Minggu, 05 Juni 2011

Orgil Menjamur, Pemda Bengkayang Jangan Tutup Mata

perilaku orang gila di pasar yang berkeliaran 
Bengkayang. Seiring bertambahnya usia Kabupaten Bengkayang, dan semakin padatnya jumlah penduduk membuat semakin bayaknya pendatang yang inginmengadukan nasibnya di Bumi Sebalo. Orang gila pun ikut-ikutan diboyong untuk meramaikan penduduk di daerah pemekaran dari Kabupaten Sambas ini. Orgil di Bengkayang menjamur, pemda Bengkayang  jangan tutup mata
Garadus, Anggota Komisi B DPRD Bengkayang mengatakan, akhir-akhir ini banyak orang gila yang ada di Bumi Sebalo. Hal ini membuat pemandangan kurang baik bagi kota Bengkayang. kejadian ini sudah lama berlangsung.
“Seharusnya Pemda Bengkayang melalui instansi yang menanganinya harus membuka mata dan pro aktif untuk mengamankan orang gila yang meresahkan warga dan mengganggu ketertiban umum,” saran Legislator Partai Hanura dari Dapil III ini ditemui diruang kerjanya, belum lama ini.
Garadus menjelaskan, keberadaan orang gila di kota Bengkayang akan mengganggu berjalannya roda perekonomian bagi pelaku ekonomi yang ada. Bukan tanpa alasan hal ini diutarakan oleh wakil rakyat ini. Apabila orang gila bersantai disebuah warung makan, pembeli akan enggan untuk datang. Karena mereka akan hilang selera makannya, sehingga yang dirugikan ialah pemilik warung makan.
Dinas Sosial harus bekerjasama dengan Polisi Pamong Praja untuk menangkap dan mengamankan orang gila yang berkeliaraan di kota Bengkayang. Dan membawa orang gila tersebut ke Rumah Sakit Jiwa di Singkawang.
 “Apabila pemerintah daerah tidak pro aktif menangani orang gila yang ada di Bengkayang, dikhawatirkan akan berdampak negative bagi kehidupan masyarakat Bumi Sebalo,” ungkap Garadus, kemarin.
Garadus juga tudak dapat pungkiri, keberadaan orang gila tadi Bumi Sebalo tidak terlepas dari kiriman dari luar Kabupaten Bengkayang. ada yang berasal dari Kabupaten Landak, Sambas dan Singkawang. Ketidaktahuan para sopir bus umum yang menaikan orang gila yang dikira penumpang. Setelah ketahuan bahwa yang menumpang tersebut orang gila, diturunkan di pasar Bengkayang.
Bukan hanya orag gila saja yang mengganggu ketertiban umum, keberadaan gepeng dan pengamen sudah kian marak di Bumi Sebalo. Ada yang buta dengan dipandu anak kecil membawa pengeras suara dan melantunkan tembang dangdut, keluar masuk setiap ruko yang ada di pasar Bengkayang.
“Sebenarnya menurut hati nurani, kasihan dengan mereka tetapi saya memiliki keterbatasan. Untuk itu, Pemda Bengkayang harus mengambil langkah sesuai amanat UUD 1945. Janganlah menutup mata,” harapnya.
Kepala Satuan Polisi Pamong (Pol PP) Kabupaten Bengkayang, Yustinus Kancil mengatakan, orang gila menjadi permasalahan bagi warga di Bumi Sebalo. Manusia tidak waras ini menjadi pewarna di lingkungan sekitar kota, terutama untuk pasar Bengkayang.
"Orang gila memang menjadi permasalahan kita. Permasalahan orang gila menjadi perhatian pihaknya dan siap berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk melakukan penertiban," tegas Yustinus ditemui di Kantor Bupati Bengkayang Bengkayang, belum lama ini.
Yustinus menjelaskan, pihaknya hanya bagian penertiban, dan akan selalu siap untuk bertindak selama ada permintaan dari Dinas Sosial Kabupaten Bengkayang sebagai pihak berwenang. Orang gila yang ada di Bumi Sebalo terutama yang bekerliaran di pasar kebanyakan berasal dari luar daerah.
"Orang gila yang ada di daerah kita bukan berasal dari Bengkayang, namun dari daerah luar yang sengaja di buang ke daerah kita," beber mantan Camat Bengkayang dan Camat Tujuh Belas ini kepada Equator, kemarin.
Lanjutnya, permasalahan orang gila di Bengkayang bukan hanya permasalahan pemerintah, namun harus ditangani bersama dengan melibatkan masyarakat. Peran aktif masyarakat sangat diperlukan untuk menangani permasalahan orang gila ini, salah satunya dengan mengembalikan orang gila itu ke saudaranya atau ke keluarganya masing masing. (cah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar