Bengkayang. sudah 65 tahun Indoensia merdeka, tetapi masih ada wilayah yang masih tertinggal dan terisolir baik dari telekomunikasi, listrik dan sebagainya. Sama halnya seperti Sebujit, kampung yang sudah tershor namanya sampai diseluruh penjuru tanah air dengan rumah adat baluknya dan Gawe Nyobeng. PLTS sebagai alat penearangan hanya sebagai pajangan karena aki sebagai penampungnya sudah rusak.
Krismas, Warga Sebujit Desa Hlibuei Kecamatan Siding mengatakan, untuk penerangan dimalam hari, warga rata-rata menggunakan mesin genset. Di sini tidak ada listrik dari PLN, padahal kami sangat membutuhkan listrik pada malam hari maupun siang.
“Penerangan pada malam hari hanya sampai jal 10 malam saja, selebihnya dimatikan. Apabila ada keramaian seperti Gawe Nyobeng ini, kami menghidupkan genset sampai subuh,” terang Krismas kepada koran ini dikediamannya, belum lama ini.
Krismas mengungkapkan, beginilah suasana Sebujit pada malam harinya yang gaduh dengan suara genset. Bukan hanya di kota saja yang memanfaatkan tenaga listrik untuk mendatang air ke rumah, memasak, dan kebutuhan hidup lainnya.
Tetapi kami disini juga sangat membutuhkannya terutama listrik dari PLN untuk menghemat pengeluaran kami membeli BBM. Namun Krismas tidak menyebutkan secara rinci berapa BBM baik bensin maupun solar yang dibutuhkan dalam beberapa jam.
Rujito, Warga Sebujit juga menambahkan, untuk mendapatkan penerangan pada malam hari, mereka mendapat bantuan peningkatan infrastruktur listrik PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) SHS 50 WP dari Kementrian Negara Pembangunan Daerah Tetinggal pada tahun 2008 lalu.
“Bukan hanya saya saja yang tidak lagi menggunakan PLTS ini, tetapi warga disini sudah banyak tidak memanfaatkannnya berhubung aki sudah tiga tahun, dan waktu itu pemborongnya sempat mengatakan aki mampu bertahan sampai tiga tahun, selebihnya harus beli aki baru,” beber Rujito kepada Equator ditemui dikediamannya, belum lama ini.
Rujito menjelaskan, perusahaan yang mengerjakan proyek PLTS di kampungnya ialah PT Mitra Muda Berdikari Indonesia yang beralamatkan di komplek Bumi Bekasi Baru Utara di Jalan Borobudur Blok IV No 5 Bekasi.
Saat awak Koran ini menanyakan, kenapa tidak lagi membeli aki baru dibandingkan menggunakan genset yang sulit untuk membeli BBM seperti Solar dan Bensin, apalagi sekarang pemerintah melarang warga membeli BBM menggunakan jeriken.
“PLTS yang ada ini memiliki kekurangan, apabila musim penghujan, maka malam harinya gelap gulita. PLTS ini dapat digunakan jika penyinaran matahari cukup. Makanya saya tidak mau membelikan aki dan menggunakannya genset walaupun susah mendapatkan BBM tetapi dapat diiritkan,” ungkapnya.(cah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar