Rabu, 24 Agustus 2011

Puskesmas Sungai dan SMK N 1 Sungai Raya Retak Akibat Gempa


Bengkayang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bengkayang, Yosef mengatakan, memang benar ada getaran di daerah pesisir Kabupaten Bengkayang terutama di Kecamatan Sungai Raya. Dan hingga saat ini pihaknya sedang mengumpulkan data.
“Kemarin saya bersama staf langsung meluncur ke Kecamatan Sungai Raya melihat langsung akibat getaran tersebut. Getaran terjadi tiga kali yakni pada pukul 08.20, 08.30, dan 08.37. Tetapi yang paling dahsyat dan kuat hanya pada pukul 08.30,” terang Yosef ditemui diruang kerjanya, Rabu (24/8).
Yosef menjelaskan, akibat kejadian tersebut terjadi kerusakan fisik. Data yang baru di peroleh pihaknya ialah keretakan kecil yang terdapat di SMK Negeri 1 Sungai Raya di Desa Sungai Jaga B. dimana didinding sekolahnya retak. Kemudian beberapa rumah warga sekitarnya.
Atas kejadian tersebut, langkah-langkah yang dilakukan pihaknya ialah mengumpulkan data di lapangan, setelah data sudah terkumpul akan melaporkan secara tertulis kepada Bupati Bengkayang. kemudian baru ke provinsi.
Data diambil dari masyarakat setempat dan pihak kecamatan. Ia mengakui saat ini sedang menunggu BPBD Kalbar datang ke Bumi Sebalo untuk menghadap kepala daerah. Perlu diketahui, semalam (23/8) sampai pukul 21.00 ia bersama muspika yang ada di Kecamatan Sungai Raya melakukan dialong mengenai kejadian yang baru terjadi.
“Langkah yang perlu kita lakukan ialah macam mana caranya masyarakat dapat tenang dan tidak panic atas kejadian kemarin. Karena warga sekitar resah dan takut apabila terjadi sunami. Memberikan pengertian ini yang berat karena  penduduk setempat mudah termakan isu yang tidak benar,” jelas Yosef.
Mengenai kerusakan yang dialami oleh masyarakat Kecamatan Sungai Raya, Pemda Bengkayang akan membantu sealakadarnya. Saat ini masih belum dapat memberika bantuan karena masih mendata dan melihat klasifikasi kerusakannya. Parahnya, dana standby di BPBD Bumi Sebalo tidak ada alias nihil.
Yosef melanjutkan, di Pemda Bengkayang ada DTT (Dana Tak Terduga), provins juga ada. Tetapi untuk mengeluarkan DTT tidak mudah, perlu adanya syarat-syarat yang diperlukan agar dana tersebut keluar seperti jenis bencana dan kerusakan yang ditimbulkan.
Uray Tomi, Ketua Pemuda Peduli Lingkungan Kabupaten Bengkayang mengungkapkan, BMKG Pontianak baru pulang dari Sungai Duri. Dan saat ini ia sedag menunggu BPBD Bengkayang yang rencananya akan turun untukmendata kerusakan akibat gempa.
“Keretakan juga terjadi pada Puskesmas Sungai Duri di ruang Laboratorium dan rumah ibu Paulina di Desa Sungai Jaga B Kecamatan Sungai Raya. Masyarakat sempat panic dan hingga saat ini warga masih waspada takut ada gempa susulan,” rinci Tomi via telepon seluler, kemarin.
Sementara ini pihak kecamatan sedang mendata dampak akibat gempa tersebut. Pihaknya saat ini sedang menenangkan masyarakat Kecamatan Sungai Raya mengenai isu akan datangnya gempa susulan. Ia meyakinkan, tidak aka nada gempa susulan. (cah)

Selasa, 23 Agustus 2011

Gempa Hebohkan Warga Pesisir Pantai Kabupaten Bengkayang


Bengkayang. Warga pesisir Kabupaten Bengkayang dikejutkan dengan getaran yang mereka respon sebagai gempa. Akibat getaran tersebut warga berkeluaran untuk mencari kepastian. Setidaknya getaran yang dirsakan sebanyak dua kali sekitar pukul 08.00 pagi, Selasa (23/8).
Anggota DPRD Kabupaten Bengkayang, Zulkarnain mengungkapkan, memang ada gempa di daerah pesisir. Getaran itu dirasakan oleh warga yang tinggal di daerah pesisir, mulai dari Sungai Pangkalan hingga ke Sungai Raya. Denga adanya getaran itu, warga berkeluaran dari rumahnya, dan para pegawai juga ada yang keluar dari kantornya.
“Dari informasi yang saya peroleh, semua warga pesisir Bengkayang dari daerah Tanjung Gundul sampai Sungai Duri Kecamatan Sungai Raya merasakan getaran yang sama. Saat ini masyarakat berfikir, apakah itu benar benar gempa, dan kalau bukan gempa. lalu apa yang terjadi sebenarnya, kejelasan kejadian itulah yang diinginkan warga kita," ucap Zul-sapaan akrabnya via telepon seluler, kemarin.
Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera ini kembali menuturkan, Terasa dua kali goncangan. Kejadian pertama kali terjadi sekitar pukul delapan pagi, getaran pertama terjadi beberapa menit, kemudian berhenti sebentar dan terjadi lagi getaran.
Bupati Bengkayang, Suryadman Gidot , SPd mengatakan, Ia sebenarnya tidak percaya dengan gempa yang terjadi di daerah pesisir yang ada diBumi Sebalo. Karena sesuai dengan pelajaran Geografi, Kalimantan tidak ada jalur untuk gempa.
“Apabila memang gempa terjadi, masyarakat Kabupaten Bengkayang yang ada harus waspada dan mawas diri, apabila ada gempa susulan. Ditambah Pemda Bengkayang tidak ada alat untuk deteksi gempa sehingga kita sulit untuk melihat apa benar yang terjadi tersebut memang benar gempa,” terang Gidot ditemui diruang kerjanya, Selasa (23/8).
Suami dari Femi Oktaviani Gidot ini menjelaskan, masyarakat jangan berlebihan menyikapi masalah gempa yang terjadi di pesisir Kabupaten Bengkayang. Apabila ada informasi dari BMKG mengenai kejadian tersebut, baru kita percaya.
Kapolres Bengkayang, AKBP Mosyan Nimitch, SIK menerangkan, gempa yang terjadi memang benar ada terjadi di daerah pesisir Bumi Sebalo. Dan terjadi dua kali goyang. Hingga saat ini, masih di cari kemungkinan adanya kerugian materil.
Dopong, pemilik SPBU Kecamatan Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang membenarkan adanya getaran yang dirasakan oleh warga pesisir Bengkayang. Namun getaran tersebut tidak berdampak bagi kerusakan.
“Namun karena getaran tersebut, warga sedikit panik dan kelaur dari rumah, seperti pegawai puskesmas yang panik langsung keluar dari kantornya,” ungkap Dopong yang juga Ketua Harian KONI Bengkayang via pesan singkat. (cah)







Jumat, 19 Agustus 2011

Legislatif Harus Peka Permasalahan Masyarakat


Bengkayang. Kurang lebih 28 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang ada di kabupaten Bengkayang, semuanya bermasalah dengan masyarakat. Rata-rata permasalahannya sama yakni menutut ganti rugi tanam tumbuh, penyerobotan lahan, dan pembagia plasma serta menuntut janji manis perusahaan. Selaku wakil rakyat seharusnya peka terhadap permasalahan yang terjadi terutama di Lembah Bawang.
F Kumas, Sekretaris Camat Lembah Bawang mengatakan, kasihan dengan masyarakat tempat ia tugas, karena selalu dibodohin oleh orang-orang perusahaan untuk mendapatkan tanah. Dan kini warga gigit jari yang ada.
“DPRD Bengkayang selaku wakil rakyat seharusnya peka terhadap permasalahan yang terjadi di Lembah Bawang. Bukan hanya tungggu laporan dari masyarakat baru memanggil pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit yang menyengsarakan warga,” kesal Kumas ditemui dikediamannya di Jalan Basuki Rachmad Bengkayang, belum lama ini.
Kumas menjelaskan, Kamis (11/8) masyarakat Lembah Bawang beramai-ramai sekitar puluhan buah mobil datang ke kantor legislative untuk mengadukan permasalahan yang terjadi. Berhubung wakil rakyat satu pun tidak ada dirumah rakyat karena sedang kunjungan kerja keluar daerah, mereka pun kembali ke kampung halamannya.
“Saya dengar informasi yang beredar, rencananya masyarakat Lembah Bawang dalam massa ratusan orang akan mendatangi DPRD Bengkayang untuk mengadukan permasalahan yang terjadi,” beber Kumas, kemarin.
Simon, warga Desa Kinande Kecamatan Lembah Bawang mengeluh dengan  ulah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang ada di kecamatannya. Ia menerangkan, ada tiga perusahaan yang beroperasi di kecamatannya yakni PT Darmex Agro Plantation, PT JO, dan PML.
“Perusahaan perkebunan kelapa sawit yang suka menyerobot atau mencaplok tanah warga ialah PT Darmex dan PT JO. Tanah orang tua saya saja seluas 12 hektar yang ditanami karet sampai saat ini belum dibayar tanam tumbuhnya dan pembagian plasma,” keluh Simon saat bertandan ke Biro Bengkayang di Jalan Jerendeng AR No.107 Bengkayang, belum lama ini.
Sejak 2006 PT Darmex Agro Plantation datang ke Lembah Bawang, perusahaan berjanji kepada masyarakat  untuk membangun infrastruktur dan membantu rumah ibadah yang ada serta ganti rugi tanam tumbuh. Namun, sampai mau panen kelapa sawitnya, perusahaan tersebut belum merealisasikan janjinya kepada warga. Kini janji tinggal janji.
Masyarakat sudah berpuluh kali mempertanyakan kepada PT Darmex, namun tidak ada responnya. Seharusnya mereka harus bertanggungjawab atas perbuatannya. Mayarakat Lembah Bawang tetap akan menuntut haknya sampai terealisasikan.
Saat awak Koran ini menanyakan, apabila dengan cara diplomasi tidak bisa menuntut hak-hak warga atas janji manis PT Darmex, apa yang akan dilakukan. “Kita akan lakukan hal serupa dengan masyarakat Riau yang memaksa penghuninya untuk keluar dari arena perusahaan. Perusahaan tersebut akan disita oleh warga Lembah Bawang seperti yang disiarkan oleh televise swasta nasional belum lama ini,” tegasnya.
Hal ini dilakukan apabila kesabaran masyarakat Lembah Bawang sudah hilang. Dengan kejadian seperti ini, nyata sekali Pemda dan DPRD Bengkayang tidak peduli dengan masyarakat sekitar. Seharusnya mereka sesegera mungkin menyelesaikan permasalahan ini. Jangan hanya diam dan menunggu warga melakukan anarkis baru bergerak.  (cah)


BPKM Nilai KP2T Bengkayang Cukup Bagus


Bengkayang.
Muhammad Sudrajat Prasetyo, Deputi Pengendalian Pelaksana Penanaman Modal, BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) Jakarta mengatakan, maksud dan tujuan ia bersama rombongan datang ke Kabupaten Bengkayang ialah mengkualifikasi Kantor Pelayanan Perijinan terpadu satu pintu terhadap 265 PTSP termasuk di Bumi Sebalo.
“2011, untuk merealisasikan hal tersebut kami bekerjasama dengan PT SUCOFINDO sebagai verifikator kegiatan tersebut. Selain itu, mereka juga sebagai surveyor dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan,” terang Sudrajat ditemui di KP2T Jalan Basuki Rachmad Bengkayang, Kamis (18/8).
Sudrajat menjelaskan, ada tiga bagian point atau unsure penilaian yang kami lakuan disemua PTSP yang ada di Indonesia. Adapun unsure-unsur penilaiannya ialah SDM (Sumber Daya Manusia), Kelembagaan, dan Sarana dan Prasarananya.
Ada pelimpahan perinjinan dari pusat ke daerah khususnya penanaman modal dalam negeri seperti ijin prinsip yang berskala dengan modal dalam negeri. Oleh karena itu, kami melihat persiapan mereka. Apabila belum siap sesuai dengan tiga point tersebut, PTSP akan di bimbing dari pusat untuk mencapai empat bintang. Yang dimaksud empat bintang ialah apabila PTSP mendapatkan nilai 90-100.
“Penanaman modal terdiri dari perijinan dan non perijinan. Dan modal berasal dari dalam negeri dan asing (PMA). Berdasarkan UU No. 25/2007 tentang penanama modal, bahwa minimal satu persen saham WNI dalam PMA,” terangnya.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 27/2009 tentang PTSP di bidang penanaman modal dan Surat Edaran bersama Mendagri, Menpan dan Reformasi Birokrasi serta Kepala BKPM No. 570/3727A/SJ, SE/08/M.PAN-RB/9/2010, dan No 12/2010 tentang singkronisasi pelaksanaan pelayanan penanaman modal di daerah.
Syafrani Daniel, Surveyor dan verifikator PT SUCOFINDO mengungkapkan, ketiga poit tersebut sudah dilakukan di KP2T Bengkayang. Namun, ia tidak berani membeberkan berapa point yang didapat oleh KP2T Bumi Sebalo. Karena sesuai deegan aturan yang berlaku akan diumumkan serempak se-Indonesia dan di dibuat Surat keputusannya.
“Secara garis besar KP2T Bengkayang cukup bagus, hanya SDMnya harus sering dilakukan pelatihan serta model pelayanannya alangkah baiknya seperti di bank supaya ada rasa nyaman, dan aman bagi masyarakat yang membuat ijin,” saran Daniel, kemarin.
Dari sisi kelembagaan, seperti perda harus ada legalitasnya. Serta komitmen Bupati Bengkayang Untuk menyerahkan semua perijinan kepada KP2T. itu jalan yang baik, karena selama ini dinas teknis yang membuat ijin bukan KP2T.
KP2T Bengkayang saat ini kondisi beban kerja,  dan grafik  meningkat, apalagi dengan tugas baru dan pelimpahan  kewenangan dari pusat tentang perijinan modal dalam negeri. Dengan demikian, ia sarankan kepada Kepala daerah untuk KP2T Bengkayang harus ditingkatkan menjadi Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Bumi Sebalo. Karena terkait perbedaan kewenangan antara kantor dan badan.
Ditambahkan oleh Dr Yan S Sos, MSi, Kepala KP2T Bengkayang. di kantor yang ia pimpin, saat ini sudah delapan orag sudah ikut pelatihan termasuk dirinya. Ia menyambut baik keinginan pusat untuk memberikan kewenangan pelimpahan penamanan modal dari pusat ke daerah. (cah)

HUT RI, Mobil Kibarkan Bendera Malaysia


Bengkayang. warga Indonesia di Kecamatan Seluas resah dikarenakan sebuah mobil mengibarkan bendera Malaysia saat melintas. Dengan kejadian tersebut mengundang tanda tanya masyarakat sekitar, kenapa dapat terjadi.
Syaiful, Warga Desa Seluas Kecamatan Seluas saat ditemui dikediamannya mengakui, lebih memilih menjadi warga NKRI dibandingkan menjadi warga Malaysia. Walaupun selalu dianaktrikan dalam hal pembangunan oleh pemerintah, tetapi tetap cinta akan bendera merah putih dan setia kepada pancasila.
“Minggu lalu, ada sebuah mobil melintas Seluas dari arah Jagoi menuju Bengkayang berbendera Malaysia. Kami selaku rakyat NKRI tidak terima berkibarnya bendera Malaysia tersebut. Walaupun kami dianak tirikan oleh pemerintah pusat,” tegas bapak satu putri ini, belum lama ini.
Saat awak koran ini menanyakan, apakah ingat merk apa mobilnya dan siapa yang memakai mobil tersebut. “Saya tidak hafal dengan merk mobilnya tetapi mobilnya warna silver,” aku Syaiful, kemarin. Ia menyebutkan, jangankan mau mengibarkan bendera merah putih di Malaysia, warga yang mau berjualan di Serikin saja proses ijinnya berbelit-belit.
Ia menyarankan, seharusnya Indonesia khususnya aparat keamanan yang ada di wilayah perbatasan jangan bersikap lunak kepada warga Malaysia yang masuk ke Indonesia dalam hal kendaraannya mengibarkan bendera Malaysia. Ini nyata-nyata sekali mereka telah menginjak-injak harga diri NKRI, apalagi kita dalam suasana memeriahkan HUT RI ke-66 tahunnya.
Nogian, 51, Kadus Jagoi Babang mengungkapkan, semenjak Bengkayang menjadi kabupaten, kami warga sini baru  merasakan enaknya kehidupan dalam kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan sejak kesultanan Sambas ratusan tahun lalu hingga menjadi Kabupaten Sambas dan akhirnya 1999 dimekarkan menjadi dua kabupaten.
Salah satunya kemerdekaan dalam mengecap pendidikan. Dulu belum ada SMP dan SMA di sini. Sehingga banyak  anak-anak baik itu pria maupun wanita hanya menyelesaikan pendidikan dibangku sekolah dasar. Setelah menganggur dua dan tiga tahun, mereka merantau ke Serawak untuk mengadu nasib dan mencari kerja.
Bahkan ada yang mendapatkan suami atau istri di negeri jiran. Namun, kini telah berubah setelah Pemda Bengkayang membangun SMP dan SMA di Jagoi Babang. Anak-anak dapat melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi dari orang tuanya.
Ia mengakui, sebagai warga perbatasan diantara dua Negara amat sulit dan selalu merasa dianak tirikan karena kurang perhatiannya Pemda dalam segala aspek kehidupan. Nogian menceritakan,setiap ada perselisihan antara Indonesia dan Malaysia, masyarakat Jagoi Babang tidak ikut-ikutan  ingin berperang dengan negeri jiran.
“Kami akan pindah kewarganegaraan apabila patok batas antara Indonesia-Malaysia di pindahkan ke Seluas. Apabila patok batas masih posisinya saat ini, kami tetap WNI,” tegas bapak berambut ikal dan berkulit sawo matang, kemarin.
Untuk apa kami berperang dengan saudara kami sendiri. Karena  masyarakat Jagoi dan Serikin sampai ke Bau Kucing masih ada pertalian saudara dan ada yang sedarah. Apabila Indonesia dan Malaysia berselisih, itu urusan pusat, kami sebagai rakyat kecil  tergantung dengan kebijakan pemerintah pusat.
Saat awak Koran ini menanyakan, apabila disuruh memilih kewarganegaraan, apakah memilih Indonesia atau Malaysia. “Walau macam manapun juga tetap memilih NKRI. Karena patok batas Indonesia-Malaysia berada disana. Apabila patok batas di pindahkan ke Seluas, baru kami memilih kewarganegaraan Malaysia,” tegas Nogian. (cah)