Sabtu, 06 Agustus 2011

Dana Milyaran Rupiah Digelontorkan, Bengkayang Tak Mampu Swasembada Beras


krisantus, S.Sos
Bengkayang. Pemda Bengkayang seharusnya berkaca dengan Kabupaten Kubu Raya yang notabene lebih muda umurnya dibandingkan Bumi Sebalo yang mampu dan punya niat swasembada beras lokal. disetiap kecamatan dibuat percetakan sawah dan jalan tani dengan menggelontorkan dana milyaran rupiah tetapi hingga saat ini tak mampu swasembada beras.
Krisantus S Sos, Warga Desa Tiga Berkat Kecamatan Lumar mengatakan, sudah 12 tahun Bengkayang menjadi kabupaten dan sudah beberapa kali Kepala Dinas Pertanian mengalami pergantian tetapi hingga saat ini swasembada beras tidak pernah digaungkan.
“Kabupaten Bengkayang terbentang dataran rendah dan tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk membuka lahan percetakan sawah dan ladang. Bahkan disetiap kecamatan dibuat percetakan sawah dan jalan tani dengan menggelontorkan dana milyaran rupiah,” ungkap Krisantus yang juga Sekretaris AWANDA Kabupaten Bengkayang ditemui diruang kerjanya Jalan Basuki Rachmad, belum lama ini.
Ketua PAC Partai Gerindra Kecamatan Lumar ini menjelaskan, dengan telah menghabiskan anggaran baik itu dari APBD Kalbar dan Bengkayang untuk membuat percetakan sawah dan jalan tani. Seharusnya Dinas Pertanian Bumi Sebalo, memiliki target kapan kabupaten kita dapat swasembada beras.
Selama ini masyarakat Bumi Sebalo mengkonsumsi beras impor dari luar kabupaten dan raskin. Bahkan warga Kabupaten Bengkayang yang bermukim didaerah perbatasan seperti penduduk Kecamatan Jagoi Babang dan Siding beli beras Malaysia.
“Sangat disayangkan sekali, Kabupaten Bengkayang yang potensi akan SDA dan masih banyak lahan yang dapat digarap untuk menanam padi tetapi riil di tengah kehidupan masyarakatnya masih ada makan beras miskin dan Malaysia, kemana kinerja instansi terkait terutama Dinas Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan Bumi Sebalo,” kesal bapak tiga putri ini, kemarin.
Selaku putra daerah Kabupaten Bengkayang, ia sangat menyayangkan kedua instansi tersebut yang tidak peduli dengan permasalahan ini. Bahkan setiap tahun diadakan musrenbang baik di tingkat desa bahkan pusat,tetapi banyak usulan dari warga yang sampai ke tingkat kabupaten sampai ke pusat sudah lain lagi. Hal ini karena ada kepentingan kelompok tertentu sehingga mengindahkan aspirasi warga.
Setiap tahun diadakan musrenbang itu hanyalah formal belaka, karena penuh dengan muatan politik dan sarat kepentingan kelompok tertentu yang mengatasnamakan kepentingan masyarakat.  Nyatanya hingga saat ini masih banyak warga yang makan raskin dan beras Malaysia.
Ia memisalkan, di Kecamatan Lumar banyak sawah yang tidak dapat digarap oleh warga karena sistem irigasinya tidak baik. Banyak petani yang mengeluh karena air tidak maksimal datang ke lahannya dikarenakan irigasi rusak.
“Sejak 1990 pembuatan irigasi ini dilakukan, dan puluhan kontractor yang memborong tetapi sampai saat ini sistem irigasi masih setali tiga uang dengan tahun sebelumnya. 1000 hektar lebih sawah yang ada di Desa Tiga Berkat dan kondisi sekarang bnayak yang menjadi hutan belantara,” paparnya.
Ia melanjutkan, keterbatasan pupuk dipasaran juga menjadi penyebab masyarakat tidak dapat membuka lahannya. Parahnya, Penyuluh Pertanian yang ada kurang maksimal memberikan penyuluhan kepada petani, terutama yang mengarah kepada petani untuk menanam padi menjadi sumber pendapatan keluarga.
Selama ini petani yang ada hanya sebatas menanam padi untuk dikonsumsi sendiri. Oleh karena itu ia mengajak instansi terkait untuk membantu warga dengan permasalahan yang ada di lapangan. Jangan hanya menunggu masyarakat datang ke kantor dan mengajukan proposal baru turun ke lapangan, serta duduk manis di ruang yang ber AC.
Apabila saat ini kita tidak melakukan terobosan, kapan Kabupaten Bengkayang dapat menjadi daerah Swasembada beras. Melihat situasi dan kondisi saat ini, nyata sekali aparatur pemerintah Bumi Sebalo tidak peduli dengan rakyatnya. (cah)

1 komentar:

  1. Benar bang itu seharusnya pemerintah daerah kita proaktif ke masyarakat yang lemah... Padahal klo pemerintah & masyarakat kita bisa saling mendukung n serius malah kita semua yang sejahtera.. oknum2 pemerintah daerah kita belum bisa berpikir sistematis sih, belum bisa berpikir panjang mana ditambah unsur politikus... klo oknum pemerintah sibuk ngisi perut kepentingan kelompok bahkan untuk perutnya sendiri, nanti pemerintah juga yang susah & masyarakat lebih susah pokoknya jadi susah semua. Padahal katanya asli masyarakat Kab. Bengkayang, sarjana2 & pintar2 pula, tp kok malah hancurin rumah sendiri.

    BalasHapus