Rabu, 26 Oktober 2011

Laka Lantas, Dua Hari Mayat Di TKP


Bengkayang. Warga Bentiang Desa Jesape Kecamatan Ledo heboh dengan ditemukannya mayat seorang pria yang telah membusuk. Penemuan mayat sekitar pukul empat sore, Selasa (25/10).
Penemuan mayat tersebut kemudian dilaporkan ke pihak kepolisian, Polsek Kecamatan Ledo, yang kemudian mendatangi lokasi untuk melakukan pengamanan dan olah TKP. Hasil dari indentifikasi yang dilakukan, mayat lelaki itu atas nama Dominikus dengan alamat tinggal di dusun Gandong RT 03 RW 02 Desa Suka Damai Kecamatan Ledo.
Saat ditemukan, Dominikus kondisi seluruh tubuh bengkak, berbau busuk,mata menonjol keluar, masih terdapat perdarahan aktif dari mulut dan hidung diikuti kulit mengelupas. Dominikus meninggal dengan menggunakan helem dan bersamanya ada sebuah motor KB 2581 KF honda revo warna hitam.
"Dengan barang bukti yang kami temukan, sepertinya korban meninggal karena laka tunggal. Penemuan ini telah kami laporkan ke Kapolres Bengkayang," demikian dikatakan salah seorang anggota kepolisian yang ikut mengantar jenajah.
Untuk kepentingan penyelidikan, korban kemudian dibawa dan sampai ke RSUD Bengkayang sekitar pukul enam sore untuk dilakukannya visum.
Salah seorang kerwabat Domunikas saat ditemui di RSUD Bengkayang mengatakan Dominikus telah hilang sejak dua hari yang lalu. Saat akan meninggalkan rumahnya di Kecamatan Ledo, menurut kerabata tersebut, Dominikus berpamitan dari Ledo untuk pergi Ke Bengkayang.
'Dia pamit pergi ke Bengkayang dari Ledo untuk keperluan pemeriksaan ulang di RSUD Bengkayang. Dia pergi sendrian. Almarhum mempunyai riwayat penyakit jantung," jelas kerabat yang juga menyaksikan proses visum yang dilakukan pihak rumah sakit.
Sebastianus Darwis SE MM, Ketua DPRD Bengkayang mengungkapkan, senin (24/10) dirinya sebelum datang ke Lanud Singkawang II untuk menghadiri undangan, singgah sebentar di kebun sawitnya. Da ia tidak mencium apapun juga.
“Mayat tersebut ditemui tidak jauh dari kebun sawit saya. Bahkan hari Selasa (25/10) saya ke kebun juga tidak mencium bau bahwa ada mayat di situ. Setelah saya terbangun dari tidur di rumah mertua saya, kaget sekali bahwa warga bilang menemukan mayat tidak jauh dari kebun sawit saya,” cerita Darwis kepada Equator ditemui diruang kerjanya, (26/10).


Wartawa AJI di Bentak

 jurnalis foto bersama pilot di Lanud Singkawang II Sanggau ledo
Bengkayang. Kejadian langka selama liputan di Kabupaten Bengkayang membuat sejarah pertama bagi para kuli tinta mencuat. Seorang jurnalis saat meliput kegiatan TMMD di Lanud Singkawang II, di bentak oleh intel Lanud. Sontak membuat ketidaknyamanan menncari berita menjadi terganggu.
Muhjidi, salah satu wartawan media cetak yang bertugas di Bengkayang mengungkapkan, masih tidak terima atas perlakuan salah satu intel Lanud Singkawang II saat dirinya meliput kegiatan TMMD disana.
"Kesal aku dengan Agung, dari awal saat kita baru datang ke pangkalan, dia langsung tanya kenapa lambat datang, seharusnya jam 05.00 pagi sudah ada dilokasi," ungkap Muhjidi sambil menirukan pertanyaan Agung yang ditujukan pada dirinya.
Rupanya ketidak sukaan Agung kepada Muhjidi belum berakhir sampai disitu. Saat panglima berbintang dua mengunjungi TK Angkasa bersama rombongan, Agung kembali membuat ulah.
Perlu diketahui, kedua wartawan yang datang meliput kegiatan TMMD dikarenakan pihak Lanud Singkawang II yang mengundang. agung mengajak awak media yang meliput untuk menjauh dari lokasi dan menunggu saja di markas komando.
"Nampak sekali Agung tidak suka atas kehadiran kami meliput kegiatan TMMD. Padahal saya mau mengambil foto panglima bersama anak-anak TK Angkasa," kesal pria anak satu ini, kemarin.
Makanya saat Agung menarik tangan Muhjidi langsung di hentakkan karena nampak sekali Agung mau menghalang-halangi tugas seorang jurnalis.
Kemudian, saat janji untuk mewancarai panglima koopsau I, sunaryo, pihak lanud skw dua mengarahkan wawancara di lapangan tempat helicopter mangkal. "atas petunjuk tersebut, kami pun langsung mengikuti rombongan menuju lapangan terbang. Setelah wawancara usai, agung menhampiri kami berdua," ceritanya.
Agung mempermasalahkan kepada awak media kenapa lama sekali wawancara panglima.
"saya telah janji dengan kolonel pnb ismet saleh asisten tiga panglima komando operasi satu jakarta untuk mendokumentasikan pilot wanita, tetapi saat saya mau foto, agung berteriak apalagi kesitu, foto apa lagi dan agung melarang saya dan saya langsung pergi," kata Muhjidi.
Muhjidi mengakui, sangat kesal dan tidak konsentrasi release berita hingga berita ini diturunkan. "sampai kapan pun tetap aku ingat wajahnya, dan jika ketemu lagi, berpaling wajah akan aku lakukan," ungkap anggota AJI ini.
Kekesalan terhadap agung rupa-rupanya membuat ia tidak tenang dan muhjidi pun langsung memberitahu kepada kolonel ismet dan lettu hermanto atas perlakuan agung. "Oh ya? Saya tadi tidak memperhatikan. Kalau begitu saya atas nama koopsau 1 sebagai komando atas lanud terkait mohon maaf sebesar2nya. Saya pastikan hal tersebut tidak akan terulang. Saya akan tegur langsung yang bersangkutan. Trims atas informasinya dan sekali lagi saya atas nama jajaran koopsau 1 mohon maaf. Semoga kejadian ini tidak mengurangi hubungan baik kita," balas ismet via sms.
sebelum para kuli tinta keluar dari markas lanud singkawang 2, lettu hermanto meminta maaf karena semua ini akibat miscomunikasi. "nanti akan saya jelaskan kepada agung bahwa kalian tadi diperintahkan oleh kolonel ismet untuk dokumentasi pilot wanita. Apalagi yang memberi perintah tersebut pangkatnya lebih tinggi dari danlanud singkawang 2," jelas hermanto.
hermanto berpesan, apabila lain waktu di undang ke lanud singkawang 2, tolong carikan prajurit yang dapat buka jalan. Supaya tidak di curigai dan atas kejadian tadi, menjadi catatan Mereka.(cah)

Selasa, 25 Oktober 2011

Indonesia Miliki Dua Pilot Wanita

Bengkayang. Seragam oranye melilit tubuh. Langkah tegap dengan kaca mata hitam memperlihatkan ia begitu berwibawa. Dia penerbang wanita milik angkatan udara yang saat ini bergabung di Skadron Suryadarma. Perwira dengan pangkat Letnan Satu Penerbang itu bernama Fariana, si penguasa Helikopter EC 120B Colibri.
Kolonel PNB Ismet Ismaya Saleh, Asisten tiga Panglima Operasi Satu membeberkan, saat ini di Indonesia hanya memiliki dua pilot wanita yang aktif. Secara keseluruhan sebenarnya tujuh tetapi berhubung yang lainnya sudah pensiun sehingga hanya menyisakan dua pilot wanita saja.
“Rakyat Indonesia masih berpatokan atau pola pikirnya masih menganggap seorang wanita tidak dapat berkarier seperti lelaki terutama sebagai pilot. Hal inilah yang menjadi minimnya minat para kaum hawa mendafatarkan diri menjadi pilot,” terang Ismet ditemui di Lanud Singkawang II, kemarin.
Kolonel yang gemar memegang kamera ini mengijinkan awak media untuk langsung mewawancarai pilot wanita yang adatang langsung ke Lanud Singkawang II. Kesempatan baik bertemu dengan perwira penerabangan ini.
Perbincangan terjadi bersamanya walau hanya sepuluh menit di Markas TNI AU Lanud Singkawang II Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Pilot yang bergabung di Skadron Suryadarma ini berada di pangkalan Lanud Singkawang dua bersama Panglima Komando Udara Satu TNI AU, Marsekal Muda Sunaryo untuk membuka TMMD TNI AU tahun 2011, Senin (24/10).
Tidak ada kesangaran dari perempuan kelahiran Pariaman 1 April 1982 ini. Ia ramah dengan canda tawa dan senyum yang turut menghiasi wajahnya yang putih. Terkadang gigihnya yang putih berbalut behel terlihat saat ia ertawa lepas. Wah, terasa senang bisa berbincang bincang dengannya.
Sangat langka bagi seorang wanita untuk terjun sebagai penerbang. Perlu keberanian dan sedikit meminggirkan kebudayaan ketimuran. Prakata itu sebagai pembuka pembicaraan dengan anak pasangan dari  Dokok Jakaria Kordi (Ayahh) dan Lilis Yeni Haryani (Ibu).
"Wah, kalau langka, harus dijaga," kata Fariana menyambut pembicaraan sera bercanda.
Prajurit TNI AU angkatan 2003 ini bercerita, awalnya ia sama dengan masyarakat biasa, masyarakat yang awam soal penerbangan. Namun ketertarikan itu muncul sesaat ini masuk TNI AU dan melihat beberapa senior wanita yang terjun di profesi yang penuh dengan tantangan itu.
'Waktu itu saya mulai tertarik, tapi saya berpikir sangat mustahil karena waktu itu saya hanya sebagai Bintara, dan seroang penerbang haruslah Perwira," ujarnya.
Keinginannya terus menguat, terlebih beberapa senior wanitanya sebelum menjadi penerbang juga sebagai Bintara. Tahun 1982 ada dua orang penerbang wanita, tahun 1985 ada enam orang penerbang wanita, setelah bertahun tahun, baru tahun 2007 dari seorang penerbang wanita.
'Saya daftar sekolah penerbangan tahun 2005, setelah mengikuti tes dan lulus, saya belajar selama dua tahun, dan kemudian tahun 2007 saya dilantik menjadi Perwira penerbang,' ujar Fariana seraya mengatakan saat ini hanya ada dua orang penerbang wanita untuk TNI AU di Indonesia.
Selama menjadi penerbang, Fariana telah mengumpulkan jam terbang sebagainya 1100 jam. Jam terbang itu ia habiskan untuk menjelajahi wiilayah Indonesia bagian barat atau dikenal dengan spot barat. dalam spot barat itu termasuk didalamnya Kalimantan Barat dan Sumatra.
"Dalam penerbangan, setiap pilot ditempatkan pada spot spot tertentu. Dan kebetulan saya beroperasi spot barat termasuklah dilamanya daerah Kalimantan dan Sumatra," jelas wanita berdara Sunda ini.
Sebagai penerbang,  Fariana dipercaya untuk membawa Helikopter jenis  EC 120B Colibri. Pesawat buatan Tarnos Prancis ini ber home base atau bemarkas di Pangkalan TNI AU Skadron Udara 7 Lanud Suryadarma.
'Saya senang dipercaya untuk menjadi pilot Heli, dan sesauai dengan hasil tes yang dilakukan, saya berbabkat untuk menjadi pilot Heli," jelas anak sulung dari tiga bersaudara ini.
Selama menjadi penerbang, banyak pengalaman yang tidak bisa dilupakan. Pengalamannya, Fariana marasakan besarnya kekasaan tuhan atas alam. Kekuasaan itu terlihat bedanya pemandangan terhadap bumi saat berada di atas atau di bawah. Pengamalan terpenting dan membekas ketika Fariana menyalurkan bantuan ke korban banjir Lamongan Jawatimur beberapa tahun yang lalu.
'Saat itu sangat berkesan, karena saya bisa membantu korban banjir dengan Heli yang saya kendarai, dan wkatu itu hanya Heli yang bisa masuk ke lokasi," kenangnya. 
Dengan penyaluran bantuan itu, Fariana merasa sangat berarti. Ia begitu merasakan bagaimana sensaranya korban banjir yang memerlukan bantuan dan belas kasih.
"Waktu itu saya merasa sangat berati, saya mersakan kemampuan saya sangat membantu," jelas wanita mengaku telah menemukan jodoh untuk pasangan hidupnya nanti.
Kedepannya, wanita yang masih melajang  ini berkeinginan bukan hanya sebagai pilot, tapi sebagai instruktur pilot. Karena kata dalam penerabangan, menjadi instruktur itu merupakan cita cita yang saat ini belum tercapai. Akhirnya, selamat bertuga Lettu Fariana, teruslah terbang untuk menjaga kedigdayaan bangsa. (cah)



2011 RSUD Bengkayang Lebih Target PAD 300 Juta Rupiah


Bengkayang. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bengkayang, Petrus Boli, M. Kes, Sp, Sp.S, merasa dipojokkan oleh pernyataan Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lumbung Pemuda Peduli Kabupaten Bengkayang (LP2-KB), Andri Proniko, edisi sebelumnya.
"Kami merasa dipojokkan, apa dasarnya ia mengatakan pengelolaan yang kami lakukan mengecewakan," kata Boli dalam ruang pertemuan RSUD Bengkayang, Selasa (25/10).
Sebagai lembaga pelayan orang sakit,  RSUD Bengkayang terus memberikan kontribusi PAD melebihi target. Pada tahun 2010, Pemerintah Daerah Bengkayang menargetkan PAD dari RSUD Bengkayang sebesar 700 juta rupiah. Pada akhir tahun rekapitulasi, PAD yang berhasil dihimpun mencapai 1,2 miliar rupiah.
Kemudian pada tahun 2011, Pemerintah Daerah Bengkayang menargetkan pendapatan asli daerah (PAD) dari RSUD Bengkayang sebesar 1, 4 miliar rupiah. Target itu telah tercapai dan mengalami kelebihan, karena rekapitulasi hingga bulan Oktober, PAD mencapai 1, 7 miliar rupiah.
"Dari rekapitulasi sementara itu, kita telah melebihi target sebesar 300 juta, dan itu sebagai bukti nyata kerja RSUD Bengkayang, PAD itu telah disetor bendahara, dan semuanya ada bukti,"  jelas Boli.
Apabila pihak LSM ini itu mengatakan gagal memberikan PAD, dari sisi apanya, dan Boli minta dijelaskan.  Untuk pelayanan, Boli mengatakan pihaknya telah melakukan secara maksimal. Namun demikian yang dilakukan tetap terbatas karena beberapa permasalahan seperti jumlah perawat yang masih kurang sebanyak 30 orang.
Sementara untuk menambah perawat itu sendiri merupakan wewenang pemerintah daerah. Kami telah mengajukan, tapi itu kembali pada kewenangan daerah.Untuk tenaga medis sendiri, Boli menjelaskan pihak rumah sakit telah melakukan beberapa langkah.
Seperti menjalin kerjasama dengan pihak kementerian kesehatan dengan mendatangkan tenaga medis yang dikontrak. Saat ini ada satu dokter kontrak sepsialis kebidanan. Pihak pemerintah harus mengeluarkan anggaran sebesar 12 juta setiap bulannya.
Kemudian untuk rujukan. Boli menerangkan pihaknya tidak banyak merujuk pasien ke rumah sakit lain. Rumah sakit Bengkayang sudah bisa menangani pasien bedah kebidanan dan umum, kecuali pasien yang sangat tidak mungkin untuk ditangani.
Untuk kasus bedah, dalam setiap bulannya RSUD Bengkayang melakukan tindakan operasi bedah, rata rata 25 pasien per bulan. Pasien yang kami rujuk adalah pasien yang tidak mampu kami tangani dan pasien yang minta rujukan atas persetujuan keluarga," jelas Yusnawati, Kasi Keperawatan.
Yusnawati menambahkan, sebagai rumah rumah sakit Tipe D, pelayanan RSUD sudah sangat baik. RSUD Bengkayang seharusnya sudah Tipe C, bila dilihat tempat tidur, tempat tidur RSUD bejumlah 80 buah, semnetara untuk ukuran tipe D sebanyak lima puluh buah.
Untuk perlengkapan dan peralatan RSUD Bengkayang, Marsalinus Lukas, Kasi Penunjang Pelayanan Medik mengatakan hingga saat ini RSUD memiliki alat yang lebih lengkap. Namun peralatan itu tidak sebanding dengan pelayanan terhdapap pasien yang terus meningkat.
"Untuk peralatan itu, kita terkendala pada laboratorium darah dan alat rongen, dan untuk perawata dua alat ini sangat mahal dan biaya pemiliharaan dari pemerintah sangat terbatas,' jelas Lukas.