Minggu, 01 Januari 2012

Warga Ledo Rayakan Natal dan Tahun Baru dengan Banjir


Bengkayang. Hujan dalam dua pekan ini mengguyur Kabupaten Bengkayang menjelang Natal, sehingga dibeberapa daerah terjadi longsor dan banjir.
Banjir dibeberapa wilayah Kabupaten Bengkayang, seperti yang terjadi di Kecamatan Ledo, bertepatan hari perayaan Natal hingga menyambut pergantian Tahun 2012.
Puji Suswanto, Ketua Tagana Kabupaten Bengkayang mengatakan, pemukiman warga yang berada di tepi DAS Sambas ini hampir setiap tahunnya dilanda banjir. Biasanya luapan DAS Sambas ini dipicu oleh banjir kiriman dari Sungai Sebalo, Sungai Ledo, Teriak, dan Sungai Suti Semarang.
Hingga kini, pemerintah desa maupun kecamatan setempat masih terus mendata para korban sambil menunggu bantuan dari pemerintah,” terang  Puji via telepon seluler, belum lama ini.
Dikatakannya,kondisi banjir kali ini merupakan yang terbesar dalam sejarah, Banjir tersebut akibat luapan DAS Sambas.
Hingga kini (01/01) kondisi Sungai belum juga surut sehingga jalur utama menuju Sanggau Ledo masih terendam.
Tidak sedikit pula pengendara yang nekat menerobos banjir kendati mereka harus siap dengan mogoknya kendaraan.
Menurut Rusli, salah satu korban banjir warga Desa Lesabela Kecamatan Ledo, membeberkan, sebelumnya turun hujan deras yang disertai angin kencang dan beberapa jam kemudian air meluap dengan ketinggian 3 Meter.
Bupati Bengkayang, Suryadman Gidot menegaskan, warga tidak membuat pemukiman di tepi Sungai yang di anggap rawan banjir. Menurutnya, masyarakat seharusnya waspada sebelum terjadi bencana.
“Mereka sudah tau kalau membuat rumah ditepi Sungai beresiko, harapan pemerintah agar masyarakat jika membuat pemukiman segera beralih pada tempat yang lebih aman dari banjir,” Harap Gidot.
Dari pantauan awak koran ini dilapangan, kurang lebih 400 unit rumah atau sekitar 2800 jiwa mengungsi ditempat sanak saudaranya karena rumah mereka terendam banjir akibat luapan Sungai Sambas sejak Senin (26/12) lalu. (cah)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar