Bengkayang.
Musrenbang yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Bengkayang setiap tahunnya
tidak membawa perubahan yang berarti. Masih banyak keinginan warga kecamatan
Lumar dalam hal pembangunan tetapi tidak dapat dipenuhi oleh eksekutif.
Masyarakat pun akhirnya mengadu permasalahan yang terjadi di desanya kepada
legislator.
Yopi Cahyono, Warga Desa Belimbing menuturkan, bukan
hanya di Desa Seren Selimbau saja yang bermasalah dalam proyek PNPM MP. Di Desa
Belimbing dan Lamolda juga mengalami hal yang sama. Khusus didesanya, proyek
pipanisasi hingga saat ini masih bermasalah.
“Warga Dusun Sempayuk dan Sekinyak menginginkan air
bersih, tetapi dalam hal pelaksanaannya. Program Pipanisasi GATOT alias gagal
total. Rencananya air bersih diambil
dari Dusun Sei Sibo tetapi sampai saat ini air tidak mengalir,” papar bapak dua
anak ini, kemarin.
Sito, Warga Desa Lamolda menerangkan, sama halnya dengan
program PNPM MP di Dusun Baremada. Kami mendapatkan program penerangan dimalam
hari dengan menggunakan listrik tenaga diesel dengan berbahan bakar solar,
tetapi hanya beroperasi beberapa bulans aja.
“Lucunya, saat warga meminta surat garansi mesin diesel tersebut, para pengurus tidak
dapat menunjukkannya. Saya mengindikasikan mesin tersebut dibeli oleh
fasilitator teknik Kecamatan Lumar barang bekas atau seken,” ucap Sito ditemui
diJalan Sanggau Ledo, kemarin.
Saat ini, ia mengakui untuk menerangi di malam hari di
dusunnya menyewa mesin diesel milik warga setempat. Dengans etiap bulan per
kepala keluarga diwajibkan membayar pemakaian listrik sebesar 120 ribu rupiah,
dan banyak penduduk setempat yang snaggup membayar demi terang benerangnya
dimalam hari.
Geradus, Anggota Komisi B DPRD Bengkayang mengatakan,
masyarakat Kecamatan Lumar khususnya Desa Seren Selimbau masih membutuhkan
sentuhan infrastruktur jalan. Ia mengetahui ini saat melakukan reses di desa
tersebut beberap waktu lalu.
“Mayoritas Masyarakat Desa Seren Selimbau meminta
pembangunan infrastruktur jalan. Karena selama ini desa tersebut tergolong
terisolir di Kecamatan Lumar dan daerah tertinggal,” ungkap Legislator dari
Daerah Pemilihan tiga ini ditemui diruang kerjanya, belum lama ini.
Legislator dari Partai Hanura ini mengungkapkan, akses jalan darat sangat dibutuhkan warga
setempat karena merupakan jalur satu-satunya untuk ke ibu kota kabupaten dan
menjual hasil pertanian. Apalagi mayoritas penduduk setempat bermata
pencaharian dibidang pertanian.
Ia mengakui, masyarakat Seren Selimbau tidak menginginkan
yang lain, mereka hanya meminta pemerintah daerah untuk membangun jalan. Selain
itu, warga setempat mengeluh dengan tidak adanya penerangan dimalam hari yakni
listrik dari PLN.
“Untuk penerangan dimalam hari, warga menggunakan genset
dan mesin diesel yang berbahan bakar bensin dan solar. Ada pembangkit listrik
tenaga air di Seren Selimbau dari proyek PNPM MP, tetapi hanya beberapa bulan
saja aktif, sisanya tidak dapat digunakan lagi karena kesalahan teknis,” beber
Garadus.
Saat awak Koran ini menanyakan, kenapa DPRD Bengkayang
masih melakukan reses padahal ada musrenbang dari tingkat desa sampai ke pusat.
“Lebih efektif reses dibandingkan musrenbang. Karena kamis elaku legislative
tau betul apa permasalahan ditengah-tengah masyarakat dan keinginan mereka
dalam pembangunan,” tegasnya.
Garadus menjelaskan, dari hasil reses tersebut, dalam
rapat kerja anggota dewan apa yang telah dilakukan masing-masing legislator
dipaparkan dalam rapat tersebut. Dan ini akan dibahas dalam penggunaan anggaran
dan apa yang dipioritaskan dalam pembangunan di kecamatan.
Ia mengakui, musrenbang yang sering dilakukan tidak
membawa arti yang lebih baik untuk pembangunan di perdesaan. Karena banyak
usulan-usulan dari desa yang tidak dipenuhi. Parahnya, lain keinginan
masyarakat untuk dibangun, lain pula pemda Bengkayang membangunnya.
Sebagai putra asli Kecamatan Lumar, ia tergerak hati
untuk membantu masyarakatnya. Apalagi ia terpilih karena dipilih oleh rakyat.
Kepentingan warga lebih diutamakan dibandingkan kepentingan kelompok atau
individu. (cah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar