Bengkayang (Kalbar Times). Bengkayang merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari
kabupaten induk yaitu sambas yang dimekarkan pada tahun 1999.
Jamil menikmati perjalanan wisata menggunakan transportasi sungai |
Sebagai kabupaten yang masih tergolong muda,
Bengkayang terus
berbenah mengejar ketertinggalan yang selama ini menjadi pekerjaan rumah yang
berat.
Bermodal APBD yang minim namun jatah
pembangunan yang sangat banyak membuat pembangunan lamban. Pelan tapi pasti
sedikit demi sedikit pembangunan mulai tampak, masyarakat mulai mencicipi nikmatnya kue pembangunan.
“Masyarakat terpencil tidak lagi
terkucilkan dan masyarakat terluar tetap masuk
hitungan. Minimnya income APBD karena beberapa
sumber belum tergarap secara maksimal untuk mendongkrak pemasukan kas daerah,” kata BenidiktusJamil ditemui di Jalan Sanggau Ledo,
Rabu (27/2).
Ia memisalkan, di sektor pariwisata, dimana saat ini pemerintah baik pusat hingga daerah sangat
nyaring dalam mengkampanyekan perkembangan pariwisata.
Mengingat
Indonesia yang notabenenya adalah daerah
tropis dan kaya akan kultural budaya yang mempunyai nilai jual tinggi yang dapat mendongkrak income kas negara. Sebagai bagian dari Indonesia, Kabupaten Bengkayang merupakan daerah yang tidak kalah menariknya menjadi
daerah objek wisata.
Jamil sebagai seorang mantan mahasiswa FMIPA Biologi Universitas Tanjungpura yang pernah berkeliling Kabupaten Bengkayang untuk melakukan praktek lapangan dan penelitian
skripsi. Setidaknya ada beberapa catatan tentang
objek wisata Bengkayang yang punya nilai jual
tinggi.
Wisata bahari yang selama ini sudah tergarap namun belum maksimal seperti Pulau Kura-Kura Beach, Pantai Samudera Indah, Tanjung
Gundul dan
ekowisata bahari bawah laut dipulau Randayan
dan Lemukutan yang ekosistem biota bawah lautnya sangat tinggi tingkat
keanekarangamannya.
“Hal
ini bisa dijadikan objek wisata sepanjang garis pantai Sungai
Raya dan Sungai Raya Kepulauan,” sarannya.
Selain wisata bahari kita juga
memiliki daerah ekowisata seperti daerah Hutan
Lindung Gunung Bawang, Hutan Lindung Gunung Pandan Puloh, dan Cagar Alam Gunung Nyiut.
Untuk Cagar Alam Gunung
Nyiut sebagian
besar kawasan hutannya masih alami, hal ini dapat dibuktikan dari indikator
masih beragamnya spesies hewan dan tumbuhan yang masih hidup disana.
Selain masih beragamnya spesies
tumbuhan dan hewan yang bisa kita temukan di kawasan hutan tersebut.
“Berkaitan
dengan topografinya yang bergunung-gunung, sedikitnya ada tujuh
air terjun yang
sangat indah yang dapat kita jumpai di kawasanCagar Alam Gunung Nyiut,”
bebernya.
Dari sebanyak itu, hanya air terjun Riam
Merasap yang
tercatat sudah tergarap baik sebagai objek wisata
dan pembangkit tenaga listrik mikro hidro (PLTMH) dimana setiap tahunnya
sedikitnya dua periode para pengunjung dalam jumlah ribuan orang berkunjung
kesana.
Baik dengan tujuan
ekowisata,wisata religi dan sekedar mencari rupiah dengan berjualan. Selain wisata bahari dan ekowisata, Bengkayang juga kaya akan wisata budaya dan wisata kuliner.
Wisata budaya misalnya, sebagai
daerah yang beragam suku sudah barang tentu beragam pula budaya yang dimiliki masing-maisng suku bangsa tersebut.
Dayak misalnya dengan apresiasi
budaya tarian dengan banyaknya sanggar-sanggar
yang ada lagu-lagu dayak yang merdu, koleksi pernak pernik dan ukiran serta hasil seni pahat dan
anyaman, rumah adat betang dan baluk, apresiasi budaya menyumpit yang merupakan budaya dayak bidayuh sebujit, batik dayak serue kalamange, melayu dengan tarian melayunya, masakan
khas melayunya,masakan dayak dengan khas amboyonya, untuk tionghoa kelentengnya yang indah, apresiasi lagu-lagu dan tarian.
“
Saat Imlek dan baru-baru ini kita menyaksikan
atraksi tatung dan naga saat Festival Cap Go Meh yang menyedot puluhan ribu
wisata untuk menyaksikan atraksi tersebut,
yang seakan
memindahkan kemacetan Jakarta sejenak di ibukota Kabupaten Bengkayang,” ungkapnya.
Ini merupakan sebagian kecil
objek wisata yang kita punya yang dapat dikembangkan
dan dikemas sedemikian rupa sehingga yang belum tergarap dapat
dilakukan secara
maksimal.
Belum tersentuh sehingga disektor
ini yang secara otomatis berdampak pada pendapatan daerah.
Selain itu even-even tertentu juga
perlu kita rancang misalnya MTQ yang akan datang bagaimana hal ini tidak hanya
sukses dari pelaksanaannya tapi juga
sukses dalam menambah PAD Kabupaten Bengkayang. (yopi)