Tampilkan postingan dengan label tionghoa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tionghoa. Tampilkan semua postingan

Minggu, 03 Maret 2013

Belasan Ribu Warga Padati Ruas Jalan Kota Bengkayang

belasan ribu warga dari berbagai kabupaten padati jalanan di ibu kota Kabupaten Bengkayang
Bengkayang (Kalbar Times). Hari ini (kemarin, red) merupakan hari yang sangat sibuk bagi petugas untuk mengatur lalu lintas dan pengamanan seperti pihak kepolisian, Polisi Pamong Praja, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bengkayang, dan TNI.
Hal ini dianggap wajar, dikarenakan bertepatan dengan perayaan Cap Go Meh di ibu kota Kabupaten Bengkayang.
Dari pantauan Kalbar Times dilapangan, sepanjang jalan dalam kota Bengkayang macet sejak pukul 07.30 dan pada pukul 12.00 baru dapat teruraikan.
Kurang lebih ribuan kendaraan roda dua dan ratusan kendaraan roda empat dan enam memadati ruas-ruas jalan dalam kota Bengkayang. Membludaknya belasan ribu manusia di Kota Bengkayang membuat kewalahan pihak yang mengatur lalu lintas.
Hal ini dianggap wajar dikarenakan hari ini (kemarin, red) merupakan hari Minggu plus Festival cap go meh sehingga wajar kota Bengkayang dikerumuni oleh belasan ribu orang untuk menyaksikan hiburan setahun sekali ini.
Selain itu juga, ada juga datang warga dari luar Kabupaten Bengkayang seperti warga Kabupaten Sambas dan Kabupaten Landak yang jauh-jauh sengaja datang untuk menyaksikan kegiatan ini.
Bahkan tampak hadir 16 orang warga Malaysia yang sengaja datang langsung ke Bengkayang untuk menyaksikan perayaan Cap Go Meh menggunakan enam buah kendaraan roda empat.
Wartawan Kalbar Times sempat berbincang-bincang dnegan beberapa warga Bau Serawak Malaysia tersebut di halaman Hotel Lala Golden Bengkayang.
Maksar Alek, SE, Ketua Festival Cap Go Meh Tahun 2013 mengatakan, pihaknya sangat bersyukur dikarenakan tahun ini dari berbagai kebudayaan ikut serta memeriahkan Festival Cap Go Meh di Bengkayang seperti kebudayaan dari etnis Dayak, dan Jawa.
“Mudah-mudahan tahun depan ada partisipasi dari kebudayaan lain seperti Melayu, Batak, NTT, Nias dan lainnya dalam meramaikan Festival Cap Go Meh di Bengkayang,” harap Legislator Partai Demokrat ini ditemui di Halaman Gedung Pancasila Bengkayang, Minggu (24/2).
Ia mengungkapkan, dengan adanya kebersamaan dari kebudayaan lain dalam ikut berpartisiapsi dalam kegiatan ini membuat suasanan perayaan Cap Go Meh di Bumi Sebalo semakin meriah lagi.
Sehingga memiliki daya tarik tersendiri bagi turis untuk berkunjung ke Kota Bengkayang untuk menyaksikan kegiatan ini.
Saat awak media ini menanyakan, kenapa tatung yang berasal dari Singkawang memilih bermain di Bengkayang di bandingkan di Singkawang.
“Kemungkinan Tatung kita yang dari Bengkayang mengajak Tatung Singkawang karena mereka berteman. Sehingga lebih memilih bermain di Bengkayang,” terangnya.
Maksar melanjutkan, dirinya sangat senang dengan adanya dukungan dari Pemda Bengkayang untuk menyukseskan kegiatan ini. Tidak terlepas juga dari kerja keras panitia yang telah mempersiapkan kegiatan ini hingga sukses.
Masyarakat Bengkayang juga turut andil dalam menyukseskan kegiatan ini dikarenakan situasi dan kondisi Kota Bengkayang tetap kondusif.
“Dengan membludaknya warga Bumi Sebalo memadati jalanan di kota Bengkayang membuktikan bahwa masyarakat Bengkayang haus akan hiburan,” ucap Maksar, kemarin.
Cap Go Meh merupakan salah satu tradisi orang Tionghoa, tujuannya mengusir roh roh jahat supaya keluar dari Bengkayang sehingga ada perbaikan lebih baik lagi di masa-masa yang akan datang. (yopi)

2000 Orang Ikut Festival Cap Go Meh

Bengkayang (Kalbar Times). Perayaan Festival Cap Go Meh tahun 2013 kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun ini melibatkan manusia sebanyak 2000 orang untuk mengikuti pawai mengelilingi Kota Bengkayang.
Maksar Alek, SE
Maksar Alex, SE, Ketua Panitia Festival Cap Go Meh Tahun 2013 mengatakan, pihaknya mengucapkan ribuan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat Kabupaten Bnegkayang karena telah menyukseskan kegiatan Festival Cap Go Meh dan membuat situasi dan kondisi tetap kondusif.
“Sebanyak 90 tatung yang ikut bagian dalam Festival Cap Go Meh hari ini di Kota Bengkayang,” beber Maksar yang juga Legislator DPRD Bengkayang dari Partai Demokrat ditemui di Halaman Gedung Pancasila Bengkayang, Minggu (24/2).
Ia menjelaskan, tatung yang berasal dari Kabupaten Bengkayang sebnayak 75 tatung sedangkan sisanya dari Kota Singkawang. Untuk tandu pada Festival Cap Go Meh tahun ini sebanyak 30 tandu.
Selain itu, dalam Festival Cap Go Meh tahun ini di Bengkayang turut beratraksi dari Barongsai, Naga, Tanjidor, Reok, Kuda Lumping dan Mercing Band.
“Kurang lebih sebanyak 2000 orang yang berpartisipasi dalam kegiatan Festival Cap Go Meh di Bengkayang tahun ini,” tegasnya.
Anggota DPRD Bengkayang dari Daerah Pemilihan Bengkayang Satu ini menjelaskan, tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya dalam hal rute Festival Cap Go Meh.
Apabila tahun sebelumnya kegiatan di pusatkan di Jalan Migang (Vihara Ariamarama, Red), tetapi untuk 2013 dipindahkan ke Gedung Pancasila.
Hal ini dikarenakan situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan lagi untuk memusatkan kegiatan Festival Cap Go Meh di Jalan Migang yang sempit.
Adapun rute Festival Cap Go Meh tahun 2013 ialah peserta dikumpulkan di Halaman Gedung Pancasila kkemudian di lepas oleh Bupati Bengkayang Suryadman Gidot teapt pukul 09.00. para peserta pawai kemudian menuju ke Jalan Pasar Tengah.
Kemudian belok kanan masuk Jalan Tabrani. Setelah itu belok kiri masuk ke Jalan Migang. Pawai kemudian masuk ke Jalan Jerendeng AR dan memutar di Komplek Terminal Bengkayang, dan melanjutkan perjalanan menuju Jalan Jerendeng AR dan belok kiri memasuki Jalan Gereja Protestan.
Setelah itu belok kanan menuju Jalan Masjid Jami dan belok kiri menuju Jalan Ismoyo dan berputar kembali ke Jalan Ngura memasuki Jalan Basuki Rachmad.
Peserta pawai kemudian memutar menuju Jalan Tabrani dan tembus ke Jalan Jerendeng AR belok kiri menuju Jalan Susteran dan masuki Jalan Bhakti. Setelah itu tembus lagi ke Jalan Ngura dan finis di Gedung Pancasila.
Tampak hadir saat pembukaan Festival Cap Go Meh di Halaman Gedung pancasila seperti Suryadman Gidot selaku Bupati Bengkayang, Agustinus Naon sebagai Wakil Bupati Bengkayang, Sebastianus Darwis selaku Ketua DPRD, Kristianus Anyim sebagai Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Bengkayang, Edi Irianto selaku Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama Kabupaten Bengkayang dan anggota DPRD Bengkayang, Anastasia Maria, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bengkayang serta Pimipinan Forkopinda lainnya. (yopi)

Komisi B DPRD Bengkayang Datangi Tanah Longsor

Siman Siahaan melihat Tanah Longsor di Jalan Provinsi Kalimantan Barat
Bengkayang (Kalbar Times). Sungguh sangat ironis sekali dengan keadaan yang terjadi di Dusun Barelamat Desa Lamolda Kecamatan Lumar. Sejak akhir tahun 2012 tanah longsor tetapi hingga Februari 2013 tidak adanya perhatian dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terutama instansi terkait untuk mengeruk dan membersihkan tanah longsor tersebut yang telah menimbulkan banyaknya terjadi kecelakaan lalu lintas.
Apabila Pemprov Kalbar tidak sedini mungkin dilakukan pembersihan dan pengerukan, dikuatirkan akan menambah lagi korban laka lantas. Jangan sampai ini menjadi bumerang bagi kepemimpinan Cornelis dan Christiandy Sanjaya sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar.
Siman Siahaan, Wakil Ketua Komisi B DPRD Bengkayang  mengatakan, hari ini (Kemarin, Red) pihaknya menindaklanjuti beberapa laporan dan keluhan dari masyarakat mengenai tanah longsor yang terjadi di sepanjang jalan provinsi Kalimantan Barat.
“Kami dari Komisi B DPRD Bengkayang datang langsung ke beberapa titik terjadinya tanah longsor di Kecamatan Lumar dan Ledo. Ini kepedulian kami kepada masyarakat,” terang Siahaan kepada Kalbar Times ditemui di Dusun Desa Lamolda Kecamatan Bengkayang, Senin (25/2).
Legilator dari Partai Golkar Daerah Pemilihan Bengkayang Tiga ini melanjutkan, terkait tanah longsor yang terjadi di Dusun Barelamat Desa Lamolda, pihaknya sangat menyayangkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantana Barat terutama Dinas PU Kalbar dikarenakan sangat lamban untuk menanganinya.
Dalam waktu dekat Komisi B DPRD Bengkayang akan mendatangi Dinas PU Kalbar untuk membicarakan masalah ini. Supaya tanah longsor tersebut segera mungkin di lakukan pengerukan sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan bersama.
“Pemprov Kalbar sesegera mungkin turun ke lapangan untuk mengantisipasi hal-hal negatif, mereka harus melihat sendiri dan berupaya membersihkannya.,” pintanya.
Karena kebutuhan ini sangat mendesak demi keselamatan para pengguna jalan provinsi. Jangan sampai nyawa manusia hilang baru ini dilaksanakan dan memakan lebih banyak korban serta terjadinya kecelakan akibat tanah longsor ini.
Anyun, warga Dusun Barelamat Desa Lamolda Kecamatan Lumar mengungkapkan, tanah longsor ini terjadi pada bulan Desember 2012 lalu.
“Sudah sering terjadinya kecelakaan lalu lintas disini akibat tanah longsor. Warga disini melakukan pembersihan badan jalan dengan menggunakan dana secara swadaya,” beber Anyun, kemarin. (yopi)




Selasa, 04 Desember 2012

Patung Dewi Kwan Im dan Dewa Thian Si di Datangkan dari RRC



Suryadman Gidot melihat Patung Dewi Kwan Im
Bengkayang Beranda Kalbar-Bengkayang. Sungguh  menakjubkan, Patung Dewi Kwan Im dan Dewa Thian Si di datangkan langsung dari RRC yang berdiri megah di jalan Pakok mengisi Vihara Kwan Im dan Thian Si.
Maksar Alex, anggota DPRD Bengkayang mengatakan, dirinya menyampaikan kata sambutan mewakili ketua panitia peresmian Vihara Dewi Kwan Im Dan Thian Si.
Atas nama panitia, ia mengucapkan terima kasih atas sumbangan dari para donatur dari Bengkayang dan Jakarta dalam pembangunan vihara ini sehingga dapat berdiri megah dan sukses.
Bupati Bengkayang SUryadman Gidot besama istri dan rombongan foto dengan warga tionghoa 
Kamis(29/11) dari pagi hingga siang dilakukan sembahyang disini. Ia menyebutkan, pengerjaan vihara ini membutuhkan waktu selama empat tahun.
“Patung Dewi Kwan Im dan Dewa Thian Si di datangkan dari RRC, dan Altar dari Blitar Jawa Timur,” beber Alex-sapaan akrabnya kepada awak media ini ditemui di Jalan Pakok Bengkayang, Jumat (30/11).
Ia meminta warga Bumi Sebalo terutama pemeluknya dapat merawat dan memelihara vihara Dewi Kwan Im dan Dewa Thian Si.
Kuam Sim Sua, pengurus Vihara Dewi Kwan Im di Pamengkasan Madura membeberkan, ia datang ke BUmi Sebalo baru dua kali. Pertama ia datang saat masih renovasi vihara dan saat ini.
“Semoga umat disini dapat khusuk saat sembahyang dan bermanfaat bagi umatnya,” harapnya.
Ia melanjutkan, tidka lama lagi Vihara Kwan Im di Pamengkasan Madura akan berulang tahun. Ia berjanji akan mengundang pengurus vihara yanga da di Kalbar  untuk dapat hadir saat ulang tahun vihara disana.
“Sekalian kita silahturami pengurus vihara se Indonesia dan bersatu,” katanya. (yopi)