Tampilkan postingan dengan label Karantina Ikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Karantina Ikan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 31 Januari 2013

Partai NasDem Setuju Bengkayang Miliki Lima Dapil

Bengkayang Beranda Kalbar-Pileg 2014. Partai NasDem yang ada di Kabupaten Bengkayang merespon wacana Ketua KPU Bengkayang yang beberapa waktu lalu yang memiliki wacana untuk memecahkan daerah pemilihan di Bumi Sebalo menjadi lima dapil pada Pileg 2014 mendatang.
Nekodemus kilik, Bendahara DPD Partai NasDem Kabupaten Bengkayang mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan apabila wacana KPU Bengkayang akan melakukan pemecahan dapil satu menjadi dua dapil pada Pileg 2014 mendatang.
“Kami juga tidak mempermasalahkan dapil tiga pada pileg 2009 di pecah menjadi dua dapil saat pileg 2014 mendatang,” ungkap Kilik-sapaan akrabnya, ditemui di Sekretariat DPD Partai NasDem Bengkayang Jalan Sanggau Ledo, Jumat (4/1).
Ia melanjutkan, untuk dapil satu saat pileg 2009 lalu, secara aturan perundang-undangan  memang sudah wajib dipecahkan menjadi dua dapil.
Dikarenakan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku, dimana dalam satu dapil minimal tiga kursi dan maksimal 12 kursi.
Tetapi hasil pileg 2009 lalu, pada dapil satu sebanyak 13 kursi yang duduk menjadi anggota DPRD Bengkayang periode 2009-2014.
“Oleh karena itu, sudah saatnya Daerah Pemilihan Satu pada Pileg 2009 lalu dipecah menjadi dua dapil,” saran bapak dua anak ini, kemarin.
Sedangkan untuk dapil tiga pada pileg 2009 lalu, memang tidak melebihi kuota tetapi karena luasnya wilayah pada dapil tersebut sudah saatnya di pecahkan menjadi dua dapil.
Kilik telah membicarakan hal ini dengan ketua DPD Partai NasDem yakni Johanes Antonius Dopong dan mereka mendukung.
Namun Partani NasDem  di Kabupaten Bengkayang tidak mempermasalahkan apakah kelak dipecahkan atau tidaknya dapil tiga pada Pileg 2009 lalu.
“Secara pribadi, saya ingin Dapil Tiga dipecahkan, karena wilayahnya yang luas dan mencakup delapan kecamatan di Kabupaten Bengkayang,” katanya.
Adapun dkecamatan tersebut ialah Lumar, Suti Semarang, Ledo, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Siding, dan Jagoi Babang. (yopi)


Minggu, 30 Desember 2012

Warga Keluh Jalan Multi Years Cepat Rusak

kondisi jalan provinsi kalbar
Bengkayang Beranda Kalbar-Ledo. Pemerintah Propinsi Kalbar sangat memperhatikan infrastruktur jalan darat terutama untuk Kabupaten Bengkayang.
Namun dengan dana yang milyaran rupiah yang telah dikeluarkan dari APBD Kalbar tersebut dikerjakan asal-asalan oleh pihak ketiga sehingga masyarakat yang menerima dampak negatif dan merasakan setiap hari melintasi jalan yang berlubang.
Mio, warga Desa Tebuah Marong Kecamatan Ledo mengungkapkan, sangat heran dengan pengaspalan jalan Ledo-Subah. Baru saja di aspal jalannya sudah banyak berlubang.
"Saya lihat tipis sekali aspal tersebut. Saya yakin jalan ini tidak bertahan lama dan cepat rusak," kata bapak satu putri ini ditemui dikediamannya, baru-baru ini.
Andot, warga Desa Tebuah Marong menambahkan, sangat menyayangkan dengan kondisi jalan provinsi yang dikerjakan secara multi years tersebut.
"Warga banyak mengeluh dengan kondisi badan jalan yang mudah rusak. baru di aspal sebulan sudah rusak," kesalnya.
Dari pantauan awak media ini di lapangan, banyak ditemukan lubang akibat aspal yang tipis. Sepanjang jalan dari Ledo sampai Subah kurang lebih puluhan lubang yang menunggu mangsa. Rata-rata lubang berada di as jalan dan dekat berm. Perbaikan jalan propinsi Kalbar ini menggunakan dana multi years APBD Kalbar selama tiga tahun.
saat awak media ini mengambil sampel pada jalan aspal yang terkelupas, kurang lebih dua centimeter saja ketebalannya. (cahyo)

Gidot Berharap PLB Jagoi Babang Naik Status

kondisi perbatasan
Bengkayang Beranda Kalbar-Perbatasan. Sebagai suatu wilayah, Kabupaten Bengkayang memiliki daerah yang strategis karena berbatasan langsung dengan wilayah Sarawak Malaysia yaitu tepatnya di Kecamatan Jagoi Babang.
Kecamatan Jagoi Babang berbatasan dengan Serikin Malaysia memiliki peranan dan fungsi sebagai Pusat pelayanan social ekonomi sub regional, Kawasan Khusus Perbatasan Darat Antar Negara (Gate Area. PPLB, Keimigrasian/CIQS, terminal Darat Internasional dan Perdagangan.
Kemudian, sebagai Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja,  Pos Komando Pertahanan dan Keamanan, Kawasan Perdagangan dan Jasa Transportasi.
Jagoi Babang merupakan salah satu pintu gerbang wilayah Indonesia karena berbatasan langsung dengan negara bagian Sarawak Malaysia Timur, yang mana batas antara kedua negara yaitu Indonesia dan Malaysia ditandai dengan Tugu Patok Batas Nol yang jaraknya 6 Km dari Kecamatan Jagoi Babang dan Serikin.
Wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia selain ditandai dengan patok batas juga terdapat Pos Terpadu Kodam VI/TPR bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Bengkayang dan Pos Tentara Diraja Malaysia yang bertugas untuk mengamankan wilayah negaranya masing-masing.
Adapun posisi Pos Lintas Batas antara Indonesia dan Malaysia berdasarkan Border Agreement 1967 dan Revisi tahun 2002 yaitu tepatnya melewati daerah Jagoi Babang pada Titik Nol.
Perbatasan antara Indonesia dan Malaysia melalui daerah Jagoi Babang dan Serikin dihubungkan dengan jalur transportasi darat yang dapat dilalui dengan kendaraan roda empat dan kendaraan bermotor serta dapat ditempuh dengan berjalan kaki.
Kondisi geografis antara kedua negara inilah yang mendukung terjadinya transaksi dagang antara penduduk lokal kedua negara di pasar Serikin Malaysia.
Jagoi Babang merupakan salah satu pintu gerbang wilayah Indonesia karena berbatasan langsung dengan negara bagian Sarawak Malaysia Timur, yang mana batas antara kedua negara yaitu Indonesia dan Malaysia ditandai dengan Tugu Patok Batas Nol yang jaraknya 6 Km dari Kecamatan
Bupati Bengkayang Suryadman Gidot mengatakan, sudah saatnya PLB (Pos Lintas Batas, Red) yang ada di Kecamatan Jagoi Babang dinaikan statusnya menjadi PPLB.
“Saat Bengkayang masih bergabung dengan Kabupaten Sambas, Jagoi Babang dicanangkan untuk pintu gate di kawasan perbatasan,” ungkap Gidot di Hotel Lala Golden, belum lama ini.
Ketua DPD Partai Demokrat Kalbar ini melanjutkan, sejak dulu sudah tembus jalan darat menuju Serikin Malaysia.
Namun kini, setelah Bengkayang menjadi kabupaten, dan telah berumur 13 tahun, wacana tersebut belum terealisasikan.
“Kita berharap pemerintah pusat sesegera mungkin merealisasikan kenaikan status di Jagoi Babang dari PLB menjadi PPLB,” harapnya. (yopi)

Atasi Bahan Baku Bidai, Kosama Buat Desa Model Konservasi

Bengkayang Beranda Kalbar-Bengkayang. Kabupaten Bengkayang terkenal dengan kerajinan membuat bidai. Produk ini telah merambah sampai ke manca Negara. Selama ini bidai dikenal oleh dunia luar berasal dari negeri jiran kita yakni Malaysia.
Padahal yang membuat bidai ialah dari pengrajin bidai asal Kabupaten Bengkayang yang menjual produknya ke Serikin Serawak Malaysia, melalui jalan darat dari Jagoi Babang.
logo koperasi kosama indonesia
Heru Kamaruzaman, Koperasi Sepakat Bersama (Kosama - Indonesia) mengatakan, Pemda Bengkayang perlu membantu masyarakat pengrajin bidai yang ada di Bumi Sebalo. Hal ini dikarenakan selama ini para pengrajin bidai membeli bahan baku rotan saga emas di Kalteng.
“Namun tugas dan tanggung jawab itu bukan cuma dibebankan kepada  pemerintah semata, seharusnya itu juga menjadi bagian dari tanggungjawab masyarakat disekitar hutan yang memiliki Sumber daya alam yang melimpah,” kata Heru kepada awak media ini ditemui di Sekretariat KOsama Jalan Basuki Rachmad Bengkayang, Minggu (23/12).
Ia melanjutkan, tahun 2013 mendatang pihaknya selaku pendamping KUMKM akan memfasilitasi Koperasi yang benar komitmen dengan lingkungan, terutama tentang pemberdayaan masyarakat disekitar hutan.
“BDS-P Kosama Microfinance Consulting akan melakukan kerjasama dengan beberapa lembaga NGO, dan terutama pemerintah terkait dengan keberadaan SDA khususnya rotan dan kulit kayu kapuak,” bebernya.
Ia meminta dukungannya kepada seluruh elemen masyarakat Bumi Sebalo terutama  alumnus Kehutanan dari berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta untuk menjadi pendamping.
Pihaknya akan melakukan model desa konservasi khusus untuk SDA Rotan, dan Kayu Kapuak. Karena satu-satunya ciri khas Kabupaten Bengkayang adalah Bidai.
Apabila bahan bakunya berkurang dan hilang kasihanlah selama ini nama produk itu berasal dari KabupatenBengkayang di kancah internasional.
KOSAMA-Indonesia juga akan melakukan kegiatan pemberdayaan ekonomi untuk pengerajin bidai tahun 2013.
Ini sesuai dengan Rencana Kerja Jangka Menengah KOSAMA, pihaknya akan menghimpun semua hasil bidai khusus anggota binaan terlebih dulu.
Kemudian akan dilakukan pengemasan dan sortiran kembali sehingga akan meningkatkan nilai jual dan mutu dari produk bidai.
“Kami  akan membuka Galery UKM Kosama Enterprise, salah satunya produk bidai. Semua dana akan kita kelola dari dana Koperasi terlebih dahulu, dan bukan cuma hayalan. Kami akan mencari tempat untuk pemasaran hasil anggota kosama tahun 2013,” tandasnya. (yopi)


Kamis, 20 Desember 2012

WKN Siap Bagi Plasma Pada Warga


Bengkayang Beranda Kalbar-Bappeda. Akhirnya masyarakat yang diwakili oleh kepala desa dan pengurus koperasi dapat titik terang mengenai pembagian kebun plasma yang selama ini mereka tuntut terhadap PT WKN yang merupakan anak perusahaan dari Ganda Group.
Datang langsung dari PT WKN ialah Halim Gozali selaku Direktur, Syarifudin selaku HSSL, Andrianus selaku GM, FD Butar-Butar selaku Koordinator SSL, dan Erfhan M selaku staf SSL.
Sedangkan dari kepala desa ada Kades Gersik Djuanda, Irianus Kades Sentangau Jaya dan Kades Kumba Udiansyah. Sedangkan dari koperasi tampak hadir Ketua Koperas Mukti Tama Hambali Muhamad, Ketua Koperasi Basule Makmur Iat Suprianto.
Ir Darsyafudin, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bengkayang mengatakan, memang benar hari ini dilaksanakan pertemuan antara masyarakat Kecamatan Seluas yang diwakili oleh kepala desa dengan PT WKN anak perusahaan Ganda Group.
“Dari hasil pertemuan tersebut, sebanyak sembilan item kesepakatan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak,” terang Darsyafrudin yang juga pimpinan sidang penanggungjawab Teknis Bidang Usaha Kehutanan dan Perkebunan TKP2I Bengkayang, diruang rapat Bappeda, Rabu (19/12).
Sembilan item tersebut ialah, PT Wawasan Kebun Nusantara dan masyarakat terhadap lahan yang bersertifikat hak milik, maka sepenuhnya dimiliki oleh pemilik sertifikast hak milik dan dikelola oleh perusahaan selama masih akat kredit.
Kedua ialah pola pembagian hasil berdasarkan perhitungan 60:40 persen yang ditawarkan oleh perusahaan tidak disetujui oleh pihak masyarakat pemilik dan bersertifikat hak milik karena masyarakat menginginkan sesuai kesepakatan SPK 2007 pasal 11.
Ketiga ialah, masyarakat meminta kejelsan jumlah biaya pembangunan kebun plasma yang dibebankan atau ditanggungjawabkan kepada masyarakat termasuk biaya pengambilan kredit yang akan dibebankan kepada masyarakat erdasarkan harga yang ditetapkan Dirjenbun RI.
Keempat ialah lahan masyarakat bersertifikat yang belum ditanami kelapa sawit menjadi beban pembagian oleh pihak perusahaan.
Selanjutnya, masyarakat yang hadir ialah warga pengurus koperasi, tokoh masyarakat dan para kepala desa sehingga untuk pertemuan kedepan dapat diyakinkan bahwa tidak ada anggota masyarakat lain yang akan menuntut hak-haknya kepada perusahaan.
Ke enam ialah sertifikat hak milik warga yang sudah ditanam kelapa sawit dan setelah perjanjian disepakati akan diserahkan ke perusahaan melalui koperasi untuk dijadikan jaminan pinjaman pembangunan kebun sampai berakhirnya pembayaran kredit, penyerahan tersebut dilakukan dihadapan notaris dan berita acara serah terima sertifikat hak milik warga kepada perusahaan tersebut wajib diketahui oleh TKP2I Kabupaten Bengkayang.
Kemudian, areal sertifikat hak milik yang belum ditanami kelapa sawit agar diverifiaksi oleh koperasi terlebih dahulu sehingga dapat dipertangungjawabkan kepada pemilik lahan.
Masyarakat meminta batas waktu penyelesaian permasalahan 15 Januari 2013. Apabila pihak perusahaan tidak menepati, maka masyarakat pemilik lahan akan mengambil sikap sesuai dengan perjanjian 15 Juni 2012 lalu.
Sebanyak 35 orang yang menghadiri kegiatan ini baik dari TKP2I, PT WKN, Pengurus Koperasi dna para Kades. (yopi)