Sabtu, 17 Desember 2011

Masyarakat Singkawang Siap Antar Armyn Duduk di KB 1


Armyn: Ngai Mo Loy…dalam menghadapi Pilgub kali ini, hanya dengan niat saja



Singkawang. Perjalanan yang sangat melelahkan hari ini (Kemarin, Red) rombongan Armyn di kota Singkawang. Dari Kabupaten Sambas meluncur ke Singkawang langsung berjiarah ke makam Juang yang berada di Roban. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Sekretariat LKI.

Usai menyantap makanan khas kota Singkawang, rombongan menuju masjid Raya untuk menjalankan shalat Dzuhur. Bukan sampai disitu saja, kegiatan pengukuhan koordiantor Ali Anyang Center Kota Singkawang dan silaturahmi dengan masyarakat kota Singkawang telah menanti di Grand Hotel Mahkota Singkawang yang berada di jalan Diponegoro.

Mayjen (TNI) H Armyn Ali Anyang, pembina ali anyang menuturkan, Pulau Kalimantan khususnya Kalbar sudah tidak asing lagi baginya. Dikarenakan ia lahir dan besar di kota Singkawang. Dari kecil sampai STM dirinya menimba ilmu di kota tasbih ini.

“Ibu saya berasal dari kampung yang ada di Jawai Kabupaten Sambas. Sedangkan bapak saya berasal dari Dayak Melawi. Sebenarnya masyarakat meminta saya untuk mencalonkan diri menjadi gubernur sudah lama,” terang Armyn di Sekretariat LKI Singkawang, Sabtu (17/12).

Armyn mengisahkan, masih ingat dari Singkawang ke Pontianak waktu itu 10 jam. Ia waktu masih duduk dibangku SMP, apabila tidak tahu isi aljabar,  telinga diplintir oleh guru. Kemudian saat masih menjadi siswa STM Pembangunan kini menjadi SMK Negeri Singkawang.

Saya sudah melang lang buana di Kalbar. Saya dipercayai untuk membentuk Kodam di Pontianak dari nol sampai beroperasi. Saya kini masih aktif menjadi staf ahli tingkat tiga di Mabes TNI.

Alm Mayor Ali Anyang rela berjuang dan meninggalkan keluarga untuk  memperjuangkan kemerdekaan NKRI. Saya ditantang oleh tokoh masyarakat Kalbar, massa orang tua pejuang dan berani mati demi kemerdekaan NKRI tetapi anaknya tidak berani seperti ayahnya.

“Saya bertanya dalam hati, ini mengolok atau mengejek. Saya meminta bantu kepada mereka untuk memberikan waktu saya berpikir.Saat naik haji,  saya berdoa dan meminta petunjuk untuk hal tersebut. Dan memutuskan untuk siap maju dalam pilgub dan mundur dari TNI,” tegas Armyn.

Armyn meminta teman-temannya, dalam Pilgub   2012 nanti harus satu lawan satu. apabila tidak, maka dirinya akan mundur ssecara teratur, dan kembali ke baraknya. Anak pejuang kemerdekaan asal Kalbar ini berharap satu lawan satu dan ingin melihat kita tidak bercerai sesuai motto, bersatu kita teguh dan bercerai kita runtuh.

“Ngai mo loy a.... Saya bisa bahasa cina kek walau sedikit-sedikit apabila  walau sedikit-sedikit apabila belanja di rumah, kebetulan lingkungan saya berbahasa cina kek makanya tahu,” seloroh Armyn, yang juga fasih berbahasa melayu sambas ini.

Lanjutnya, modal ia ialah semangat, karena uang memang tidak ada. Uang tidak masalah asalkan niat. Apabila ada uang lebih baik sedekahkan ke yatim piatu daripada hambur-hamburkan duit. Uang bukan segala-galanya tetapi segalanya perlu duit.

Kondisi Kalbar saat ini sangat memprihatinkan, Brijen baru saya dapat  pulang kampung bapaknya Armyn. Ia mengakui, SDA di Kalbar yang kaya masih ditemui daerah terisolir. Dijaman milenium, ada sekolah dasar di Meranta ada satu guru honorer olahraga dan mengajar semua mata pelajaran dengan murid 60 siswa.

“Macam mana SDM Kalbar mau maju dengan hal realita yang ada seperti ini. potensi kalimatan barat sangat menjanjikanbila pembangnan di kalbar ini sangat merata,” keluhnya.

Sebanyak 12 provinsi saat seminar tentang daerah perbatasan di Jakarta, hanya pemprov kalbar yang tidak datang. Padahal selalu mengembor-gemborkan daerah perbatasan yang tiddakak pernah diperhatikan oleh pemerintah pusat.

Sekarang apa yang telah dilakukan pemprov Kalbar. Padahal seminar perbatasan dibutuhkan. Ini menunjukkan komitmen yang tidak dapat lagi dipercayai.

Armyn menceritakan, waktu ia STM lebih suka main bilyar. Sampai-sampai uang sekolah habis dan tidak membayar uang sekolah. Sehingga mau tidak mau bekerja membuat jembatan di Jagoi Babang. Dari hasil bekerja tersebut ia dapat membayar uang sekolah dan melunasinya.

“Lawan politik menyebutkan saya ampibi, dikarenakan hidup di darat bisa, laut juga bisa. Di lingkungan dayak diterima, dan melayu juga bisa,” tandasnya.





Masyarakat Dukung ARmyn



H Aspan Sh Ketua LKI (Lembaga Kajian Islam) Kota Singkawang menjelaskan, yang datang kali ini hanya tokoh-tokohnya saja. Masyarakat kota Singkawang sudah lama merindukan Armyn sebagai anak seorang pejuang memimpikan Kalbar.

“Kami masyarakat Kota Singkawang siap mendukung Armyn mencalonkan diri menjadi calon Gubernur Kalbar dan memenangkan pilgub mendatang,” kata Aspan.

Mayor H Hasibuan, sata menbawa tausiah di Sekretariat LKI Kota Singkawnag mengungkapkan, umat muslim di Kalbar saat ini hanya menang jumlahnya saja tetapi kualitas dan keberanian untuk maju tidak ada.

“Umat muslim di Kalbar sebanyak 57 persen dan di kalbar sebanyak 49 persen. Seorang tentara kami harus netral,” tegas Hasibuan, kemarin.

Umat muslim seharusnya tidak mengikuti sifat kepiting, dimana ada kawan yang menaiki punggungnya akan di tarik dan dengan pitingnya. Ini yang terjadi saat ini di Kalbar. Kaum muslim di Singkawang seharusnya mengikuti sifat kepiting yang satu lubang.

Umat muslim banyak tetapi tidak berkualitas, apalagi saat ini iman, persatuan, generasi muda, sangat lemah. Kecerdasan yang dapat merangkul umat itu yang dicari saat ini, bukan eorang pemimpin yang tidak dapat mengayomi rakyatnya.

H Wisnu, salah satu masyarakat kota Singkawang membeberkan, waktu Armyn masih duduk di bangku STM, ia pernah menjual sepatu kepadanya. Dan saya sempat bertanya dalam hati, knapa anak pejuang sempat jual sepatu kepada dirinya.(cah)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar