Femi : Nomor register tersebut ialah C002012009990, sambil mengambil
massa tinjau dari Kemenkumham selama dua tahun mendatang.
Bengkayang. Bupati Bengkayang membuka Launcing batik khas
Bumi Sebalo yang diberi judul Saruwe Kalamange. Saruwe Kalamange merupakan
bahasa daerah dayak bakati yang notabene kaum mayoritas di Kabupaten Bengkayang.
Bupati Bengkayang, Suryadman Gidot mengatakan, 13 tahun
Bengkayang menjadi kabupaten, banyak hal yang telah dibuat tetapi diperlukan
tangan-tangan terampil, pikiran cerdas dan komitmen yang kuat untuk keberadaan
Bumi Sebalo yang kita sepakat yang berlatar belakang dari berkeanekaragaman
baik suku agama ras dan golongan serta budayanya.
Launcing batik khas Kabupaten Bengkayang hendaknya dapat
dukungan dari semua pihak. Karena semuanya murni dari tangan terampil dari
putra dan putri Kabupaten Bengkayang. perlu adanya dukungan sleuruh elemen
warga Bumi Sebalo yang positif.
“Selama ini banyak yang tidak mendapat hati hasil
kerajinan mereka. Oleh karena itu ini awalnya kita menghargainya,” ucap Gidot
kepada Equator ditemui di Aula II Lantai V Kantor Bupati Bengkayang, Selasa
(17/4).
Saat ini kita berpikir
karena batik yang dipakai di sekolah saat ini motifnya tidak jelas
sehingga saat ini kita mengubah smeuanya. Apabila ini dapat dilakukan, semangat
generasi muda kita untuk mencintai daerah, kesatuan dan kesatuan kabupaten
Bengkayang dan Indonesia dapat semakin kuat.
Tidka menuntup kemungkinan tahun kedepan adalagi, karena pakaian setiap rtahun
mengikuti tren. “Dekranasda memegang lisensinya dan pemasaran oleh KPN,
pemenang jangan lupa diberi persenan dari hasil penjualannya. Royalty sedikit
pun harus diberi kepada mereka karena ini sudah di patenkan. Aturlah sebaik
mungkin,” sarannya.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten
Bengkayang, Femi Oktaviani Gidot menerangkan, BUmi Sebalo sangat beranekaragama
baik itu flora maupun faunanya. Dekranasda berusaha mengangkat salah satu flora
dan fauna yang ada yaitu burung ruai dan kantong semar sebagai bahan dasar
motif yang digunakan.
“Burung ruai melambangkan kegagahan suku dayak dan
bertanggungjawab terhadap anak dan keluarganya. Burung ruai juga sangat indah
dan dapat mempertahankan diri sehingga burung ruai dijadikan symbol penangkal
dan seklaigus symbol suku dayak,” terang istri Bupati Bengkayang ini, kemarin.
Sedangkan kantong semar yang hidup dimana saja dan hidup
berkelompok dimana sangat berguna dari akar sampai kantong. Kantong semar
banyak terdapat di BUmi Sebalo dan bermanfaat bagi suku dayak sehingga menjadi
symbol desain motif ini.
10 Januari lalu, Dekranasda Kabupaten Bengkayang telah mengumumkan
dan menyerahkan lomba ragam rias motif khas Bengkayang. dari 10 orang yang
bertanding, di ambil lima orang saja. Juara satu berjudul persatuan, kombinasi,
ruai bantogat, kareron ajis surat, terakhir ialah sukur dan asa di biomedical
Sebalo.
23 Feburari 2012, pengurus Dekranasda Kabupaten
Bengkayang telah mendaftarkan hasil lomba desain seni motif khas Kabupaten
Bengkayang, dengan judul Sarue Kalamange pada Direktorat Jendral Hak Kekayaan
Intelektual Kemenkumham Jakarta agar nantinya tidak di klaim oleh daerah lain
dan sepenuhnya jadi milik Dekranasda Bumi Sebalo.
“Sarue artinya Burung Ruai sedangkan Kalamange artinya
Kantong semar. Nomor register tersebut ialah C002012009990, sambil mengambil
massa tinjau dari Kemenkumham selama dua tahun mendatang. Kami siap melauncing
motif khas Bengkayang hari ini,” beber Femi.
Untuk lebih memantapkan tindak lanjut, Dekranasda bekerja
sama dengan KPN Bengkayang dan motif persatuan dengan warna motif merah akan
dikenakan bagi PNS BUmi Sebalo. Pengelolaannya semua pada KPN. Ruai Bantogat
warna abu-abu untuk siswa SMU, SLTP
warna Biru sedangkan pelajar SD berwarna merah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar