Selasa, 19 Juli 2011

Aki Rusak, PLTS Alat Pajangan





Bengkayang. sudah 65 tahun Indoensia merdeka, tetapi masih ada wilayah yang masih tertinggal dan terisolir baik dari telekomunikasi, listrik dan sebagainya. Sama halnya seperti Sebujit, kampung yang sudah tershor namanya sampai diseluruh penjuru tanah air dengan rumah adat baluknya dan Gawe Nyobeng. PLTS sebagai alat penearangan hanya sebagai pajangan karena aki sebagai penampungnya sudah rusak.
Krismas, Warga Sebujit Desa Hlibuei Kecamatan Siding mengatakan, untuk penerangan dimalam hari, warga rata-rata menggunakan mesin genset. Di sini tidak ada listrik dari PLN, padahal kami sangat membutuhkan listrik pada malam hari maupun siang.
“Penerangan pada malam hari hanya sampai jal 10 malam saja, selebihnya dimatikan. Apabila ada keramaian seperti Gawe Nyobeng ini, kami menghidupkan genset sampai subuh,” terang Krismas kepada koran ini dikediamannya, belum lama ini.
Krismas mengungkapkan, beginilah suasana Sebujit pada malam harinya yang gaduh dengan suara genset. Bukan hanya di kota saja yang memanfaatkan tenaga listrik untuk mendatang air ke rumah, memasak, dan kebutuhan hidup lainnya.
 Tetapi kami disini juga sangat membutuhkannya terutama listrik dari PLN untuk menghemat pengeluaran kami membeli BBM. Namun Krismas tidak menyebutkan secara rinci berapa BBM baik bensin maupun solar yang dibutuhkan dalam beberapa jam.
Rujito, Warga Sebujit juga menambahkan, untuk mendapatkan penerangan pada malam hari, mereka mendapat bantuan peningkatan infrastruktur listrik PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) SHS 50 WP dari Kementrian Negara Pembangunan Daerah Tetinggal pada tahun 2008 lalu.
“Bukan hanya saya saja yang tidak lagi menggunakan PLTS ini, tetapi warga disini sudah banyak tidak memanfaatkannnya berhubung  aki sudah tiga tahun, dan waktu itu pemborongnya sempat mengatakan aki mampu bertahan sampai tiga tahun, selebihnya harus beli aki baru,” beber Rujito kepada Equator ditemui dikediamannya, belum lama ini.
Rujito menjelaskan, perusahaan yang mengerjakan proyek PLTS di kampungnya ialah PT Mitra Muda Berdikari Indonesia yang beralamatkan di komplek Bumi Bekasi Baru Utara di Jalan Borobudur Blok IV No 5 Bekasi.
Saat awak Koran ini menanyakan, kenapa tidak lagi membeli aki baru dibandingkan menggunakan genset yang sulit untuk membeli BBM seperti Solar dan Bensin, apalagi sekarang pemerintah melarang warga membeli BBM menggunakan jeriken.
“PLTS yang ada ini memiliki kekurangan, apabila musim penghujan, maka malam harinya gelap gulita. PLTS ini dapat digunakan jika penyinaran matahari cukup. Makanya saya tidak mau membelikan aki dan menggunakannya genset walaupun susah mendapatkan BBM tetapi dapat diiritkan,” ungkapnya.(cah)

Masyarakat Sebujit Jangan Lupakan Adat Istiadat





Bengkayang. Perayaan Gawai Nyobeng 2011 berlangsung sederhana tetapimeriah. Walaupun tamu dan para  undangan tidak seramai tahun lalu tetapi upacara adat berlangsung hikmat dan sukses. Nimitch selaku Kapolres Bengkayang berpesan kepada warga Sebujit untuk tidak melupakan adat istiadat yang merupakan warisan dari nenek moyang.
Kapolres Bengkayang, AKBP Mosyan Nimitch SIK mengungkapkan, dirinya sudah dua tahun berturut-turut sejak 2010 lalu datang ke kampung Sebujit untuk merayakan gawai Nyobeng. Walaupun akses menuju Sebujit harus menaiki perahu dan berjalan kaki dengan menyisiri sungai baru sampai di tempat tujuan.
“Dengan diadakan gawai Nyobeng ini, masyarakat Sebujit tidak melupakan adat istiadat yang merupakan warisan dari nenek moyang. Karena adat dan budaya adalah cerminan jati diri kita,” terang Nimitch ditemui di Rumah Adat Balug Sebujit saat perayaan Nyobeng, belum lama ini.
Anggota DPRD Bengkayang , Gunawan mengatakan, Gawai Nyobeng merupakan sebuah ritual memandikan atau membersihkan tengkorak manusia hasil mengayau oleh nenek moyang suku Dayak Bidayuh khususnya di Sebujit Desa Hlibuei Kecamatan Siding.
“Sekarang tradisi mengayau sudah tak dilakukan lagi. Upacara mencucikan tengkorak yang tersimpan dalam rumah adat. Sesuai aturan yang dipercaya secara turun temurun,” terang Legislator Partai Demokrat asal Sebujit ini ditemui dirumah orang tuanya, belum lama ini.
Gunawan menjelaskan, acara ini dilakukan setiap tahunnya dari tanggal 15 hingga 17 Juni. Kegiatan utamanya yakni, memandikan tengkorak. Dimulai menyambut tamu di batas desa. Awalnya, ini dilakukan untuk menyambut anggota kelompok yang datang dari mengayau. Penyambut, mengenakan selempang kain merah dengan hiasan manik-manik dari gigi binatang.
“Tahun depan, tepatnya 15-17 Juni 2012 di Sebujit menjadi tuan rumah Gawai Nyobeng dan akan dilakukan besar-besaran. Karena tahun ini (2011, Red) dilakukan di Malaysia. Dari Sebujit mengirimkan 14 orang ke sana dengan berjalan kaki,” beber Gunawan.
Dari pantauan awak koran ini dilapangan, ketika para tamu undangan hendak memasuki batas desa. Sumpit juga diacungkan bersamaan. Letupan dari senapan lantak tersebut, juga berguna memanggil ruh leluhur sekaligus minta izin bagi pelaksanaan ritual Nyobeng.
Kemudian, tetua adat melempar anjing ke udara. Dengan mandau, pihak ketua tamu rombongan harus menebasnya. Jika masih hidup, harus dipotong dengan mandau begitu jatuh ke tanah. Prosesi yang sama juga berlaku untuk ayam.
Setelah itu, tetua adat melempar telur ayam kepada rombongan tamu. Jika telur tak pecah, maka tamu yang datang dianggap tidak tulus. Sebaliknya, jika pecah, berarti tamu datang dengan ikhlas. Kegiatan selanjutnya, beras putih dan kuning dilempar sambil membaca mantra.
Para gadis lalu menyuguhkan tuak dari pohon niru yang dicampur kulit pohon pakak yang telah dikeringkan. Usai minum, rombongan tamu diantar menuju Rumah Balug, di tengah perkampungan.
Rumah Balug merupakan rumah adat yang berupa rumah panggung dan berbentuk bulat. Untuk memasuki rumah ini, dibuatkan undakan yang terbuat dari bilah pohon. Lebarnya sekira 10 meter dengan tinggi 15 meter dari tanah.
Saat masuk tempat upacara, rombongan diberi percikan air yang telah diberi mantra dengan daun anjuang, yang berfungsi sebagai tolak bala. Tujuannya, agar para tamu terhindar bencana. Ketika memasuki area upacara, para tamu harus menginjak buah kundur yang diletakkan dalam baskom yang lebih dikenal dengan ritual pepasan.
Bersama warga, para tamu kemudian menari tari Mamiamis sambil mengitari rumah adat. Mamiamis, adalah tarian untuk menyambut dan menghormati para pembela tanah leluhur yang baru datang dari mengayau. Sambil diiringi Tetua adat dengan menyanyikan lagu dan membaca mantra-mantra.
Tetua adat naik Rumah Balug. Simlog pun dipukul dan mercon dibunyikan. Tujuannya untuk memanggil arwah leluhur dan juga sebagai tanda dimulainya Upacara Nyobeng. Dilanjutkan dengan makan bersama di Rumah Balug. Lauknya, nasi dengan ikan babi. Toleransi juga tinggi. Bagi muslim, disediakan makanan khusus bukan babi. Habis makan, tamu boleh meninggalkan area rumah adat.
Pilihannya bisa istirahat di rumah penduduk. Saat istirahat, sebagian laki-laki di daerah tersebut menyusuri hutan untuk mencari bambu hutan. Diameternya sekitar sepuluhan centimeter.
Saat bersamaan, setiap rumah membuat sesajian yang dioles dengan darah dari sayap ayam. Darah ayam ini juga dipercikkan ke bagian-bagian rumah dan pekarangan yang dianggap sakral.
Setelah itu para keluarga dan para tamu kembali menuju rumah adat. Setelah dapat bambu hutan yang dicari, para pria itu menggotongnya menuju ke rumah adat secara beramai-ramai. Dengan memegang mandau bambu dikitari sambil berbaris.
Mandau yang dibawa merupakan pusaka keluarga. Hiasan pada gagang mandau dibuat dari tulang atau kayu. Hiasan itu juga sebagai lambang makna dan prestasi tertentu dari si pemegang mandau dalam mengayau. Persiapan matang. Ketua adat memberi isyarat memulai kegiatan. Salah seorang maju ke depan sambil membuka mandau dari sarung sambil menebas mandau ke batang bambu.
Dalam sekali tebas, bambu putus. Keberhasilan ini, merupakan pertanda baik, menurut kepercayaan masyarakat. Usai sudah acara potong bambu. Ruh pun dipanggil oleh ketua adat.
Tujuannya untuk menghadirkan dan memohon ijin yang telah melindungi untuk memulai Nyobeng.
Tetua adat kemudian, menaiki rumah panggung. Tujuh macam sesajian diletakkan di batas desa nantinya. Kemudian, kotak yang berada di bubungan rumah adat yang di dalamnya tersimpan tengkorak manusia dan kalung dari taring babi hutan, diambil oleh tetua adat dan melumuri tangannya dengan ramuan khusus.
Lalu dioleskannya pada tengkorak yang ada di dalam kotak. Berikutnya ketua adat memotong seekor ayam hinga kepalanya putus. Kepala dan tetesan darah ayam tersebut dioleskan pada tengkorak. Tengkorak dimasukkan lagi pada kotak dan disimpan. Acara dilanjutkan dengan memotong anjing.
Darah yang keluar diusapkan pada tiang penyangga rumah adat, rumah-rumahan kecil, dan patung laki-laki dan perempuan yang berada di samping rumah adat dan patung. Rumah-rumahan dan patung-patung tersebut dianggap sebagai asal-usul nenek moyang mereka. Pemotongan anjing dimaksudkan untuk menolak ruh jahat. Sebagian daging anjing yang baru dipotong kemudian dibawa ke atas rumah adat. (cah)

Kamis, 14 Juli 2011

DPRD Bengkayang Panggil Eksekutif Terkait Pemotongan BK PNS




Bengkayang. Surat Edaran Bupati Bengkayang tertanggal 24 Juni 2011 nomor 500/0657/KPN-BS/2011 soal Koperasi Pegawai Negeri (KPN) dan Pemotongan Beban Kerja (BK) menjadi sorotan publik Bengkayang. Menyikapi hal i, pihak legeslatif berencana untuk memanggil pihak eksekutif terkait pemasalahan tersebut.
"Kita juga banyak mendengar keluhan PNS terkait pemotongan BK untuk koperasi ini, dan kita akan memanggil pihak eksekutif untuk memberikan penjelasan," ungkap Ketua DPRD Bengkayang, Sebastianus Darwis, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (14/7).
Darwis mengatakan, dalam surat edaran yang dengan tegas mewajibkan bagi PNS untuk masuk KPN itu perlu ditinjau. Mengingat, pembentukan koperasi itu harus menggunakan azas kebersamaan, musyawarah dan mufakat.
"Karena azas kebersamaan itu, seharus tidak ada kata mewajibkan kepada PNS untuk menjadi anggota, dan jangan sampai keberadaan koperasi itu menjadi beban bagi PNS, sehingga sangat berampak bagi etos kerja PNS kedepannya" ucap Darwis.
Bukan itu saja, pendirian koperasi juga harus jelas, koperasi harus memiliki AD/ART dan aturan yang jelas. Dan selama ini, DPRD sebagai institusi penting dalam pemerintahan tidak pernah tahu dan belum diberitahu soal keberadaan koperasi itu sendiri.
"Kapan berdiri dan bagiamana koperasi itu kita belum diberitahu, padahala pihak eksekutif wajib memberitahu ke DPRD. Rencana pemanggilan eksekutif itu akan dibicarakan dalam rapat bersama anggota. rapat dimaksud akan dilaksankan Jumat (15/7),” beber  Legislator PDI Perjuangan ini.
Sementara itu, Bupati Bengkayang, Suryadman Gidot mengatakan, ia bertekat untuk memajukan perekonomian PNS Bumi Sebalo. Salah satu bentuknya dengan pendirian Koperasi Pegawai Negeri (KPN) pada Maret 2011 yang lalu.
"Dengan pendirian KPN  itu nantinya akan beranggotakan seluruh pegawai di Kabupaten Bengkayang. Dengan harapan bisa mensejahterakan pegawai itu sendiri. Setidaknya, sebagai anggota mendapatkan bagi hasil setiap tahunnya dari tabungan yang telah disimpan,” harap Gidot ditemui di Lantai V Kantor Satu Atap, belum lama ini.
Gidot menjelaskan, dengan adanya bagi hasil, secara otomatis menambah pendapatan pegawai itu sendiri. Di Bumi Sebalo PNS sudah lebih dari seribu. Apabila semua sebagai anggota koperasi, maka berapa miliar uang yang akan dikelola oleh koperasi yang tujuannya untuk kesejahteraan pegawai.
Koperasi Pegawai Negeri dimaksud untuk memudahkan pegawai untuk memperoleh pinjaman. Selama ini, pegawai hanya meminjam di bank, CU, atau jenis lainnya.
"Apabila kita ada koperasi sendiri, tidak perlu lagi meminjam ke tempat lain. Saya memiliki keyakinan, koperasi pegawai ini akan lebih besar lagi. Bukan hanya PNS saja ada pemotongan uang BK, saya selaku Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bengkayang juga sama,” tegas Wakil Bupati Bengkayang periode 2005-2010 ini, Kemarin.
Pemotongan juga diberlakukan untuk pegawai funsional, seperti bidan dan perawat. Pemotongan itu bervariasi sesuai dengan kedudukan dan jabatan. Perlu diketahui, pemotongan uang BK itu sesuai dengan Surat Edaran Bupati Bengkayang tertanggal 24 Juni 2011, dengan nomor 500/0657/KPN-BS/2011.
Dalam surat edaran itu dikatakan, Pemerintah Kabupaten Bengkayang memerintah setiap bendahara atau pejabat yang ditunjuk pada SKPD atau unit untuk mengkoordinir penarikan simpanan pokok dan simpanan wajib anggota terhadap seluruh PNS di lingkungan masing masing yang dipotong setiap pembayaran beban kerja pada setiap semester.
Kemudian, hasil pemotongan itu diserahkan pada bendahara KPN. Pemotongan uang BK itu untuk melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib anggota,  plus asuransi pegawai. Sesuai dengan jabatan, dalam surat edaran itu disebutkan, untuk Bupati, wakil, Pejabat Eselon IIa dalam semeter pertama ini uang BK dipotong sebesar Rp. 2.100.000, dengan perincian, Rp. 1.500.000 untuk simpanan pokok, Rp. 300.000 untuk simpanan wajib selama enam bulan dan Rp.300.000 untuk asuransi pegawai.
Pejabat eselon IIb sebesar Rp. 1.800.000, dengan perincian Rp. 1.200.000 untuk simpanan pokok, Rp. 300.000 untuk simpanan wajib dan Rp. 300.000 untuk asuransi pegawai. Pejabat eselon III sebesar Rp. 1.600.000, masing masing untuk simpanan pokok sebesar R. 1000.000, simpanan wajib Rp. 300.000 dan asuran pegawai Rp. 300.000.
Bagi pejabat eselon IV sebesar Rp. 1.400.000, masing masing Rp. 800.000 untuk simpanan pokok, Rp. 300.000 untuk simpanan wajib dan Rp. 300.000 untuk asuransi pegawai. Sementara untuk pejabat fungsional seperti guru, tenaga medis, serta staf sebesar Rp. 850.000, masing masing Rp. 250.000 untuk simpanan pokok, Rp. 300.000 untuk simpanan wajib, dan Rp. 300.000 untuk asuransi pegawai.
Pemotongan uang BK yang akan dimasukan pada KPN itu dimaksudkan agara KPN berjalan sesai dengan fungsinya, dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan anggota dan pengelolaan sumberdaya yang potensial di Kabupaten Bengkayang. (
cah)
http://static.ak.fbcdn.net/rsrc.php/v1/yb/r/GsNJNwuI-UM.gif?_fbgz=1

Rabu, 13 Juli 2011

UCAPAN DUKA CITA

HARIAN EQUATOR
BIRO BENGKAYANG
TURUT BERDUKA CITA ATAS MENINGGALNYA:

BAPAK ELIA ADJIR (87 TAHUN)

(Pada Tanggal 13 Juli 2011)
Bapak dari Ibu LUSIANA
(Kasi Farmasi dan Mamin Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkayang)  
&
Mertua dari Bapak AGUSTINUS C, S.Sos

(Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Bengkayang)

“Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah mengalami cobaan dan merelakan kepergiannya di sisi  Tuhan Yang Maha Esa”

TERTANDA

YOPI CAHYONO, S.Hut