Rabu, 07 September 2011

Bengkayang Tingkat Toleransi Beragama Tinggi


 Bengkayang. Bulan Ramadhan telah usai, selama sebulan penuh umat muslim berpuasa, saatnya hari kemenangan telah tiba. M,asyarakat Kabupaten Bengkayang dari dulu hingga kini hidup dalam beragama sangat tinggi tingkat toleransinya, mereka slaing silahturami walaupun berbeda keyakinan.
Stepanus Ati, SE, MM anggota DPRD Kalbar mengatakan, sesama warga Negara Indonesia kita harus saling toleransi dalam hidup beragama. Walaupun keyakinan kita berbeda tetapi kita harus saling silahturami.
“Di Kabupaten Bengkayang, tingkat toleransi beragam cukup tinggi. Dimana saat Lebaran, yang non muslim silahturahmi ke rumah yang merayakannya. Begitu juga sebaliknya, saat natal dan tahun baru,” tegas Aty ditemui di Sansak, belum lama ini.
Ketua DPC Partai Hanura Kabupaten Bengkayang ini menjelaskan, ia bersama keluarga besarnya mengunjungi tetangga yang sedang merayakan idul fitri 1432 H. Di kampung halamannya yang ada di Sebalo Kecamatan Bengkayang yang merayakan lebaran juga ia kunjungi satu persatu ersama istri dan anak-anaknya.
Legislator dari Daerah Pemilihan Bengkayang-Singkawang ini mengungkapkan, toleransi dalam hidup beragama perlu ditingkatkan dan dijadikan budaya bagi kita sebagai WNI sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
Yadi A.Ma Pd, Warga Sansak Desa Belimbing Kecamatan Bengkayang menuturkan, sangat berterima kasih kepada umat non muslim yang tingkat toleransinya tinggi. Ia mengakui, di kampungnya budaya saling menghargai dan silahturami saat hari raya baik itu lebaran, natal maupun imlek.
“Di desa ini umat muslim kurang lebih puluhan kepala keluarga dan memiliki satu surau. Walaupun minoritas tetapi disini tingkat toleransi dalam hidup beragama cukup tinggi. Lebaran dari hari pertama hingga saat ini silihberganti tetangga datang untuk silahturami,” ungkap Kakek tiga cucu ini ditemui dikediamnnya, kemarin.
Sama halnya Yuliana Ana, S.Pd, Guru Agama Khatolik SMA Negeri 1 Ambawang Kabupaten Kubu Raya. Ia jauh-jauh dari Siantan pulang kampung di Dusun Bare Lamat Desa Lamolda untuk bersilahturami bersama keluarganya yang ada di kampung halamannya.
“Dalam hidup beragama harus saling toleransi. Budaya saling silahturami disini sudah berlangsung lama dan tetap terjaga hingga saat ini. Dan ini perlu kita tingkatkan lagi demi menjaga kesatuan dan persatuan NKRI,”terang ibu dua anak ini.
Sama halnya dengan Tiurwati, warga Sebaho Desa Danti Kecamatan Sanggau ledo. Ia bersama suami dan anak-anaknya bersilahturami ke keluarganya yang merayakan untuk lebih meningkatkan rasa saling harga menghargai dalam hidup beragama. Walau beda keyakinan tetapi kita sama-sama WNI.
“Hari rayakan setahun sekali, sudah lama kita tidak saling silahturami karena kesibukan masing-masing. Saat hari raya kita baru dapat saling mengunjungi sesama,” kata ibu berbadan gempal dan berambut ikal ini, kemarin. (
cah)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar