Tampilkan postingan dengan label cina. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cina. Tampilkan semua postingan

Minggu, 03 Maret 2013

Bengkayang Kaya Akan Objek Wisata

Bengkayang (Kalbar Times). Bengkayang merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari kabupaten induk yaitu sambas yang dimekarkan pada tahun 1999.
Jamil menikmati perjalanan wisata menggunakan transportasi sungai
Sebagai kabupaten yang masih tergolong muda, Bengkayang terus berbenah mengejar ketertinggalan yang selama ini menjadi pekerjaan rumah yang berat.
Bermodal APBD yang minim namun jatah pembangunan yang sangat banyak membuat pembangunan lamban. Pelan tapi pasti sedikit demi sedikit pembangunan mulai tampak, masyarakat mulai mencicipi nikmatnya kue pembangunan.
“Masyarakat terpencil tidak lagi terkucilkan dan masyarakat terluar tetap masuk hitungan. Minimnya income APBD karena beberapa sumber belum tergarap secara maksimal untuk mendongkrak pemasukan kas daerah,” kata BenidiktusJamil ditemui di Jalan Sanggau Ledo, Rabu (27/2).
Ia memisalkan, di sektor pariwisata, dimana saat ini pemerintah baik pusat hingga daerah sangat nyaring dalam mengkampanyekan perkembangan pariwisata.
Mengingat Indonesia yang notabenenya adalah daerah tropis dan kaya akan kultural budaya yang mempunyai nilai jual tinggi yang dapat mendongkrak income kas negara. Sebagai bagian dari Indonesia, Kabupaten Bengkayang merupakan daerah yang tidak kalah menariknya menjadi daerah objek wisata.
Jamil sebagai seorang mantan mahasiswa FMIPA Biologi Universitas Tanjungpura yang pernah berkeliling Kabupaten Bengkayang untuk melakukan praktek lapangan dan penelitian skripsi. Setidaknya ada beberapa catatan tentang objek wisata Bengkayang yang punya nilai jual tinggi.
Wisata bahari yang selama ini sudah tergarap namun belum maksimal seperti Pulau Kura-Kura Beach, Pantai Samudera Indah, Tanjung Gundul dan ekowisata bahari bawah laut dipulau Randayan dan Lemukutan yang ekosistem biota bawah lautnya sangat tinggi tingkat keanekarangamannya.
“Hal ini bisa dijadikan objek wisata  sepanjang garis pantai Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan,” sarannya.
Selain wisata bahari kita juga memiliki daerah ekowisata seperti daerah Hutan Lindung Gunung Bawang, Hutan Lindung Gunung Pandan Puloh, dan Cagar Alam Gunung Nyiut.
Untuk Cagar Alam Gunung Nyiut sebagian besar kawasan hutannya masih alami, hal ini dapat dibuktikan dari indikator masih beragamnya spesies hewan dan tumbuhan yang masih hidup disana.
Selain masih beragamnya spesies tumbuhan dan hewan yang bisa kita temukan di kawasan hutan tersebut.
“Berkaitan dengan topografinya yang bergunung-gunung, sedikitnya ada tujuh air terjun yang sangat indah yang dapat kita jumpai di kawasanCagar Alam Gunung Nyiut,” bebernya.
Dari sebanyak itu, hanya air terjun Riam Merasap yang tercatat sudah tergarap baik sebagai objek wisata dan pembangkit tenaga listrik mikro hidro (PLTMH) dimana setiap tahunnya sedikitnya dua periode para pengunjung dalam jumlah ribuan orang berkunjung kesana.
Baik dengan tujuan ekowisata,wisata religi dan sekedar mencari rupiah dengan berjualan. Selain wisata bahari dan ekowisata, Bengkayang juga kaya akan wisata budaya dan wisata kuliner.
Wisata budaya misalnya, sebagai daerah yang beragam suku sudah barang tentu beragam pula budaya yang dimiliki masing-maisng suku bangsa tersebut.
Dayak misalnya dengan apresiasi budaya tarian dengan banyaknya sanggar-sanggar  yang ada lagu-lagu  dayak yang merdu, koleksi pernak pernik dan ukiran serta hasil seni pahat dan anyaman, rumah adat betang dan baluk, apresiasi budaya menyumpit yang merupakan budaya dayak bidayuh sebujit, batik dayak serue kalamange, melayu dengan tarian melayunya, masakan khas melayunya,masakan dayak dengan khas amboyonya, untuk tionghoa kelentengnya yang indah, apresiasi lagu-lagu dan tarian.
“ Saat Imlek dan baru-baru ini kita menyaksikan atraksi tatung dan naga saat Festival Cap Go Meh yang menyedot puluhan ribu wisata untuk menyaksikan atraksi tersebut, yang seakan memindahkan kemacetan Jakarta sejenak di  ibukota Kabupaten Bengkayang,” ungkapnya.
Ini merupakan sebagian kecil objek wisata yang kita punya yang dapat dikembangkan dan dikemas sedemikian rupa sehingga yang belum tergarap dapat dilakukan secara maksimal.
Belum tersentuh sehingga disektor ini yang secara otomatis berdampak pada pendapatan daerah.
Selain itu even-even tertentu juga perlu kita rancang misalnya MTQ yang akan datang bagaimana hal ini tidak hanya sukses dari pelaksanaannya tapi juga sukses dalam menambah PAD Kabupaten Bengkayang. (yopi)

Warga Landak Isi BBM Gunakan Jeriken di Bengkayang

Suasana SPBU Seibopet
Bengkayang (Kalbar Times). SPBU yang ada di Kelurahan Sebalo Kecamatan Bengkayang yang satu-satunya da di ibu kota Bengkayang harus melayani masyarakat Kabupaten Landak yang membeli BBM baik jenis bensin maupun solar menggunakan jeriken.
Januarius, warga Kecamatan Bengkayang mengungkapkan, dirinya sangat keberatan dengan apa yang terjadi di SPBU Bengkayang yang berada di Jalan Sanggau Ledo Kelurahan Sebalo.
“Banyak warga yang berasal dari Kabupaten Landak seperti Kecamatan Darit dan Banyuke Hulu yang mengantri BBM menggunakan jeriken di SPBU Bengkayang,” terang Us-sapaan akrabnya kepada Kalbar Times ditemui di Jalan Sanggau Ledo, belum lama ini.
Ia menjelaskan, wajar saja pasokan BBM untuk untuk SPBU yang ada di Bengkayang cepat habis dikarenakan harus melayani pelanggan dari luar Kabupaten Bengkayang.
Padahal SPBU tersebut harus melayani masyarakat dari beberapa kecamatan seperti Kecamatan Bengkayang, Sungai Betung, Teriak, Lumar, Sui Semarang dan Ledo.
“Enam kecamatan tersebut, masih banyak ditemukan warga yang menggunakan penerangan dengan menggunakan genset dimana bahan bakunya ada yang pakai solar dan ada yang memakai bensin,” urainya.
Seharusnya SPBU Bengkayang yang satu-satunya di ibu kota Bengkayang tidak melayani masyarakat dari Kabupaten Landak yang membeli menggunakan jeriken.
Karena secara otomatis akan mengurangi kebutuhan masyarakat ke enam kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkayang sendiri. (yopi)


Minggu, 30 Desember 2012

Atasi Bahan Baku Bidai, Kosama Buat Desa Model Konservasi

Bengkayang Beranda Kalbar-Bengkayang. Kabupaten Bengkayang terkenal dengan kerajinan membuat bidai. Produk ini telah merambah sampai ke manca Negara. Selama ini bidai dikenal oleh dunia luar berasal dari negeri jiran kita yakni Malaysia.
Padahal yang membuat bidai ialah dari pengrajin bidai asal Kabupaten Bengkayang yang menjual produknya ke Serikin Serawak Malaysia, melalui jalan darat dari Jagoi Babang.
logo koperasi kosama indonesia
Heru Kamaruzaman, Koperasi Sepakat Bersama (Kosama - Indonesia) mengatakan, Pemda Bengkayang perlu membantu masyarakat pengrajin bidai yang ada di Bumi Sebalo. Hal ini dikarenakan selama ini para pengrajin bidai membeli bahan baku rotan saga emas di Kalteng.
“Namun tugas dan tanggung jawab itu bukan cuma dibebankan kepada  pemerintah semata, seharusnya itu juga menjadi bagian dari tanggungjawab masyarakat disekitar hutan yang memiliki Sumber daya alam yang melimpah,” kata Heru kepada awak media ini ditemui di Sekretariat KOsama Jalan Basuki Rachmad Bengkayang, Minggu (23/12).
Ia melanjutkan, tahun 2013 mendatang pihaknya selaku pendamping KUMKM akan memfasilitasi Koperasi yang benar komitmen dengan lingkungan, terutama tentang pemberdayaan masyarakat disekitar hutan.
“BDS-P Kosama Microfinance Consulting akan melakukan kerjasama dengan beberapa lembaga NGO, dan terutama pemerintah terkait dengan keberadaan SDA khususnya rotan dan kulit kayu kapuak,” bebernya.
Ia meminta dukungannya kepada seluruh elemen masyarakat Bumi Sebalo terutama  alumnus Kehutanan dari berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta untuk menjadi pendamping.
Pihaknya akan melakukan model desa konservasi khusus untuk SDA Rotan, dan Kayu Kapuak. Karena satu-satunya ciri khas Kabupaten Bengkayang adalah Bidai.
Apabila bahan bakunya berkurang dan hilang kasihanlah selama ini nama produk itu berasal dari KabupatenBengkayang di kancah internasional.
KOSAMA-Indonesia juga akan melakukan kegiatan pemberdayaan ekonomi untuk pengerajin bidai tahun 2013.
Ini sesuai dengan Rencana Kerja Jangka Menengah KOSAMA, pihaknya akan menghimpun semua hasil bidai khusus anggota binaan terlebih dulu.
Kemudian akan dilakukan pengemasan dan sortiran kembali sehingga akan meningkatkan nilai jual dan mutu dari produk bidai.
“Kami  akan membuka Galery UKM Kosama Enterprise, salah satunya produk bidai. Semua dana akan kita kelola dari dana Koperasi terlebih dahulu, dan bukan cuma hayalan. Kami akan mencari tempat untuk pemasaran hasil anggota kosama tahun 2013,” tandasnya. (yopi)


Senin, 17 Desember 2012

Mentri PDT Kunjungi Perbatasan Indonesia-Malaysia


Bengkayang Beranda Kalbar-Bengkayang. Perbatasan merupakan beranda terdepan NKRI. Setiap menteri yang datang ke Kabupaten Bengkayang, akan menyempatkan diri untuk ke wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia yakni Kecamatan Jagoi Babang.
Apabila dahulu wilayah perbatasan dinomor duakan, namun selama SBY menjabat sebagai Presiden RI, kawasan perbatasan merupakan prioritas utama dalam pembangunan.
Albinus Alep, Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Bengkayang mengatakan, memang benar malam ini Kementrian PDT (Pembangunan Daerah Tertinggal, Red) akan datang ke Kabupaten Bengkayang.
“Bupati Bengkayang beserta jajarannya menyambut kedatangan Helmy Faishal, Menteri PDT RI bersama rombongan di Aula Hotel Lala Golden malam ini pukul 20.00,” beber Alep kepada awak media ini ditemui diruang kerjanya, Senin (17/12).
Mantan Camat Lumar ini melanjutkan, setelah penyambutan, juga akan dilakukan ramah tamah Pemda Bengkayang dengan Menteri KPDT RI di Aula Hotel Lala Golden Bengkayang Jalan Basuki Rachmad.
Helmy Faishal datang ke Kabupaten Bengkayang selama dua hari dalam rangka kunjungan kerja. Ke esokan harinya (18/12), Menteri PDT melanjutkan perjalanan ke Kecamatan Jagoi Babang dalam rangka kunjungan kerja. (yopi)

Selasa, 04 Desember 2012

Patung Dewi Kwan Im dan Dewa Thian Si di Datangkan dari RRC



Suryadman Gidot melihat Patung Dewi Kwan Im
Bengkayang Beranda Kalbar-Bengkayang. Sungguh  menakjubkan, Patung Dewi Kwan Im dan Dewa Thian Si di datangkan langsung dari RRC yang berdiri megah di jalan Pakok mengisi Vihara Kwan Im dan Thian Si.
Maksar Alex, anggota DPRD Bengkayang mengatakan, dirinya menyampaikan kata sambutan mewakili ketua panitia peresmian Vihara Dewi Kwan Im Dan Thian Si.
Atas nama panitia, ia mengucapkan terima kasih atas sumbangan dari para donatur dari Bengkayang dan Jakarta dalam pembangunan vihara ini sehingga dapat berdiri megah dan sukses.
Bupati Bengkayang SUryadman Gidot besama istri dan rombongan foto dengan warga tionghoa 
Kamis(29/11) dari pagi hingga siang dilakukan sembahyang disini. Ia menyebutkan, pengerjaan vihara ini membutuhkan waktu selama empat tahun.
“Patung Dewi Kwan Im dan Dewa Thian Si di datangkan dari RRC, dan Altar dari Blitar Jawa Timur,” beber Alex-sapaan akrabnya kepada awak media ini ditemui di Jalan Pakok Bengkayang, Jumat (30/11).
Ia meminta warga Bumi Sebalo terutama pemeluknya dapat merawat dan memelihara vihara Dewi Kwan Im dan Dewa Thian Si.
Kuam Sim Sua, pengurus Vihara Dewi Kwan Im di Pamengkasan Madura membeberkan, ia datang ke BUmi Sebalo baru dua kali. Pertama ia datang saat masih renovasi vihara dan saat ini.
“Semoga umat disini dapat khusuk saat sembahyang dan bermanfaat bagi umatnya,” harapnya.
Ia melanjutkan, tidka lama lagi Vihara Kwan Im di Pamengkasan Madura akan berulang tahun. Ia berjanji akan mengundang pengurus vihara yanga da di Kalbar  untuk dapat hadir saat ulang tahun vihara disana.
“Sekalian kita silahturami pengurus vihara se Indonesia dan bersatu,” katanya. (yopi)