|
Surianus Sirit |
Bengkayang (Kalbar
Times). Sungguh tragis dan memilukan sekali dengan pengalaman seorang artis
lokal Kabupaten Bengkayang. Ia harus ditangkap oleh Polis Di Raja Malaysia dan
di geledah barang bawaannya.
Surianus Sirit, salah satu Vokalis Dendang Dayak Bakati asal
Kecamatan Seluas mengaku, banyak suka dan duka apabila dirinya menceritakan
pengalaman dirinya dalam dunia tarik suara khususnya lagu Dayak Bakati.
"Saya pernah ditangkap oleh Polisi Di Raja Malaysia
saat menjual VCD ke Serikin Malaysia dan Kucing Serawak Malaysia," cerita
Sirit kepada Kalbar Times ditemui di SMP Negeri 5 Seluas, Jumat (21/11/2014).
Ia menceritakan, pada tahun 2008 lalu dirinya menerbitkan
album perdana Khusus Bahasa Dayak Bakati.
Dalam menjual album perdananya, Sirit memasarkan di Kota
Singkawang, Sambas, Bengkayang, Mempawah, Pontianak, Landak, Sanggau Kapuas,
Sintang, Kapuas Hulu, dan Ketapang dengan cara menitipkan dengan pedgang VCD.
Sirit menuturkan, setelah kabupaten se Kalbar dirambahnya,
ia kemudian mencoba keberuntungan dengan membawa sebanyak 400 keping VCD
albumnya untuk di jual ke Malaysia dengan membawa sendiri VCD tersebut.
"Saya masuk lewat PLB Jagoi Babang, disana Polisi Di
Raja Malaysia tidak menangkap saya karena membawa barang masuk sampai ke Kucing
Serawak Malaysia," kisah Sirit.
Ia mengutarakan, di Kucing Serawak Malaysia ada suku Dayak
Bakati yang kehidupannya sama dengan di Kecamatan Seluas. Mereka juga hidup
susah disana, pendidikan paling banyak tamatan SMP dan bekerja sebagai sopir.
Saat menjual VCD album Sirit disana, hanya sedikit saja yang
laku dijual. Ia sangat maklum sekali melihat situasi dan kondisi mereka dalam
kehidupan sehari-hari, perekonomian mereka juga susah seperti di Kabupaten Bengkayang.
Setelah beberapa hari di Malaysia dan VCD masih banyak yang
belum laku terjual, Sirit pulang melalui jalan tikus yang dapat tembus ke
Perusahaan Duta Palma Nusantara Group Milik Surya Darmadi yakni PT Ledo Lestari
Tiga tepatnya di Divisi 39.
"Sebelum sampai ke PT Ledo Lestari dan masih di jalan
setapak, saya ditahan Polisi Di Raja Malaysia dan mereka menggeledah apa yang
saya bawa," ceritanya.
Sirit kemudian membuka tas yang ia bawa, dan Polisi Di Raja
Malaysia membongkar VCD yang isinya Album Dayak Bakati. setelah itu, dirinya
merapikan kembali walau lelah setelah Oknum Polisi Di Raja Malaysia
mengacak-acak isi tasnya.
Karena pihak Polis Di Raja Malaysia mengira ia membawa VCD
bajakan. Oknum Polisi Di Raja Malaysia mengambil delapan keping VCD Albumnya.
Ia mengakui, sangat sedih sekali apabila mengingat kisah
tersebut. Kepedihan dan perjuangan belum berhenti sampai disitu, Setelah
memasuki kawasan Indonesia yakni di perbatasan Indonesia-Malaysia tepatnya di
PT Ledo Lestari, dirinya sempat tersesat sehingga harus memutar-mutar sesuai
dengan instingnya karena tak seorang pun yang lalu lalang saat dirinya
melintas.
Akhirnya Sirit ketemu dengan seseorang di kebun sawit dan
minta jasa ojek ke simpang Kampung Paling yang tidak jauh dari Tower TVRI
Sanggau Ledo. Namun celakanya, motor kehabisan bensin pada kendaraan roda dua
Tersebut. Sirit hanya membayar seebsar Rp 50 ribu rupiah kepada tukang ojek dan
satu keping VCD Albumnya.
Sesampainya di simpang Paling Kecamatan Seluas, Sirit harus
berjuang dan binggung mau sampai dirumah. Akhirnya ia ketemu dengan sopir Dam
Truk bernama Daniel yang bekerja di CV Ceria Prima.
Ia pun mengisahkan perjalanannya menjual VCD album
perdananya di Malaysia kepada Daniel sambil meneteskan air mata. Perjuangan
yang ia lakukan untuk kembali ke rumah akhirnya sampai juga.
"Itu lah salah satu pengalaman hidup saya waktu itu.
Sudah banyak saya mengarang lagu, namun berhubung tidak ada sponsor, saya harus
beralih profesi sebagai guru honor walaupun sebulan mendapatkan imbalan sebesar
Rp 150 ribu," ungkapnya.
Sirit mengakui, dirinya tidak henti-hentinya mengarang lagu
khusus bahasa Dayak Bakati. Ia sangat iri dengan Lagu bahasa Dayak lainnya yang
mudah mempromosikan album dibandingkan dirinya yang harus banting tulang dan
bertungkus lumus.
Sirit membandingkan, Pemda Bengkayang rela menggelontorkan
ratusan juta rupiah untuk mendatangkan artis ibu kota Indonesia dibandingkan
memberdayakan artis lokal seperti dirinya.
"Saya berharap Pemda Bengkayang terutama Dinas
Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bengkayang dapat memperhatikan
seniman potensial yang ada salah satunya saya," tandasnya. (yopi)