BENGKAYANG. Cuaca yang tidak menentu membuat tiga Kecamatan yang ada di kabupaten Bengkayang terendam banjir.
Kapolres Bengkayang, AKBP Veris Septiansyah mengatakan, hari ini (Kemarin, Red) ia bersama jajarannya memantau banjir di dua kecamatan yang ada di Bumi Sebalo yakni Ledo dan Seluas.
“Saat ini kami masih belum mengetahui seberapa banyak kerugian yang ditimbulkan akibat banjir di Pasar Seluas, karena hujan turun dengan deras sekarang,” terang Veris kepada Equator via telepon seluler, Selasa (11/1).
Kapolsek Ledo, Iptu Asep Mustopa Kamil menerangkan, banjir diwilayah kerjanya sudah berlangsung tiga hari ini sejak Minggu (9/1) lalu. Tetapi Senin (10/1) air sudah naik ke jalan raya Sanggau Ledo.
“Sebanyak tiga titik banjir yang parah di Kecamatan Ledo yakni di Dusun Steher, Tanjung dan Keruing, ketiganya merupakan wilayah Desa Lesabela,'rinci Asep ditemui diruang kerjanya, kemarin.
Asep menjelaskan, sebanyak 373 kepala keluarga rumahnya yang terendam banjir di Kecamatan Ledo. Ia mengakui belum mengetahui berpa jumlah kerugian yang timbul akibat banjir tersebut. Asep bersyukur dikarenakan dlam banjir kali ini tidak ada menimbulkan korban jiwa.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Asep menyebutkan, bahwa pihanya dan Camat Ledo telah memberikan himbauan kepada masyarakat untuk mengungsi di kantor UDKP Kecamatan Ledo.
“Kami telah menyiapkan tempat pengungsian di UDKP dan sampai saat ini belum ada warga yang mengungsi ditempat yang telah disiapkan. Mereka masih bertahan dikediaman masing-masing, hanya dua kepala keluarga yang mengungsi di Masjid yang berada di Pasar Ledo,” beber Asep.
Asep melanjutkan, alasan warga tidak mau mengungsi di UDKP dikarenakan ada masyarakat yang mengungsi di rumah tetangga dan keluarga. Walaupun rumah mereka terkena banjir, mereka tidur di loteng atau di lantai dua.
Asep merincikan, ketinggian banjir yang berada di Steher mencapai tiga meter, di Tanjung setinggi tiga meter bahkan telah mencapai as jalan dengan tinggi kurang lebih setengah meter. Sedangkan di Keruing pas lantai warga dan merupoakan daerah yang terisolir karena wilayah tersebut curam dikiri kanannya bukit.
Selain memberikan himbauan kepada warga sekitar, pihaknya juga berjaga di as jalan yang tergenang banjir dengan memberikan tanda dnegan tali rapia supaya pengguna jalan tidfak terperosok dan terlalu kepinggir.
Asep menegaskan, pihaknya akan siap 24 jam untuk memantau banjir yang ada di wilayah kerjanya. Walaupun jumlah personil yang ada hanya 13 orang yang jauh dari jumlah ideal suatu Polsek.
“Sudah tiga kali ini banjir di Ibu Kota Kecamatan Ledo, yakni Desember 2011 lalu dua kali dan yang sekarang. Banjir paling parah 29-30 Desember 2011, lalu lintas terputus dari Sanggau ledo menuju Bengkayang,” kata Asep.
Maryadi, anggota DPRD Bengkayang saat ditemui dikediamannya di Pasar Ledo menyebutkan, tidal dapat berbicara banyak dengan banjir yang terjadi di ibu kota Kecamatan Ledo. Bagi warga Ledo dengan kedatangan banjir sudah hal yang biasa.
“Bukan hanya Ledo dan Seluas saja banjir, Dusun MomongDesa Danti Kecamatan Sanggau Ledo juga banjir. Saya mendapat laporan dari Kadesnya tadi melalui telepon seluler,” ucap Ketua DPC PAN Bengkayang ini, kemarin.
Salah satu warga Dusun Tanjung Desa Lesabela Kecamatan Ledo yang tidak mau disebutkan namanya mengungkapkan, sudah tiga hari ini banjir datang, namun tidak begitu parah dibandingkan pada 29-30 desember 2011 lalu.
"Badan jalan tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda dua dan harus pakai tambang baru bias melintas. Sedangkan kendaraan roda empat bisa melintas dengan dipaksa,” aku bapak berambut ikal dan berkulitsawo matang ioni ditemui di Dusun Tanjung.
Ia menyebutkan, dikarenakan banjir, sudah beberapa hari ini tidak dapat noreh getah dan tidak miliki uang. Pakaiannya sekeluarga basah semua dan mengungsi di rumah tetangga yang tidak terkena banjir.
Ia mengakui letak rumahnya di pinggiran DAS Ledo dan kini rumahnya sudah terendam banjir sampai ke bumbung rumah. Apabila banjir semakin naik, untuk mencari uang ia menawarkan tambang bagi kendaraan yang melintas. (cah)
Kapolres Bengkayang, AKBP Veris Septiansyah mengatakan, hari ini (Kemarin, Red) ia bersama jajarannya memantau banjir di dua kecamatan yang ada di Bumi Sebalo yakni Ledo dan Seluas.
“Saat ini kami masih belum mengetahui seberapa banyak kerugian yang ditimbulkan akibat banjir di Pasar Seluas, karena hujan turun dengan deras sekarang,” terang Veris kepada Equator via telepon seluler, Selasa (11/1).
Kapolsek Ledo, Iptu Asep Mustopa Kamil menerangkan, banjir diwilayah kerjanya sudah berlangsung tiga hari ini sejak Minggu (9/1) lalu. Tetapi Senin (10/1) air sudah naik ke jalan raya Sanggau Ledo.
“Sebanyak tiga titik banjir yang parah di Kecamatan Ledo yakni di Dusun Steher, Tanjung dan Keruing, ketiganya merupakan wilayah Desa Lesabela,'rinci Asep ditemui diruang kerjanya, kemarin.
Asep menjelaskan, sebanyak 373 kepala keluarga rumahnya yang terendam banjir di Kecamatan Ledo. Ia mengakui belum mengetahui berpa jumlah kerugian yang timbul akibat banjir tersebut. Asep bersyukur dikarenakan dlam banjir kali ini tidak ada menimbulkan korban jiwa.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Asep menyebutkan, bahwa pihanya dan Camat Ledo telah memberikan himbauan kepada masyarakat untuk mengungsi di kantor UDKP Kecamatan Ledo.
“Kami telah menyiapkan tempat pengungsian di UDKP dan sampai saat ini belum ada warga yang mengungsi ditempat yang telah disiapkan. Mereka masih bertahan dikediaman masing-masing, hanya dua kepala keluarga yang mengungsi di Masjid yang berada di Pasar Ledo,” beber Asep.
Asep melanjutkan, alasan warga tidak mau mengungsi di UDKP dikarenakan ada masyarakat yang mengungsi di rumah tetangga dan keluarga. Walaupun rumah mereka terkena banjir, mereka tidur di loteng atau di lantai dua.
Asep merincikan, ketinggian banjir yang berada di Steher mencapai tiga meter, di Tanjung setinggi tiga meter bahkan telah mencapai as jalan dengan tinggi kurang lebih setengah meter. Sedangkan di Keruing pas lantai warga dan merupoakan daerah yang terisolir karena wilayah tersebut curam dikiri kanannya bukit.
Selain memberikan himbauan kepada warga sekitar, pihaknya juga berjaga di as jalan yang tergenang banjir dengan memberikan tanda dnegan tali rapia supaya pengguna jalan tidfak terperosok dan terlalu kepinggir.
Asep menegaskan, pihaknya akan siap 24 jam untuk memantau banjir yang ada di wilayah kerjanya. Walaupun jumlah personil yang ada hanya 13 orang yang jauh dari jumlah ideal suatu Polsek.
“Sudah tiga kali ini banjir di Ibu Kota Kecamatan Ledo, yakni Desember 2011 lalu dua kali dan yang sekarang. Banjir paling parah 29-30 Desember 2011, lalu lintas terputus dari Sanggau ledo menuju Bengkayang,” kata Asep.
Maryadi, anggota DPRD Bengkayang saat ditemui dikediamannya di Pasar Ledo menyebutkan, tidal dapat berbicara banyak dengan banjir yang terjadi di ibu kota Kecamatan Ledo. Bagi warga Ledo dengan kedatangan banjir sudah hal yang biasa.
“Bukan hanya Ledo dan Seluas saja banjir, Dusun MomongDesa Danti Kecamatan Sanggau Ledo juga banjir. Saya mendapat laporan dari Kadesnya tadi melalui telepon seluler,” ucap Ketua DPC PAN Bengkayang ini, kemarin.
Salah satu warga Dusun Tanjung Desa Lesabela Kecamatan Ledo yang tidak mau disebutkan namanya mengungkapkan, sudah tiga hari ini banjir datang, namun tidak begitu parah dibandingkan pada 29-30 desember 2011 lalu.
"Badan jalan tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda dua dan harus pakai tambang baru bias melintas. Sedangkan kendaraan roda empat bisa melintas dengan dipaksa,” aku bapak berambut ikal dan berkulitsawo matang ioni ditemui di Dusun Tanjung.
Ia menyebutkan, dikarenakan banjir, sudah beberapa hari ini tidak dapat noreh getah dan tidak miliki uang. Pakaiannya sekeluarga basah semua dan mengungsi di rumah tetangga yang tidak terkena banjir.
Ia mengakui letak rumahnya di pinggiran DAS Ledo dan kini rumahnya sudah terendam banjir sampai ke bumbung rumah. Apabila banjir semakin naik, untuk mencari uang ia menawarkan tambang bagi kendaraan yang melintas. (cah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar