Armyn: Ngai Mo Loy…dalam menghadapi Pilgub kali ini,
hanya dengan niat saja
Singkawang. Perjalanan
yang sangat melelahkan hari ini (Kemarin, Red) rombongan Armyn di kota
Singkawang. Dari Kabupaten Sambas meluncur ke Singkawang langsung berjiarah ke
makam Juang yang berada di Roban. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke
Sekretariat LKI.
Usai menyantap makanan khas kota Singkawang, rombongan
menuju masjid Raya untuk menjalankan shalat Dzuhur. Bukan sampai disitu saja,
kegiatan pengukuhan koordiantor Ali Anyang Center Kota Singkawang dan
silaturahmi dengan masyarakat kota Singkawang telah menanti di Grand Hotel
Mahkota Singkawang yang berada di jalan Diponegoro.
Mayjen (TNI) H Armyn Ali Anyang, pembina ali anyang
menuturkan, Pulau Kalimantan khususnya Kalbar sudah tidak asing lagi baginya.
Dikarenakan ia lahir dan besar di kota Singkawang. Dari kecil sampai STM
dirinya menimba ilmu di kota tasbih ini.
“Ibu saya berasal dari kampung yang ada di Jawai
Kabupaten Sambas. Sedangkan bapak saya berasal dari Dayak Melawi. Sebenarnya
masyarakat meminta saya untuk mencalonkan diri menjadi gubernur sudah lama,”
terang Armyn di Sekretariat LKI Singkawang, Sabtu (17/12).
Armyn mengisahkan, masih ingat dari Singkawang ke Pontianak
waktu itu 10 jam. Ia waktu masih duduk dibangku SMP, apabila tidak tahu isi
aljabar, telinga diplintir oleh guru.
Kemudian saat masih menjadi siswa STM Pembangunan kini menjadi SMK Negeri
Singkawang.
Saya sudah melang lang buana di Kalbar. Saya dipercayai
untuk membentuk Kodam di Pontianak dari nol sampai beroperasi. Saya kini masih
aktif menjadi staf ahli tingkat tiga di Mabes TNI.
Alm Mayor Ali Anyang rela berjuang dan meninggalkan
keluarga untuk memperjuangkan
kemerdekaan NKRI. Saya ditantang oleh tokoh masyarakat Kalbar, massa orang tua
pejuang dan berani mati demi kemerdekaan NKRI tetapi anaknya tidak berani
seperti ayahnya.
“Saya bertanya dalam hati, ini mengolok atau mengejek.
Saya meminta bantu kepada mereka untuk memberikan waktu saya berpikir.Saat naik
haji, saya berdoa dan meminta petunjuk
untuk hal tersebut. Dan memutuskan untuk siap maju dalam pilgub dan mundur dari
TNI,” tegas Armyn.
Armyn meminta teman-temannya, dalam Pilgub 2012 nanti harus satu lawan satu. apabila
tidak, maka dirinya akan mundur ssecara teratur, dan kembali ke baraknya. Anak
pejuang kemerdekaan asal Kalbar ini berharap satu lawan satu dan ingin melihat
kita tidak bercerai sesuai motto, bersatu kita teguh dan bercerai kita runtuh.
“Ngai mo loy a.... Saya bisa bahasa cina kek walau
sedikit-sedikit apabila walau
sedikit-sedikit apabila belanja di rumah, kebetulan lingkungan saya berbahasa
cina kek makanya tahu,” seloroh Armyn, yang juga fasih berbahasa melayu sambas
ini.
Lanjutnya, modal ia ialah semangat, karena uang memang
tidak ada. Uang tidak masalah asalkan niat. Apabila ada uang lebih baik
sedekahkan ke yatim piatu daripada hambur-hamburkan duit. Uang bukan
segala-galanya tetapi segalanya perlu duit.
Kondisi Kalbar saat ini sangat memprihatinkan, Brijen
baru saya dapat pulang kampung bapaknya
Armyn. Ia mengakui, SDA di Kalbar yang kaya masih ditemui daerah terisolir.
Dijaman milenium, ada sekolah dasar di Meranta ada satu guru honorer olahraga
dan mengajar semua mata pelajaran dengan murid 60 siswa.
“Macam mana SDM Kalbar mau maju dengan hal realita yang
ada seperti ini. potensi kalimatan barat sangat menjanjikanbila pembangnan di
kalbar ini sangat merata,” keluhnya.
Sebanyak 12 provinsi saat seminar tentang daerah
perbatasan di Jakarta, hanya pemprov kalbar yang tidak datang. Padahal selalu
mengembor-gemborkan daerah perbatasan yang tiddakak pernah diperhatikan oleh
pemerintah pusat.
Sekarang apa yang telah dilakukan pemprov Kalbar. Padahal
seminar perbatasan dibutuhkan. Ini menunjukkan komitmen yang tidak dapat lagi
dipercayai.
Armyn menceritakan, waktu ia STM lebih suka main bilyar.
Sampai-sampai uang sekolah habis dan tidak membayar uang sekolah. Sehingga mau
tidak mau bekerja membuat jembatan di Jagoi Babang. Dari hasil bekerja tersebut
ia dapat membayar uang sekolah dan melunasinya.
“Lawan politik menyebutkan saya ampibi, dikarenakan hidup
di darat bisa, laut juga bisa. Di lingkungan dayak diterima, dan melayu juga
bisa,” tandasnya.
Masyarakat Dukung
ARmyn
H Aspan Sh Ketua LKI (Lembaga Kajian Islam) Kota
Singkawang menjelaskan, yang datang kali ini hanya tokoh-tokohnya saja.
Masyarakat kota Singkawang sudah lama merindukan Armyn sebagai anak seorang
pejuang memimpikan Kalbar.
“Kami masyarakat Kota Singkawang siap mendukung Armyn
mencalonkan diri menjadi calon Gubernur Kalbar dan memenangkan pilgub
mendatang,” kata Aspan.
Mayor H Hasibuan, sata menbawa tausiah di Sekretariat LKI
Kota Singkawnag mengungkapkan, umat muslim di Kalbar saat ini hanya menang
jumlahnya saja tetapi kualitas dan keberanian untuk maju tidak ada.
“Umat muslim di Kalbar sebanyak 57 persen dan di kalbar
sebanyak 49 persen. Seorang tentara kami harus netral,” tegas Hasibuan,
kemarin.
Umat muslim seharusnya tidak mengikuti sifat kepiting,
dimana ada kawan yang menaiki punggungnya akan di tarik dan dengan pitingnya.
Ini yang terjadi saat ini di Kalbar. Kaum muslim di Singkawang seharusnya
mengikuti sifat kepiting yang satu lubang.
Umat muslim banyak tetapi tidak berkualitas, apalagi saat
ini iman, persatuan, generasi muda, sangat lemah. Kecerdasan yang dapat
merangkul umat itu yang dicari saat ini, bukan eorang pemimpin yang tidak dapat
mengayomi rakyatnya.
H Wisnu, salah satu masyarakat kota Singkawang
membeberkan, waktu Armyn masih duduk di bangku STM, ia pernah menjual sepatu
kepadanya. Dan saya sempat bertanya dalam hati, knapa anak pejuang sempat jual
sepatu kepada dirinya.(cah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar