suasana sosialisasi yang dimotori oleh USAID
Bengkayang. Program
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sedang dijalankan di Kabupaten Bengkayang
selama tahun 2012. Sebanyak dua puluh sekolah dengan perincian enam belas
Sekolah Dasar (SD) dan empat Sekolah Menegah Pertama (SMP). Sekolah sekolah itu
berasal dari empat kecamatan di Kabupaten Bengkayang. Yakni Kecamatan
Bengkayang, Kecamatan Teriak, Kecamatan Lumar dan Kecamatan Sungai Betung.
Bupati
Bengkayang melalui staf ahlinya, M Idris, mengatakan sangat menyambut baik
program MBS yang sedang dijalankan pihak USAID dengan melibatkan beberapa unsur
lainnya. MBS tersebut diharapakan bisa membawa perubahan merubah cara
pengelolalaan sekolah yang semulanya tidak baik menjadi baik.
"Dengan
MBS ini, kita harapkan nantinya, dua puluh sekolah tersebut bisa menjadi pioner
dan contoh bagi sekolah sekolah lain. sekolah sekolah yang mengikuti program
MBS bisa lebih berkualitas,' jelas Idris saat membuka Semiloka yang dimulai
sekitar pukul 09.00.
Achmad
Sobari, Kepala Bidang Pendidikan Dasar pada Dinas Pendidikan Kabupaten
Bengkayang saat memeberikan materi mengatakan, program MBS itu harus dikelolah
dengan tiga prinsip penting yang meliputi partisipasi, transparansi dan
akuntable. Tiga prinsip ini harus menjadi komitmen bersama agara MBS itu tetap
berjalan.
"Partisipasi
itu dengan melibat para guru dan komite sekolah atau stakehonders lainnya dalam
memanajemen sekolah. Bila semua stake holders disekolah itu tidak terllibat,
maka prinsip partispasi itu dikatakan tidak berjalan. Bila partisipasi tidak
berjalan, bagamanan transparansi dan akuntable dilakukan dengan baik,"
kata Sobari.
Transparansi
atau keterbukaan memegang peranan penting membangun kuliatas sekolah yang baik.
Kepala sekolah harus transparan dan terbuka denga para guru dan komite sekolah.
Semuanya harus bekerjasama, saling mendukung, hingga prinsip akuntable tercapai.
"Bila
transparasi terbuka, maka akuntabilitas bisa tercapai dan kepercayaan
masyarakat akan tumbuh. Dan 20
sekolah yang ikut MBS ini bisa menerapkan tiga hal ini,” harap Sobari.
Moch
Solekhan, dari Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Jawa
Timur, yang bertindak sebagai pemateri kedua sangat mendukung dan menyetujui
tiga prinsip pengelolaah sekolah yang disebutkan pemateri sebelumnya.
secara
mendalam, Solekhan menjelaskan, MBS itu sendiri secara umum bertujuan untuk
meningkatkan kwalitas tata kelola sekolah dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan dasar.
""Khusunya
meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan dalam pengembangan MBS secara
partisipatif, transparan dan akuntable,” katanya.
Kemudian
meningkatkan kapasitas pemangku kepentingan sekolah dalam perencanaan,
penganggaran dan pelaporan secara partispatif, transparan dan akuntable.
Meningkatkan kapasitas sekolah dalam pelaksanaan tata kelola program di
sekolah, dan meningkatkan pola kemitraan komunitas melalui public swasta,
kontribusi materi dan non materi.
Pembahasan
MBS dalam semiloka itu terus berjalan. Bukan hanya informasi dari pembicara,
informasi informasi dari peserta juga diperlukan dengan disedikannya waktu
tanya jawab.
Untuk
pengembangan MBS tersebut, dilakukanlah semiloka sehari yang dilaksanakan LPKP
Jawa Timur bekerjasama dengan LSM Mitra atas dukungan Kinerja-USAID. Semiloka
itu dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang sama tentang manajemen berbasis
sekolah kepada seluruh stakeholders sekolah termasuk dua puluh sekolah yang
akan dibina.
Daroi
pantauan awak koran ini, semiloka yang dilaksanakan di Aula III Lantai Lima
Kantor Satu Atap Bupati Bengkayang itu berlangsung selama satu hari, Jumat
(20/1) dengan melibatkan kurang lebih empat puluh peserta dan para pemateri
baik yang dari dalam Kabupaten Bengkayang atapun dari luar.
(cah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar