Veris: kita sepakat menjaga Kamtibmas di Kabupaten Bengkayang secara atau sesuai peranan masing-masing
Bengkayang. Terkait kejadian di Pontianak yang menimbulkan kegelisahan bagi seluruh elemen masyarakat Kabupaten Bengkayang, Polres Bengkayang mengambil inisiatif melakukan rapat koordinasi bersama tokoh agama, adat, masyarakat, pemuda, dan media massa.
Kapolres Bengkayang, AKBP Veris Septiansyah SH SIK MH mengatakan, hari ini (Kemarin, Red) pihaknya memfasilitasi rapat koordinasi antara tokoh adat, agama, masyarakat, pemuda dan media massa dalam menyikapi permasalahan di Pontianak antara FPI dan Mahasiswa di Asrama Pangsuma, Rabu (14/3).
“Sebanyak empat kesimpulan hasil rapat koordinasi tersebut. Yang pertama, kita sepakat menjaga Kamtibmas di Kabupaten Bengkayang secara atau sesuai peranan masing-masing. Tanpa tokoh adat, agama, masyarakat, pemuda dan media massa, polisi tidak ada apa-apanya,” ungkap Veris kepada Equator ditemui di Mapolres Bengkayang, Kamis (15/3).
Veris melanjutkan, kesimpulan kedua ialah jangan sampai kita terpropokasi terhadap isu-isu yang tidak jelas terkait kejadian di Pontianak. Apabila ada isu yang beredar di masyarakat, langsung tanyai aparat keamanan.
“Nomor Hp saya aktif 24 jam. Apabila saya ke Kecamatan Suti Semarang seperti kemarin, baru tidak aktif dikarenakan tidak ada sinyal disana. Apabila ada isu negative ditengah-tengah masyarakat langsung hubungi ke 08127569999,” katanya.
Kesimpulan rapat koordinasi yang ketiga, kita bersama-sama sanggup menyampaikan apa yang sebenarnya, tidak dikurangi dan tidak ditambah. Kita tegaskan bahwa tidak ada penyerangan dan tidak ada pemukulan. Oleh karena itu, kita saling mengamankan sampai ke lapisan bawah.
Terakhir, dalam rapat koordinasi tersebut, para tokoh adat, masyarakat, agama, pemuda dan media massa, kejadian di Pontianak dilimpahkan ke pihak kepolisian.
Ketua Umum DAD Kabupaten Bengkayang, Drs Kristianus Anyim MSi menyarankan, kepada seluruh elemen masyarakat Bumi Sebalo dan pengurus DAD kecamatan dan desa apabila mendengar isu harus dikaji informasinya yang sebenarnya.
“Koordinasi dengan aparat keamanan. Para pengurus DAD Kabupaten, Kecamatan dan desa memberikan informasi yang dapat diterima orang banyak dan berkoordinasi dengan aparat keamanan,” saran Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkayang ini, kemarin.
Ds Yakobus Luna MSi, Bupati Bengkayang periode 1999-2010 mengungkapkan, menurut sejarah , Kalbar memang rentan akan konflik. Selama dirinya masih menjabat sebagai Camat di Samalantan tahun 1977 dan 1979 pernah terjadi konflik. Begitu juga saat saya bertugas di Kabupaten Pontianak, tahun 1997.
“Kita harus redam sedini mungkin. Konflik 2012 ini diindikasikan akibat pengaruh suhu politik. Mari, sama-sama kita arahkan ke jalan yang lebih baik. Hal yang buruk jangan di ulang-ulang lagi. Kita harus jamin keamanan dalam hidup berbhineka tunggal ika,” sarannya.
Luna yakin, masyarakat kabupaten Bengkayang masih patuh terhadap pemimpin. Saat ini kita ambil langkah pemahaman. Kita harus menyikapi dengan arif dan bijaksana. Percayakan semuanya kepada pihak TNI dan Polri untuk menyelasaikannya.
Dari pantauan awak Koran ini dilapangan, tampak hadir dalam rapat koordinasi di Mapolres Bengkayang, Kapolres Bengkayang, Ketua Umum dan Harian Dewan Adat Dayak Kabupaten Bengkayang, Kepala Kantor Kemenang Kabupaten Bengkayang, BUpati Bengkayang periode 1999-2010, anggota DPRD Bengkayang, tokoh politik, pemuda, agama, masyarakat, perwakilan MABT,dan perwakilan MABM serta beebrapa awak media yang ada di Kabupaten Bengkayang. (cah)
Bengkayang. Terkait kejadian di Pontianak yang menimbulkan kegelisahan bagi seluruh elemen masyarakat Kabupaten Bengkayang, Polres Bengkayang mengambil inisiatif melakukan rapat koordinasi bersama tokoh agama, adat, masyarakat, pemuda, dan media massa.
Kapolres Bengkayang, AKBP Veris Septiansyah SH SIK MH mengatakan, hari ini (Kemarin, Red) pihaknya memfasilitasi rapat koordinasi antara tokoh adat, agama, masyarakat, pemuda dan media massa dalam menyikapi permasalahan di Pontianak antara FPI dan Mahasiswa di Asrama Pangsuma, Rabu (14/3).
“Sebanyak empat kesimpulan hasil rapat koordinasi tersebut. Yang pertama, kita sepakat menjaga Kamtibmas di Kabupaten Bengkayang secara atau sesuai peranan masing-masing. Tanpa tokoh adat, agama, masyarakat, pemuda dan media massa, polisi tidak ada apa-apanya,” ungkap Veris kepada Equator ditemui di Mapolres Bengkayang, Kamis (15/3).
Veris melanjutkan, kesimpulan kedua ialah jangan sampai kita terpropokasi terhadap isu-isu yang tidak jelas terkait kejadian di Pontianak. Apabila ada isu yang beredar di masyarakat, langsung tanyai aparat keamanan.
“Nomor Hp saya aktif 24 jam. Apabila saya ke Kecamatan Suti Semarang seperti kemarin, baru tidak aktif dikarenakan tidak ada sinyal disana. Apabila ada isu negative ditengah-tengah masyarakat langsung hubungi ke 08127569999,” katanya.
Kesimpulan rapat koordinasi yang ketiga, kita bersama-sama sanggup menyampaikan apa yang sebenarnya, tidak dikurangi dan tidak ditambah. Kita tegaskan bahwa tidak ada penyerangan dan tidak ada pemukulan. Oleh karena itu, kita saling mengamankan sampai ke lapisan bawah.
Terakhir, dalam rapat koordinasi tersebut, para tokoh adat, masyarakat, agama, pemuda dan media massa, kejadian di Pontianak dilimpahkan ke pihak kepolisian.
Ketua Umum DAD Kabupaten Bengkayang, Drs Kristianus Anyim MSi menyarankan, kepada seluruh elemen masyarakat Bumi Sebalo dan pengurus DAD kecamatan dan desa apabila mendengar isu harus dikaji informasinya yang sebenarnya.
“Koordinasi dengan aparat keamanan. Para pengurus DAD Kabupaten, Kecamatan dan desa memberikan informasi yang dapat diterima orang banyak dan berkoordinasi dengan aparat keamanan,” saran Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkayang ini, kemarin.
Ds Yakobus Luna MSi, Bupati Bengkayang periode 1999-2010 mengungkapkan, menurut sejarah , Kalbar memang rentan akan konflik. Selama dirinya masih menjabat sebagai Camat di Samalantan tahun 1977 dan 1979 pernah terjadi konflik. Begitu juga saat saya bertugas di Kabupaten Pontianak, tahun 1997.
“Kita harus redam sedini mungkin. Konflik 2012 ini diindikasikan akibat pengaruh suhu politik. Mari, sama-sama kita arahkan ke jalan yang lebih baik. Hal yang buruk jangan di ulang-ulang lagi. Kita harus jamin keamanan dalam hidup berbhineka tunggal ika,” sarannya.
Luna yakin, masyarakat kabupaten Bengkayang masih patuh terhadap pemimpin. Saat ini kita ambil langkah pemahaman. Kita harus menyikapi dengan arif dan bijaksana. Percayakan semuanya kepada pihak TNI dan Polri untuk menyelasaikannya.
Dari pantauan awak Koran ini dilapangan, tampak hadir dalam rapat koordinasi di Mapolres Bengkayang, Kapolres Bengkayang, Ketua Umum dan Harian Dewan Adat Dayak Kabupaten Bengkayang, Kepala Kantor Kemenang Kabupaten Bengkayang, BUpati Bengkayang periode 1999-2010, anggota DPRD Bengkayang, tokoh politik, pemuda, agama, masyarakat, perwakilan MABT,dan perwakilan MABM serta beebrapa awak media yang ada di Kabupaten Bengkayang. (cah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar