Bengkayang Beranda Kalbar merupakan media online yang dimiliki masyarakat Bumi Sebalo yang memberitakan setiap hari yang ada di Kabupaten Bengkayang secara eksklusif dan riil dilapangan.
Kamis, 20 Oktober 2011
Rabu, 19 Oktober 2011
Lampu Mati, DPRD Bersidang Dengan Lilin
Bengkayang.
Sidang akhir perubahan APBD Kabupaten Benkayang di ruang utama DPRD Bengkayang
terpaksa dilaksanakan dengan penerangan lilin dan dan lampu emergenci. Sidang
yang juga mendengarkan pendapat akhir fraksi itu dihadiri oleh Bupati
Bengkayang, Selasa (18/10).
Sidang dengan lilin dan lampu emergenci baru pertama kali dilaksanakan. Sidang dengan lilin itu terpaksa dilaksanakan karena lampu pasokan dari PLN mati sejak pukul 10.00. Lampu PLN baru hidup kembali sekitar pukul 17.00 atau pukul 18.00. Namun demikian sidang berjalan dengan lancar.
Dalam sidang akhir itu sendiri, semua Fraksi yang ada di DPRD Kabupaten Bengkayang menyatakan dapat menerima perubahan APBD dan kemudian untuk segera dilaksanakan. Fraksi PDIP Bengkayang, Lingkung, mengetakan peruabahan itu semestinya harus dilakukan.
Namun demikan, dari pembahasan tersebut, PDIP memberikan beberapa cacatatan yang harus ditindak lanjuti pihak pemerintah. Tindak lanjut itu berupa catatan seperti, pembahasan KUA PPAS harus tepat waktu.
"Tepat waktu ini dimaksudkan agar tidak menggangung jadwal persidangan lain yang telah disepakati," jelas Lingkun lagi.
Catatan lain, PDIP perjuangan meminta kepada Bupati untuk tidak memberikan dina luar kepada TAPD Kabupaten Bengkayang saat dilakukannya pembahasan APBD 2012 mendatang.
'Pembahasan APBD itu merupakan kunci pembangunan, karena semua unsur penting harus ada, dan kami berharap kepada Bupati untuk tidak memberikan tuga luas kepada pejabat berwenang dalam pembahasan APBD,' jelas Lingkun lagi.
Fraksi Demokrat dengan juru bicaranya Maksar Alex juga menyatakan dapat menerima perubahan APBD 2011. Demokrat berharap dalam pembangunan yang dilakukan, pemerintah harus mengedepan kepentingan masyarakat, kepetingan untuk menciptakan kesejahteraan. Persetujuan juga disampaikan fraksi lain yang ada di PDRD seperti Fraksi Golkar, Kebangsaan serta fraksi Kesatuan.(cah)
Sidang dengan lilin dan lampu emergenci baru pertama kali dilaksanakan. Sidang dengan lilin itu terpaksa dilaksanakan karena lampu pasokan dari PLN mati sejak pukul 10.00. Lampu PLN baru hidup kembali sekitar pukul 17.00 atau pukul 18.00. Namun demikian sidang berjalan dengan lancar.
Dalam sidang akhir itu sendiri, semua Fraksi yang ada di DPRD Kabupaten Bengkayang menyatakan dapat menerima perubahan APBD dan kemudian untuk segera dilaksanakan. Fraksi PDIP Bengkayang, Lingkung, mengetakan peruabahan itu semestinya harus dilakukan.
Namun demikan, dari pembahasan tersebut, PDIP memberikan beberapa cacatatan yang harus ditindak lanjuti pihak pemerintah. Tindak lanjut itu berupa catatan seperti, pembahasan KUA PPAS harus tepat waktu.
"Tepat waktu ini dimaksudkan agar tidak menggangung jadwal persidangan lain yang telah disepakati," jelas Lingkun lagi.
Catatan lain, PDIP perjuangan meminta kepada Bupati untuk tidak memberikan dina luar kepada TAPD Kabupaten Bengkayang saat dilakukannya pembahasan APBD 2012 mendatang.
'Pembahasan APBD itu merupakan kunci pembangunan, karena semua unsur penting harus ada, dan kami berharap kepada Bupati untuk tidak memberikan tuga luas kepada pejabat berwenang dalam pembahasan APBD,' jelas Lingkun lagi.
Fraksi Demokrat dengan juru bicaranya Maksar Alex juga menyatakan dapat menerima perubahan APBD 2011. Demokrat berharap dalam pembangunan yang dilakukan, pemerintah harus mengedepan kepentingan masyarakat, kepetingan untuk menciptakan kesejahteraan. Persetujuan juga disampaikan fraksi lain yang ada di PDRD seperti Fraksi Golkar, Kebangsaan serta fraksi Kesatuan.(cah)
Selasa, 18 Oktober 2011
Bengkayang kekurangan Tenaga PPL
Bengkayang.
Mayoritas masyarakat Kabupaten Bengkayang bergerak dibidang pertanian terutama
pada 17 kecamatan tersebut. dengan kondisi seperti ini wajar saja masyarakat
Kabupaten Bengkayang masih mengelola lahannya dengan cara tradisional
dikarenakan kekurangan tenaga PPL.
B Petrus Diaz, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten
Bengkayang mengatakan, Bumi Sebalo masih kekurangan tenaga PPL (Petugas
Pemantau Lapangan). Hal ini buka tanpa alasan, kabupaten ini memiliki 122 desa
dan dua kelurahan sedangkan tenaga yang ada dibawah angka tersebut.
“Kita baru memiliki 90 lebih tenaga PPL. PPL yang PNS
baru 40 orang, honor daerah sebanyak dua orang, sedangkan sisanya PPL kotrak,"beber Mantan Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Bengkayang, ditemui diruang kerjanya, belum lama ini.
Mantan Camat Siding dan Capkala ini melanjutkan,
keberadaan PPL selama masih belum
efektif untuk meningkatkan kesejahteraan hidup petani dikarenakan kekurangan
tenaga. Diaz menjelaskan, normalnya ialah masing-masing desa memiliki satu PPL.
Wajar saja masyarakat yang ada di Bumi Sebalo pola pertaniannya masih
menggunakan cara tradisional.
Walaupun PPL bernaung dibawah Badan Pelaksana Penyuluh
dan Ketahanan Pangan Kabupaten bengkayang, tetapi Dinas Pertanian dapat meminta
bantuan kepada mereka. Awalnya dulu BPPKP dibawah Distan, ini dikarenakan kita
mengikuti pemerintah pusat.
“Yang bersifat program ada di Dinas pertanian, sedangkan
personil di lapangan yang mengurusi ialah BPPKP. Makanya untuk mensukseskan
program pertanian, kita saling berkoordinasi dengan BPPKP,” terang Diaz,
kemarin.
Oleh karena itu, Dinas Pertanian Kabupaten Bengkayang
memiliki kewajiban untuk membantu melatih PPL. Karena PPL merupakan ujung
tombak susksesnya program-program yang diluncurkan Kementrian Pertanian.
Ia menceritakan, saat orde baru dimana Diaz merupakan
mantri tani. Ia bertugas di Jawai Kabupaten Sambas. Dahulu, setiap mantri tani
wajib menguasai bahasa masyarakat setempat dan berdomisili ditempat tugas.
Wajar apabila ia tahu bahasa melayu Sambas.
“PPL wajib berdomisili dan tahu bahasa tempat tugas.
Apabila menguasai bahasa tempat kita bertugas, kita akan cepat akrab dengan
petani. Jangan sampai PPL tidak menguasai bahasa setempat, akibatnya tidak
nyambung dengan petani,” sarannya.
PPL sifatnya harus mengerti semuanya, karena PPL membantu
Dinas Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perikanan dan Kelautan. Oleh karena
itu, idealnya Dinas Pertanian harus ada UPPD karena sebagai perpanjangan tangan
di kecamatan. Dengan sistem setiap bulan ada pertemuan di kabupaten.
Acong, warga Kelurahan Bumi Emas Kecaatan Bengkayang
memepertayaan, kenapa dalam penerimaan PPL kontrak yang diterima strata satu
pertanian dan peternakan saja sedangkan lulusan kehutanan dan kelautan tidak
masuk. Padahal didaerah-daerah seperti Kabupaten Bengkayang banyak membutuhkan
sarjana kehutanan dan kelautan.
“Apalagi Bumi Sebalo memiliki tiga hutan lindung dan satu
cagar alam (yang berada di Kecamatan Lembah Bawang, Sungai Betung, Samalantan,
Bengkayang, Capkala, Teriak, Lumar, Tujuh Belas, Seluas dan Siding, Red) serta
Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan yang merupakan daerah pesisir,” ungkap bapak satu
putra ini ditemui di Jalan Sanggau Ledo, Bengkayang.
Acong memiliki pemikiran seharusnya Pemerintah pusat,
provinsi dan kabupaten membuka lowongan penyuluh kehutanan dan kelautan di Bumi
Sebalo untuk ditempatkan dikecaatan yang berbatasan langsung dengan hutan
lindung dan cagar alam. (cah)
2010 Kabupaten Bengkayang Produksi 121.287 Ton Padi
Bengkayang. Agar
Ketahanan Pangan berhasil di Kabupaten Bengkayang, perlu dilakukan sosialisasi
dan kampanye berkelanjutan kepada masyarakat melalui kegiatan Penyuluhan. Pada 2010
lalu Bumi Sebalo berhasil memproduksi padi sebanyak 121.287 ton.
Wakil Bupati Bengkayang, Agustinus Naon menuturkan, apabila
sistem Tabela ini dikembangkan tentunya bisa meningkatkan pendapatan hidup
Petani dan keluarga. Karena selain hasilnya tinggi, juga dapat mengurangi biaya
produksi, terutama biaya untuk penanaman.
"Asal
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, seperti sawah milik Pak Ajib ini dan ini
bisa dijadikan contoh untuk Petani-petani lainnya" ungkap Mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Bengkayang ini ditemui di Desa Bangun
Sari Kecamatan Teriak, belum lama ini.
Berdasarkan data
akhir Tahun 2010, tanaman padi mencapai 34.518 Hektar dengan produksi 121.287
Ton dan ini merupakan kerja keras dan prestasi para petani, hasil kegigihan
serta semangat kerja para Penyuluh Pertanian dalam mendampingi Petani.
Sejalan dengan sistem Otonomi Pemerintahan yang
diterapkan di tingkat Propinsi, tingkat Kabupaten/Kota sampai ke tingkat Desa
maka sesuai dengan kewenangannya, hendaknya bisa menjadi pelaksana fungsi
inisiator, fasilitator dan regulator penyelenggaraan Ketahanan Pangan di
wilayah Kabupaten.
“Penyuluh harus terampil, cerdas dan penuh tanggung jawab
dalam menjalankan tugas penyuluhan pertanian. Penyuluh Pertanian harus mampu
mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman terutama
Teknologi pertanian, meningkatkan pengetahuan di bidang penyuluhan, khususnya
pemahaman tentang Panca Usaha Tani,” sarannya.
Magdalena, Kepala BPPKP (Badan Pelaksana Penyuluh dan
Ketahan Pangan) Kabupaten Bengkayang mengatakan, Sistem Tabela (Tanam benih
Langsung, Red) merupakan salah satu teknologi budidaya padi yang perlu
dikembangkan dan dikaji terutama permasalahan-permasalahan dalam usaha-usaha
tani.
“Sistem Tabela selain dapat meningkatkan produksi padi
juga dapat meningkatkan pendapatan Petani. Antara lain bisa mengurangi biaya
produksi yaitu biaya penyemaian dan penanaman yang bisa dikurangi lebih kurang
sekitar satu juta,” terang Mantan Kadis Pertanian Kabupaten Bengkayang ini,
kemarin.
Magdalena melanjutkan, dalam pelaksanaan sistem Tabela
ini sangat diperlukan kekompakan Petani untuk mengantisipasi hama penyakit. Dan
hasilnya kita bisa lihat sekarang, kualitas padi tidak kalah dengan sistem
tanam lainnya. (cah)
Pemda Bengkayang Harus Perhatikan Perpustakaan di Pelosok
Bengkayang.
SMP Negeri 1 Sungai Betung jauh-jauh datang ke ibu kota kabupaten Bengkayang
untuk datang ke Perpusda dengan misi menambah ilmu pengetahuan muridnya.
Kurangnya buku yang dimiliki sehingga SMP ini sebagai alasan utama mereka
menyambangi Perpusda.
Ir Martinus Khiu, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten
Bengkayang mengungkapkan, dengan kondisi buku yang ada di Perpustakaan setiap
sekolah yang ada di Bumi Sebalo, seharusnya Dinas pendidikan memiliki data base
ketersediaan perpustakaan.
“Jangan sampai buku di tempatkan bagi perpustakaan
sekolah yang ada di kota saja, tetapi di setiap sekolah lainnya terutama
sekolah yang ada di pelosok Kabupaten Bengkayang juga diperhatikan. Kita tidak
ingin sekolah ada gedung perpustakaan tetapi bukunya tidak ada,” ingat Khiu
ditemui diruang kerjanya, kemarin.
Saat ini Pemerintah daerah memiliki hak untuk membuat
kurikulum sesuai dengan kebutuhan daerah terutama pelajaran yang bersifat
muatan local. Perpusda Kabupaten Bengkayang harus memiliki standarisasi buku
dan mensosialisasikan secara intensif bahwa Bumi Sebalo sudah ada Perpustakaan
daerah.
Yang tidak kalah pentingnya menurut Khiu, Perpusda
Kabupaten Bengkayang wajib memiliki buku yang sesuai dengan kurikulum. Jangan
sekedar pengadaan tetapi tidak disesuaikan dengan kurikulum baru. Bernard Puna,
Kepala Perpusda Kabupaten Bengkayang mengatakan, sangat berterima kasih kepada
SMP Negeri 1 Sungai Betung karena telah datang jauh-jauh membawa siswa dan
siswinya ke kantornya untuk menambah ilmu pengetahuan para pelajar mereka.
“SMP Negeri 1 Sungai Betung telah sadar bahwa
perpustakaan merupakan sarana yang tepat untuk belajar. Mudah-mudahan sekolah
lain yang ada di Kabupaten Bengkayang mengikuti jejak mereka,” harap Bernard
ditemui di ruang kerjanya, Senin (17/10).
Bernard melanjutkan, perpustakaan merupakan sumber ilmu
pengetahuan dan tempat belajar bagi kita semua. Baik itu PNS, pelajar maupun
masyarakat umum. Kami tidak pilih kasih dalam hal pelayanan. Lembaga ini
sebagai sarana penunjang bagi seluruh elemen masyarakat Bumi Sebalo.
“Saat ini kami telah mengkoleksi kurang lebih 6000 buah
judul buku. Mudah-mudahan jumlah ke depannya makin meningkat sesuai dengan
perkembangan jaman dan kebutuhan buku,” beber bapak berkumis tebal dan berkulit
sawo matang ini, kemarin.
Viktor Heri, Pembina Osis SMP Negeri 1 Sungai Betung
mengungkapkan, pihaknya memang memiliki program kerja untuk berkunjung ke
Perpusda Kabupaten Bengkayang. kegiatan ini kami lakukan untuk menambah ilmu
pengetahuan siswa dan siswi kami.
“Sekitar 100 siswa dan siswi yang dibawa ke Perpusda hari
ini. kegiatan ini sampai Jumat mendatang. Kami menyewa satu unit mobil umum
untuk mengangkut anak didik kami,” aku guru bidang studi Muatan Lokal ini.
Viktor mengakui, buku yang ada di perpustakaa sekolah
snagat minim. pihak Perpusda Kabupaten Bengkayang, harus ditingkatkan baik itu
sarana maupun prasarananya sehingga pelajar enak, asyik dan tidak terganggu saat berada di
perpustakaan.
“Koleksi buku perlu ditambah, sangat perlu penambahan
buku supaya apa yang dicari siswa untuk menambah ilmu pengetahuannya dapat
ditemui. Dan dana operasional juga ditambah untuk meningkatkan kualitas
Perpusda kabupaten Bengkayang. setiap kelas akan bergantian datang ke tempat
ini,” saran Viktor. (cah)
Sabtu, 15 Oktober 2011
Naon Kukuhkan Temenggung Dayak Iban
Agustinus Naon kukuhkan Temenggung
Bengkayang.
Untuk pertama kalinya warga
Dayak Iban yang berada di wilayah antara Kecamatan Seluas dan Jagoi Babang
melaksanakan ritual adat Pengukuhan Temenggung, Patih dan Tuai Rumah Dayak
Iban. Naon pinta par pengurus bekerjasama dengan lembaga lain yang ada.
Agustinus Naon, Wakil Bupati Bengkayang mengatakan,
Temenggung, Patih dan Tuai Rumah merupakan pimpinan suatu organisasi yang
terpilih akan menjadi panutan bagi masyarakat yang dipimpinnya sekaligus
sebagai pengayom penduduk dan sebagai penjaga, pemelihara dan pelindung bagi
rakyatnya sehingga warga merasa aman dan tenteram hidup dalam komunitasnya.
“Saya sarankan, Temenggung Patih dan Tuai Rumah dapat
menyelesaikan berbagai perselisihan, pertentangan dan permusuhan terutama yang
terjadi dikalangan masyarakatnya sendiri. Sehingga apabila fungsi ini berjalan
baik maka stabilitas kehidupan masyarakat terjamin,” saran Naon ditemui di
Dusun Pasir Putih Kecamatan Seluas, belum lama ini.
Mantan Kepala BKD Kabupaten Bengkayang ini melanjutkan,
Temenggung, Patih dan Tuai Rumah juga merupakan tempat mengadu bagi
masyarakatnya secara berjenjang. Oleh sebab itu perlu bersungguh-sungguh
mendengarkan, meneliti dan menerima informasi dari masyarakatnya dan
menggunakan informasi berkenaan untuk mengambil suatu Keputusan yang baik.
Temenggung, Patih dan Tuai Rumah bisa mensinergiskan diri
di dalam pelaksanaan tugas masing-masing dan bisa melakukan kerja sama yang
baik dengan kelembagaan lain. Dalam hal ini adalah lembaga pemerintah daerah,
masyarakat adat lainnya serta Lembaga-lembaga lain berdasarkan prinsip saling
menghargai dalam kesetaraan.
Ditambahkan, Obaja SE MSi selaku penasehat Suku Dayak
Iban di daerah ini menceritakan, pertama kali Suku Dayak Iban datang kesini
sekitar Tahun 1949 dan hanya terdiri dari beberapa orang saja. Namun karena
interaksi sosial dengan masyarakat setempat (Dalam hal ini Dayak Bakati yang
mayoritas berada di wilayah ini, Red) maka terjadilah hubungan kekeluargaan
sampai sekarang. Dan ini tetap berjalan baik sampai sekarang.
“Adat istiadat seperti yang disaksikan pada ritual ini
hendaknya terus dipertahankan dan dilihat nilai positifnya, karena ini
merupakan hasil kreasi buah tangan pendahulu yang kelak bisa sangat bermanfaat
di masa depan,” harap Kepala Bappeda Kabupaten Bengkayang ini, kemarin.
foto bersama
Langganan:
Postingan (Atom)