Bengkayang. Pemakaian kontrasepsi terus meningkat dan total
fertility rate mengalami penurunan. Namun kondisi tahun berikutnya terutama
setelah 2006, pelaksanaan program KB mengalami stagnasi dan hal ini terjadi
merata di seluruh propinsi yang ada di Indonesia. Kabupaten Bengkayang hingga
sat ini tidak memiliki PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana, Red) sehingga
menjadi salah satu kendala menyukseskan program KB Kesehatan di Bumi Sebalo.
Supriadi, Staf Ahli Bupati Bengkayang Bidang Pembangunan
saat membacakan kata sambutan Bupati Bengkayang dalam acara Pembukaan Rapat Koordinasi Kependudukan
Keluarga Berencana, Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan dan Fasilitasi Penerapan
Program Kerja PKK mengatakan, program KB Indonesia pernah diakui internasional
pada tahun 1970-1990.
“Keadaan ini
mengharuskan pemerintah untuk melakukan analisa. Guna mengetahui kondisi saat
ini dan untuk merumuskan kebijakan dan strategi yang harus di ambil untuk
mempercepat peningkatan pencapaian program keluarga berencana di Indonesia,”
ungkap Supriadi Mantan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Bengkayang ditemui di Lantai V Aula II Satu Atap Bengkayang (26/6).
Ia meneruskan, banyak upaya pemerintah dalam rangka
menyukseskan serta menggalakan kembali program KB dalam rangka menekan lajunya
arus pertumbuhan penduduk dengan mengedepankan kegiatan secara terpadu seperti
kegiatan kesatuan gerak PKK KB Kesehatan, bhakti sosial KB Kesehatan
Bhayangkara, dan Pertasi Kencana.
“Kabupaten Bengkayang saat ini tidak memiliki petugas khusus
seperti petugas lapangan keluarga berencana (PLKB, Red) di desa dan kecamatan,”
beber Supriadi, kmearin.
Ia melanjutkan, untuk keberhasilan pelaksanaan program KB di
Kabupaten Bengkayang, dapat mengoptomalkan petugas yang ada seperti pelaksana
bidang KB, bidan, puskesmas, puskesdes, koordinator KB kecamatan, babainsa,
kader dan institusi masyarakat yang ada.
Selain itu, untuk mencapai tujuan harus bnayak melakukan
promosi-promosi KB. Baik berupa pemasangan baliho, poster, pemutaran film, KIE,
konseling dan penyuluhan KB. di 122 desa dan 2 kelurahan yang ada di Kabupaten
Bengkayang.
Dengan adanya rapat koordinasi ini, evalausi kegiatan
program KB 2011 dapat diketahui sehingga mengetahui dimana kegagalan dan titik
keberhasilan. Sehingga dalam melaksanakan kegiatan dapat dijadikan bahan acuan
dan dijabarkan sasarannya sesuai dnegan pemenuhan kebutuhan masyarakat
Kabupaten Bengkayang.
Femi Oktaviani, Ketua PKK Kabupaten Bengkayang mengaku,
memiliki beban berat di pundak. Hal ini bukan tanpa alasan, dikarenakan
kegiatan KB Kesehatan di Bumi Sebalo masih banyak kekurangan dan belum teratur
kegiatannya.
“Apabila saya semangat 45 tetapi ibu ibu di kecamatan tidak,
ya percuma saja. Administrasi harus dibetulkan, kok data kelompok kerja tidak
di isi, data di kecamatan jangan sampai tidak ada, plang yang telah diberikan
banyak yang tidak dipasang. Hal kecil saja terlupakan apalagi hal yang
besar,”keluh istri Bupati Bengkayang periode 2010-2015 ini, kemarin.
Istri Suryadman Gidot ini mengungkapkan, selama 13 tahun
Kabupaten Bengkayang berdiri PPK berjalan dengan lamban. Oleh karena itu, sejak
dini mulai berbenah. Laporan 2012 harus lebih baik dari tahun sebelumnya. (cah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar