Bengkayang. Kalau
saja bayi itu tidak menangis, takkan ada warga yang menemukannya di bawah pohon
pisang. Siapa yang membuangnya?
Bayi itu diduga hasil hubungan gelap seorang remaja putri
berusia 16 tahun. Diperkirakan panik dan tak siap menanggung malu, bayi itu
dibuang di kebun belakang rumahnya: Hanya ditutupi selembar daun pisang.
Kontan saja, penemuan bayi di bawah pohon pisang itu
membuat gempar warga RT 20 RW 11, Kelurahan Bumi Emas, Kecamatan Bengkayang.
Tak satu warga pun berani mengangkat bayi mungil itu.
"Semua tidak berani untuk mengangkat bayi itu.
Karena kasihan kami yang mengangkat dan memandikannya. Bayi itu laki-laki dan
sehat," kisah Long War, warga yang juga ikut menyaksikan penemuan bayi
itu.
Bayi itu kali pertama ditemukan oleh Ida yang kemudian
menceritakan peristiwa itu ke Long War. “Ida mendengar seperti suara kucing
menangis. Namun setelah didekati ternyata seorang bayi yang masih merah,” tutur
Long War.
Bayi itu kemudian coba diselamatkan oleh warga. Beruntung
bayi malang itu selamat dan kini masih diasuh seorang warga sekitar. Meski bayi
bisa diselamatkan, warga penasaran dengan ibu yang tega membuang keturunannya.
Setelah ditelusuri, ditemukan satu nama, Lt, perempuan 16 tahun. Lt merupakan
seorang pelajar di salah satu SMP swasta di Bengkayang. Bayi itu merupakan
hasil hubungan terlarangnya dengan Tt.
Dari penuturan warga, Lt melahirkan tanpa bantuan orang
lain sekitar pukul 04.00 dini hari, Rabu (30/11). Karena panik, dia ke
luar ke belakang rumah dan membuang bayi itu di bawah pohon pisang. Sebelum
masuk kembali ke rumahnya, dia menutup bayi itu dengan selembar daun pisang,
hingga akhirnya ditemukan Ida, kakak sepupunya.
Ketua RT setempat, Petrus Koa, terkejut mendengar kabar
itu. namun dia berupaya tenang dan menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan.
"Anak itu (Lt) melahirkan di luar pernikahan. Kita sudah berbicara dengan
pihak keluarga perempuan, permasalahan tersebut akan dibicarakan secara
kekeluargaan, dan kami dapat informasi, pihak lelaki siap bertanggung jawab dan
tinggal menunggu pihak orang tua laki-laki," kata Petrus.
Tt merupakan lelaki yang disebut-sebut menghamili Lt.
Saat ditemui di lokasi Lt melahirkan, Tt tak membantah tudingan itu dan mengaku
siap mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Kesiapan Tt dibenarkan Sp, orang tua laki-laki Lt. Bapak
yang baru datang dari Kampung Ampar Benteng itu berkeinginan agar Tt segera
menikahi anaknya. Permintaan itu disanggupi Tt setelah dilakukan pertemuan
bersama pihak RT.
Kepala sekolah tempat Lt menempuh pendidikan, Alamsyah,
SPd mengatakan, Lt telah dicoret dalam buku kesiswaan. Sejak Oktober lalu, Lt
sudah dikeluarkan. "Dia kita keluarkan bukan karena hamil, kita tidak
mengetahui bahwa dia hamil. Tapi waktu itu, dia kita keluarkan karena sering
kali tidak masuk sekolah," jelas Alamsyah. (cah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar