anggaran dari pemerintah pusat.
Perlu diketahui, Kecamatan Siding merupakan salah satu
kecamatan yang terletak di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia. Saat ini
Kecamatan Siding telah memiliki tiga SMP negeri dan sati SMA negeri.
Peletakan batu
pertama pembangunan unit sekolah baru SMAN 1 Siding di Sungkung Kompleks Bupati
Bengkayang Suryadman Gidot,S.Pd telah dilaksanakan pada hari Senin tanggal 16 September 2013 lalu pada saat dilakukannya kunjungan kerja ke Dusun
Kadok Desa Sungkung II Kecamatan Siding.
Daftar SD negeri di Kecamatan Siding ialah SD N 1 Siding,
SDN 02 Sebujit, SDN 03 Tamong, SDN 04 Sungkung Daun, SDN 05 Tawang Tikam, SDN
06 Lawang, SDN 07 Kapot, SDN 08 Merendeng, SDN 09 Senoleng, SDN 10Medeng, SDN
11 Senebeh, dan SDN 12 tawang Tubung. Sedangkan SMP Negeri ialah SMPN 1 Siding
di Dusun Padang, SMP N 2 di Sungkung.(yopi)
Kurikulum 2013 Rugikan Pelajar
Bengkayang (Kalbar Times). Penerapan Kurikulum 2013 sedikitnya menelan biaya Rp 6 triliun. Namun,
biaya yang besar belum diikuti dengan mulusnya pelaksanaan kurikulum baru itu
di lapangan.
Di sejumlah
daerah, murid tak kunjung menerima buku pelajaran dan masih ada guru yang belum
dilatih.
Iyos Ambo, Kepala Sekolah SMA Borneo bengkayang
mengatakan, hingga saat ini buku kurikulum 2013 sebagai acuan para guru untuk
mengajar anak didiknya masih belum diterima.
“Selama ini para guru hanya menggunakan fotocopy hasil
diklat mereka untuk diajarkan kepada anak murid sebagai panduan mengajar,”
ungkap Iyos kepada Kalbar Times ditemui di KPU Bengkayang, Kamis (11/9).
Ia melanjutkan, pihaknya telah memesan buku berbasis
kurikulum 2013 namun sudah empat bulan ini buku yang di pesan belum sampai ke
pihaknya.
Iyos mengakui, kurikulum 2013 yang telah dikeluarkan oleh
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan menganggu proses belajar dan mengajar anak
didiknya.
“Seharusnya logistik seperti buku yang berbasis kurikulum
2013 segera datang sehingga tidak merepotkan tenaga pendidik dan siswa. Ini
yang rugi ialah siswa akibat kebijakan yang setengah-setengah,” kesalnya.
Saat awak media ini mengutarakan, bahwa guru dapat
mengunduh buku berbasis kurikulum 2013 di website Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
“Kalau sudah siap meluncurkan kurikulum 2013, sudah siap
juga bukunya sehingga tidak membebankan guru dan pelajar. Mana mampu setiap
mata pelajaran di fotocopi diserahkan kepada murid. Sedangkan banyak siswa yang
kurang mampu,” kata Iyos, kemarin.
Iyos yang juga salah satu Komisioner KPU Kabupaten
Bengkayang mengaku, sangat heran sekali dengan Pemerintah Pusat terutama
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan yangterkesan memaksakan kehendak untuk
menyukseskan kurikulum 2013 namun tidak dibarengi dengan logistik atau buku
yang telah dicetak.
Iyos menuturkan, untuk daerah yang ada internet sangat
mudah untuk mengunduh buku kurikulum 2013 via website. Namun bagi kawasan yang
sulit dan jauh dari internet sangat menyulitkan para tenaga pendidik. Apalagi
kabupaten Bengkayang tidak semuanya dapat dijangkau dengan jaringan internet.
Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar
Kasim, di Jakarta, Selasa (9/9), mengemukakan, pengadaan buku Kurikulum 2013
menghabiskan Rp 2 triliun. Dana itu untuk mencetak 245 juta eksemplar buku SD,
SMP, SMA, dan SMK.
Adapun dalam
pemberitaan sebelumnya, Musliar menyebutkan, pemerintah menyiapkan anggaran Rp
4 triliun untuk melatih 1,4 juta guru.
Untuk
pengadaan buku, pemerintah menggunakan cara baru. "Agar tidak ada korupsi
atau pemberian fee, tender pengadaan dan distribusi buku dipilih oleh Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Kemdikbud (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan) fungsinya hanya sebagai koordinator dan
pemantau," kata Musliar.
Dalam
pengadaan dan distribusi buku, LKPP bertugas menerima pesanan cetakan,
mengirim, dan menerima pembayaran buku. Adapun dinas pendidikan bertugas
memastikan sekolah-sekolah di wilayahnya benar-benar memesan dan menerima buku.
Sekolah harus aktif memesan buku dan memastikan penerimaan buku untuk proses
belajar dan mengajar.
"Dibandingkan
dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya, Kurikulum 2013 tergolong biayanya paling
murah selama ini," ucap Musliar.
Label:
bengkayang,
Dewan Pendidikan,
kemendiknas,
kemeninfo,
Kemenkumham,
kementrian,
Kompolnas,
POLRI,
sansak
Sungai Ledo Renggut Anak 4 tahun
Bengkayang (Kalbar
Times). Daerah Aliran Sungai Sambas kembali memakan korban. Kini korban
ialah anak kecil berusia empat tahun di Sungai Ledo yang merupakan salah satu
DAS Sambas.
Ajun Komisaris Besar Polisi Vendra Riviyanto, SH, SIK,
Kepala Kepolisian Resort Bengkayang mengatakan, berdasarkan laporan dari Polisi
Resort Ledo bahwa telah terjadi musibah tenggelamnya salah seorang akan kecil
pada hari Jumat (12/9).
“Tempat Kejadian Perkara di Sungai Ledo telah tenggelam
anak perempuan bernama Uud Bin Sijung Usia empat tahun warga Batu Ajung Desa
dayung Kecamatan Ledo pukul 09:00,” beber Vendra kepada kalbar Times via pesan
singkat, Minggu (14/9).
Ia melanjutkan, Uud dan kakaknya yang bernama Martina
usia 30 tahun saat sedang mandi di
jamban Sungai Sambas Kecil (Sungai Ledo, red).
Tiba-tiba Uud jatuh terpeleset dari jamban. Kemudian
kakaknya berusaha meraih Uud namun tidak dapat diraih. Kemudian Martina meminta
bantuan kepada masyarakat setempat.
Selama dua hari Uud dicari Polisi bersama Basarnas
Pontianak dan masyarakat setempat. Dan akhirnya pada Minggu (14/9) sekita pukul
06:30 WIBA ditemukan Uud dan tidak bernyawa lagi.
Penemuan Uud yang tidak lagi bernyawa kurang lebih 2500
meter dari TKP. Oleh masyarakat setempat. Jenazah Uud kemudian diserahkan
kepada keluarganya untuk dimakamkan.
UUd ( 5 th )
yang hilang tenggelam di Sungai Ledo Dusun Batu Ajung Desa Dayung Kec.
Ledo Kab.Bengkayang yang akhirnya ditemukan pagi hari Minggu (14/9/14)
pada pukul 07.00 WIB di koordinat 01° 00’41.3” N - 109°38’36.1” E (+ 300
M) dari lokasi musibah oleh Tim Rescuer Pos SAR Sintete yang dipimpin
oleh Alfiansyah selaku koordinator Pos SAR Sintete.(yopi)
Label:
kemeninfo,
Kemenkumham,
kementrian,
Kompolnas,
ledo,
presiden RI,
sansak
Mutasikan Guru Malas Mengajar
Bengkayang (Kalbar
Times). Fenomena guru malas masuk mengajar di Kabupaten Bengkayang masih
banyak ditemui dilapangan. Tokoh Perempuan Kabupaten Bengkayang menyarankan
Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkayang mutasikan guru ke daerah asal sesuai
alamat di KTP.
Sarina, SPd, anggota DPRD Kabupaten Bengkayang mengatakan,
saat ini Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkayang sangat peka terhadap
permasalahan yang terjadi di lapangan dan segera menyelesaikan masalah yang
timbul.
"Saya ancungi jempol dengan Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Bengkayang yang mau pro aktif menyelesaikan masalah yang terjadi di
dunia pendidikan di Bumi Sebalo," kata Sarina kepada Kalbar Times ditemui
diruang kerjanya, Senin (15/9).
Ia melanjutkan, terkait pembangunan gedung sekolah yang
tidak layak segera ditindak lanjuti. Sekolah dipenuhi kotoran ayam, segera
dibenahi. Sarina mengaku sangat berterima kasih karena dunia pendidikan saat
ini berangsur-angsur baik.
Terkait banyaknya para tenaga pendidik yang malas masuk
mengajar baik itu di tingkat sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama,
Sarina sangat menguartirkan anak didik yang tidak mendapatkan pelayanan
pendidikan yang memadai.
"Mutasi guru yang malas mengajar, dengan kembalikan
guru tersebut ke daerah asalnya," tegas Sarina.
Ia menjelaskan, selama ini alasan para guru malas masuk
kantor dikarenakan jarak temouh mengajar dari rumah sangat jauh sehingga
membutuhkan dana besar untuk mengajar. Permasalahan tersebut kita ketahui saat
berdialog langsung dengan pengajarnya.
Oleh karena itu, solusi yang kita berikan kepada Dinas
Pendidikan Kabupaten Bengkayang untuk segera mutasikan para guru ke daerah
asalnya sesuai dengan alamat di KTP. Sehingga malasnya masuk mengajar dapat
diminimalisir.
"Apabila sesuai alamat penempatan sudah penuh,
dimutasikan ke sekolah terdekat. Jadi tidak ada alasan lagi guru malas
mengajar.
http://equatorbengkayang.blogspot.com/search/label/BENGKAYANG.html
Label:
bengkayang,
Dewan Pendidikan,
jakarta,
kalimantan,
kemendiknas,
kemeninfo,
kementrian,
pontianak,
presiden RI,
sansak
Tunggu Persetujuan Bupati Bengkayang
Bengkayang (Kalbar
Times). Perjuangan masyarakat lima kecamatan masih belum terhenti untuk
memekarjan diri dari Kabupaten Bengkayang.
Tony Pangeran, anggota DPRD Kabupaten Bengkayang asal Daerah
Pemilihan Bengkayang Tiga mengatakan, setelah dilakukan pertemuan di DPRD
Bengkayang pada 4 September 2014 lalu dan DPRD Bumi Sebalo telah menyetujuinya.
"Dalam waktu dekat akan beraudiensi dengan Bupati
Bengkayang dan menunggu persetujuan dari Kepala Daerah Bumi Sebalo," kata Toni
Pangeran ditemui di ruang kerjanya, Senin (15/9).
Ia melanjutkan, beberapa waktu lalu tim pembentukan
Kabupaten Bukit Raya Kepulauan telah menggelar pertemuan dengan masyarakat di
Sungai Duri.
Tony menuturkan, intinya masyarakat yang berada di lima kecamatan
yakni Sungai Raya, Sungai Raya Kepulauan, Samalantan, Capkala dan Monterado
mendukung pemekaran Kabupaten Bengkayang.
"Perjuangan pembentukan Kabupaten Bukit Raya Kepulauan
masih berlangsung, dan semangat teman-teman masih kuat merealisasikan aspirasi
masyarakat untuk memekarkan diri dari Bumi Sebalo," tandasnya. (yopi)
Label:
bengkayang,
borneo,
bupati bengkayang,
helmy faishal,
jakarta,
kalimantan,
kemeninfo,
Kemenkumham,
kementrian,
POLRI,
PPLB
Langganan:
Postingan (Atom)