Kegiatan Ujian kenaikan sabuk semester sua tahun 2016 Kushin Ryu M Karate do Indonesia yang dilaksanakan oleh Pengurus Cabang KKI Kabupaten bengkayang di Halaman Kantor Camat dan Koramil Samalantan.
Para karateka berasal dari Ranting Kecamatan Lumar, Bengkayang, Teriak, Samalantan dan Monterado.
Bengkayang Beranda Kalbar merupakan media online yang dimiliki masyarakat Bumi Sebalo yang memberitakan setiap hari yang ada di Kabupaten Bengkayang secara eksklusif dan riil dilapangan.
Tampilkan postingan dengan label capkala. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label capkala. Tampilkan semua postingan
Kamis, 22 Desember 2016
(KKI) Kushin Ryu M Karate Do Indonesia
Label:
bengkayang,
capkala,
kalbar,
kemeninfo,
kemenpora,
KONI,
samalantan
Sabtu, 17 Desember 2016
Nama dan Nomor HP Pengurus Kecamatan KNPI Kabupaten Bengkayang
Label:
bengkayang,
capkala,
Jagoi Babang,
ledo,
menpora,
monterado,
samalantan,
seluas,
siding,
sungai betung,
sungai raya,
sungai raya kepulauan,
teriak
Minggu, 01 Juni 2014
KETUA TIM PEMEKARAN KABUPATEN RAWI
Label:
bengkayang,
capkala,
kemendiknas,
kemeninfo,
Kemenkumham,
KPDT,
NASIONAL,
sansak,
WARKOP POLITIK
Selasa, 13 Agustus 2013
Minggu, 03 Maret 2013
Babi Berkeliaraan, Pemilik Didenda 50 juta
Babi berkeliaraan di Jalan Provinsi Kalimantan Barat |
Bengkayang (Kalbar
Times). Peraturan Daerah Kabupaten Bengkayang Nomor 5 Tahun 2006
Tentang Ketertiban Umum Pasal 22 huruf a, Setiap orang
atau badan dilarang membiarkan hewan piaraannya seperti sapi, babi, kerbau,
kambing, anjing dan unggas berkeliaran dan makan rumput atau tanaman dijalan
umum atau taman.
Pasal 40 ayat 1, apabila melanggar Pasal 22 dalam
Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau
denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Ayat (2) Tindak
pidana yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran.
Agustinus Naon, S.Sos, Wakil Bupati Bengkayang
mengatakan, saat dirinya turun ke kampung-kampung yang ada di Kabupaten
Bengkayang, dirinya sangat heran, kenapa warga asih kurangs adar untuk membuat
kandang kepada ternaknya.
“Banyak ternak seperti babi yang berkeliaran dimana-mana
sehingga membuat kampung tersebut penuh dengan kotoran ternak,” keluh Naon
kepada Kalbar Times ditemui di Badan Pelaksana Penyuluh dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Bengkayang, Jumat (22/2).
Ia melanjutkan,
tingkat kesadaran masyarakat Kabupaten Bengkayang saat ini masih kurang
mengenai masih berkeliarannya ternak warga seperti babi.
Dirinya yakin, apabila warga Bumi Sebalo mau membuat
kandang kepada ternaknya, perkarangan rumah masyarakat akan bermanfaat dengan
menanam sayur-mayur dan tanaman rempah-rempah yang juga bermanfaat untuk
obat-obatan tradisional.
“Menanam singkong sebenarnya mudah. Seandainya warga
mengandangkan ternaknya dan tidak dibiarkan berkeliaraan, saya yakin tanaman
diperkarangan rumah warga lebih jauh bermanfaat. Tidak lagi masyarakat mencari
dau singkong di gunung karena sudah tersedia di perkarangan rumahnya,”
sarannya.
Saata wak media ini menanyakan mengenai adanya Perda
Kabupaten Bengkayang tentang ketertiban umum seperti dalam Perda tersebut
menyebutkan ternak warga harus di kandangkan seperti Babi, Anjing, dan Sapi.
“Memang benar dalam perda tersebut telah diatur, tetapi
tingkat kesadaran warga masih rendah, dan dalam perda tersebut ada sanksinya,”
tegasnya.
Namun sebelum itu ditegakkan, Naon menginginkan Pemda
Bengkayang membina terlebih dahulu warga yang masih melakukan pembiaran
ternaknya berkeliaraan. Perilaku negatif tersebut harus terlebih dahulu
dirubah.
Pemerintah, LSM, masyarakat dan wartawan semua sama.
Harus bersama-sama memberikan pengertian kepada warga yang masih membiarkan
ternaknya berkeliaran supaya ternaknya dikandangkan. (yopi)
Label:
adat,
bengkayang,
capkala,
helmy faishal,
kabupaten perbatasan,
kalbar,
kalimantan,
kalimantan barat,
Kemenkumham,
KPDT
Lokasi:
West Borneo, Indonesia
Kolaborasi Sangat di Butuhkan
Johanes Antonius Dopong |
Bengkayang (Kalbar
Times). Setelah belasan ribu warga dari Kabupaten Bengkayang, Kabupaten
Sambas, dan Kabupaten Landak datang ke Bengkayang untuk menyaksikan Festival
Cap Go Meh, kini kota Bengkayang normal kembali.
Johanes Antonius Dopong, Ketua Harian KONI Kabupaten
Bengkayang mengatakan, kedepan moment
Cap Go Meh boleh dipikirkan untuk dijadikan moment melaksanakan festival budaya tradisional dengan menampilkan adat budaya
dari berbagai etnis.
Hal ini dikarenakan, dengan adanya moment Cap Go Meh, masyarakat
dari berbagai penjuru datang secara spontanitas ke Bengkayang untuk menonton Pawai
Cap Go Meh.
“Sangat disayangkan sekali apabila kemeriahan ini tidak
di kolaborasikan dengan agenda festival
budaya tradisional yang ada di Kabupaten Bengkayang,” kata Dopong ditemui
dikediamannya di Jalan Jerendeng AR Bengkayang, belum lama ini.
Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Bengkayang ini
mengungkapkan, akan lebih meriah, indah dalam kebersamaan
apabila pelestarian adat budaya tradisional menjadi tugas pemerintah juga
bersama masyarakat adat.
Selama ini kegiatan terutama agenda festival budaya yang
lain selalu minim antusias masyarakat
untuk hadir menyaksikannya.
Maksar Alek, SE Ketua Panitia Cap Go Meh Tahun 2013
berharap, untuk tahun-tahun berikutnya ada peran serta dari Pemerintah Daerah
terutama Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bengkayang
untuk menyukseskan kegiatan ini.
“Selama ini peran serta instansi terkait masih belum
nampak sehingga sungguh sangat disayangkan sekali momen seperti ini sebagai
daya pikat turis lokal maupun internasional tidak dimanfaatkan sebaik mungkin,”
tandasnya. (yopi)
Label:
bengkayang,
capkala,
Jagoi Babang,
kong fu cu,
ledo,
lembah bawang,
lumar,
monterado,
Pileg,
samalantan,
sanggau ledo,
siding,
singkawang
Lokasi:
West Borneo, Indonesia
Bengkayang Kaya Akan Objek Wisata
Bengkayang (Kalbar Times). Bengkayang merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari
kabupaten induk yaitu sambas yang dimekarkan pada tahun 1999.
Jamil menikmati perjalanan wisata menggunakan transportasi sungai |
Sebagai kabupaten yang masih tergolong muda,
Bengkayang terus
berbenah mengejar ketertinggalan yang selama ini menjadi pekerjaan rumah yang
berat.
Bermodal APBD yang minim namun jatah
pembangunan yang sangat banyak membuat pembangunan lamban. Pelan tapi pasti
sedikit demi sedikit pembangunan mulai tampak, masyarakat mulai mencicipi nikmatnya kue pembangunan.
“Masyarakat terpencil tidak lagi
terkucilkan dan masyarakat terluar tetap masuk
hitungan. Minimnya income APBD karena beberapa
sumber belum tergarap secara maksimal untuk mendongkrak pemasukan kas daerah,” kata BenidiktusJamil ditemui di Jalan Sanggau Ledo,
Rabu (27/2).
Ia memisalkan, di sektor pariwisata, dimana saat ini pemerintah baik pusat hingga daerah sangat
nyaring dalam mengkampanyekan perkembangan pariwisata.
Mengingat
Indonesia yang notabenenya adalah daerah
tropis dan kaya akan kultural budaya yang mempunyai nilai jual tinggi yang dapat mendongkrak income kas negara. Sebagai bagian dari Indonesia, Kabupaten Bengkayang merupakan daerah yang tidak kalah menariknya menjadi
daerah objek wisata.
Jamil sebagai seorang mantan mahasiswa FMIPA Biologi Universitas Tanjungpura yang pernah berkeliling Kabupaten Bengkayang untuk melakukan praktek lapangan dan penelitian
skripsi. Setidaknya ada beberapa catatan tentang
objek wisata Bengkayang yang punya nilai jual
tinggi.
Wisata bahari yang selama ini sudah tergarap namun belum maksimal seperti Pulau Kura-Kura Beach, Pantai Samudera Indah, Tanjung
Gundul dan
ekowisata bahari bawah laut dipulau Randayan
dan Lemukutan yang ekosistem biota bawah lautnya sangat tinggi tingkat
keanekarangamannya.
“Hal
ini bisa dijadikan objek wisata sepanjang garis pantai Sungai
Raya dan Sungai Raya Kepulauan,” sarannya.
Selain wisata bahari kita juga
memiliki daerah ekowisata seperti daerah Hutan
Lindung Gunung Bawang, Hutan Lindung Gunung Pandan Puloh, dan Cagar Alam Gunung Nyiut.
Untuk Cagar Alam Gunung
Nyiut sebagian
besar kawasan hutannya masih alami, hal ini dapat dibuktikan dari indikator
masih beragamnya spesies hewan dan tumbuhan yang masih hidup disana.
Selain masih beragamnya spesies
tumbuhan dan hewan yang bisa kita temukan di kawasan hutan tersebut.
“Berkaitan
dengan topografinya yang bergunung-gunung, sedikitnya ada tujuh
air terjun yang
sangat indah yang dapat kita jumpai di kawasanCagar Alam Gunung Nyiut,”
bebernya.
Dari sebanyak itu, hanya air terjun Riam
Merasap yang
tercatat sudah tergarap baik sebagai objek wisata
dan pembangkit tenaga listrik mikro hidro (PLTMH) dimana setiap tahunnya
sedikitnya dua periode para pengunjung dalam jumlah ribuan orang berkunjung
kesana.
Baik dengan tujuan
ekowisata,wisata religi dan sekedar mencari rupiah dengan berjualan. Selain wisata bahari dan ekowisata, Bengkayang juga kaya akan wisata budaya dan wisata kuliner.
Wisata budaya misalnya, sebagai
daerah yang beragam suku sudah barang tentu beragam pula budaya yang dimiliki masing-maisng suku bangsa tersebut.
Dayak misalnya dengan apresiasi
budaya tarian dengan banyaknya sanggar-sanggar
yang ada lagu-lagu dayak yang merdu, koleksi pernak pernik dan ukiran serta hasil seni pahat dan
anyaman, rumah adat betang dan baluk, apresiasi budaya menyumpit yang merupakan budaya dayak bidayuh sebujit, batik dayak serue kalamange, melayu dengan tarian melayunya, masakan
khas melayunya,masakan dayak dengan khas amboyonya, untuk tionghoa kelentengnya yang indah, apresiasi lagu-lagu dan tarian.
“
Saat Imlek dan baru-baru ini kita menyaksikan
atraksi tatung dan naga saat Festival Cap Go Meh yang menyedot puluhan ribu
wisata untuk menyaksikan atraksi tersebut,
yang seakan
memindahkan kemacetan Jakarta sejenak di ibukota Kabupaten Bengkayang,” ungkapnya.
Ini merupakan sebagian kecil
objek wisata yang kita punya yang dapat dikembangkan
dan dikemas sedemikian rupa sehingga yang belum tergarap dapat
dilakukan secara
maksimal.
Belum tersentuh sehingga disektor
ini yang secara otomatis berdampak pada pendapatan daerah.
Selain itu even-even tertentu juga
perlu kita rancang misalnya MTQ yang akan datang bagaimana hal ini tidak hanya
sukses dari pelaksanaannya tapi juga
sukses dalam menambah PAD Kabupaten Bengkayang. (yopi)
Label:
bengkayang,
borneo,
bumi sebalo,
bupati bengkayang,
capkala,
cina,
Dewan Pendidikan,
gubernur kalbar,
indonesia,
Jagoi Babang,
jakarta,
kalbar,
kalimantan barat
Lokasi:
West Borneo, Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)