Bengkayang
Beranda Kalbar-Siding. Setiap
tanggal 15 Juni, warga Dusun Sebujit Desa Hli Buei Kecamatan Siding Kabupaten
Bengkayang Kalimantan Barat merayakan
Gawai Nyobeng. Tahun ini berbeda
dengan tahun sebelumnya, dimana warga Gumbang Bau Serawak Malaysia Timur
bertandang ke Sebujit untuk memenuhi undangan menghadiri Gawai Nyobeng.
|
Turis Asal Kanada menari bersama dan membaur dengan masyarakat ADat Dayak Bidayuh saat Nyobeng 2012 |
Atal, Tokoh adat Dayak
Bidayuh Gumbang Bau Serawak Malaysia
menceritakan, ia bersama rombongan dari Gumbang selama delapan jam berjalan kaki menuju Dusun Sebujit. Walau lelah, sakit, panas dan capekpantang
menyerah datang memenuhi undangan Gawai Nyobeng.
"Mari kita jaga
silahturami yang ada, kita tetap bersaudara. Tahun mendatang akan kami jemput
warga Sebujit untuk datang ke
Gumbang. Pihak penduduk Gumbang ribuan terima kasih atas sambutan yang sangat
baik. Makan tak mampu lagi, minum pun puas. Kami minta maaf atas tingkah laku
yang tidak baik,” aku Atal.
Dokter Patau Rubis, Tetua Dayak Bidayuh Gumbang
Bau Serawak Malaysia saat ditemui di rumah Kepala Adat Dayak Bidayuh Sebujit
sangat antusias mengunjungi kerabatnya di Sebujit. Ia menceritakan, Dayak
Bidayuh Sebujit dan Gumbang masih satu garis keturunan.
“Kami rombongan dari Gumbang sebanyak 38 orang.
Kemarin saya berjalan kaki dari Gumbang ke sini, saat baru datang di Siding,
kaki saya keram dan meminta bantuan warga Siding untuk mengantar saya ke sini
mengendarai kendaraan roda dua,” ulas Patau.
Patau membeberkan, dalam hal bantuan dana juga
telah disalurkan oleh pemerintah Malaysia kepada masyarakat Gumbang yang
berangkat menuju Sebujit untuk membantu panitia di Sebujit merayakan Gawai
Nyobeng. Silih berganti mengunjungi daerah walaupun berbeda negara telah lama
dilakukan oleh kedua belah pihak baik itu masyarakat Sebujit maupun Gumbang.
Untuk tahun ganjil, kampung Gumbang Bau Serawak Malaysia sebagai tuan rumah,
sedangkan tahun genap giliran kampung Sebujit menjadi tuan rumah.
Hal ini
dilakukan sejak dahulu kala oleh nenek moyang mereka untuk tetap menyambung
tali silahturami ke dua kampung yang satu suku dayak Bidayuh tetapi berbeda
negara.
|
Asisten III Setda Bengkayang dan Kabid Pariwisata Provinsi Kalbar bersiap memotong anak ayam dan anjing |
Bukan hanya dari Malaysia saja yang datang ke
Dusun Sebujit untuk menghadiri Gawai Nyobeng, tetapi ada turis manca negara
dari Kanada, dan Taiwan. Mereka datang ke Sebujit melalui Kampung Gumbang Bau
Serawak Malaysia.
Pinus Samsudin, Asisten Tiga
Sekretaris Daerah Kabupaten
Bengkayang mengajak masyarakat
Kecamatan Siding untuk menjaga dan melestrikan adat dan budaya yang ada. Hal ini harus dilakukan dengan
mengedepankan adat dan budaya demi pembangunan di bidang kebudayaan dan pariwisata.
“Gawai Nyobeng di Sebujit bukan hanya sebagai
kalender tetap Pemda Bengkayang saja, tetapi juga kalender tetap Pemerintah
Propinsi Kalimantan Barat. Oleh karena itu, dengan telah ditetapkannya sebagai
kalender tetap dapat meningkatkan ekonomi dan
kreativitas seniman serta
seniwati Dusun Sebujit,” ucap Pinus.
Acara Gawai Nyobeng di Dusun Sebujit yang ada di wilayah perbatasan, mampu membangun diri di segala
bidang.
Haritus, anggota DPRD Kalbar
menerangkan, dirinya menyempatkan
diri ke Sebujit sebagai bentuk
mencintai adat dan budaya dayak khususnya Dayak Bidayuh.
“Kalau bukan sejak dini kita melestarikan
adat dan budaya dayak Bidayuh. Anak
cucu kita kelak tidak mengenal adat dan budaya. Hal itu yang harus kita
hindari,” kata Legislator PDI Perjuangan ini.
|
Tetua Adat Dayak Bidayuh melakukan ritual sambut tamu undangan |
Yosua Sugara, Ketua DPC
Partai Demokrat Kabupaten Bengkayang mengungkapkan, sebelum Bengkayang menjadi kabupaten dan masih bergabung dengan Kabupaten
Sambas dirinya sering datang
ke Sebujit.
“Pemerintah baik itu kabupaten, propinsi dan pusat
harus membuat jalan ke Sebujit. Hal ini demi menghidupkan pariwisata yang ada
di sini dan membuka akses jalan darat supaya terbebas dari keterisoliran
masyarakat setempat yang hidup di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia,” saran
Yosua.
Senada yang di utarakan Johanes A Dopong, Ketua
DPD Partai Nasdem Kabupaten Bengkayang. Ia menitik beratkan kepada jalan darat
dari Dusun Merendeng Desa Siding menuju Dusun Sebujit Desa Hli Buei yang hingga
saat ini masih memprihatinkan.
|
Gunawan dapat kado manis dari warga Malaysia |
“Dari Jagoi Take sampai Dusun Merendeng sudah
lumayan, tinggal pengerasan walaupun jembatan masih belum di bangun,” aku
Dopong yang juga Ketua Harian KONI Bengkayang ini.
Dopong meneruskan, dengan bagusnya jalan darat,
otomatis tingkat kesejahteraan masyarakat sekitar meningkat. Hasil pertanian
dan hutan yang telah dikelola oleh masyarakat Kecamatan Siding dapat di jual ke
luar daerah. Selama ini warga terbatas untuk menjual hasil bumi dikarenakan
jalan darat masih belum dapat di lalui oleh kendaraan roda empat. Padahal
sumber daya alam yang kaya akan flora dan fauna, tanahnya juga subur.
|
Para tamu undangan menyandap makanan di rumah Tetua Adat Dayak Bidayuh Sebujit |
Deki Suprapto Ketua Adat Dayak Bidayuh mengungkapkan,
tanpa ada kerjasama semua pihak,
kegiatan ini tidak akan sukses. Ia mengisahkan, 1997 lalu rumah adat baluk
dibuat secara bergotong royong oleh warga Sebujit.
"Rumah adat baluk ini salah satu yang masih ada di Kabupaten Bengkayang, rumah adat baluk yang lama masih ada di kampung Sebujit lama yang waktu tempuhnya kurang lebih tiga jam
dari sini. Sedangkan di Malaysia hanya ada di Gumbang
Bau Serawak Malaysia. Dan Rumah Adat Baluk juga ada di Taman
Mini Indonesia Indah,” beber Deki. (cah)