Kamis, 19 April 2012

Dekranasda Launcing Batik Khas Kabupaten Bengkayang

Femi : Nomor register tersebut ialah C002012009990, sambil mengambil massa tinjau dari Kemenkumham selama dua tahun mendatang.
Bengkayang. Bupati Bengkayang membuka Launcing batik khas Bumi Sebalo yang diberi judul Saruwe Kalamange. Saruwe Kalamange merupakan bahasa daerah dayak bakati yang notabene kaum mayoritas di Kabupaten Bengkayang.
Bupati Bengkayang, Suryadman Gidot mengatakan, 13 tahun Bengkayang menjadi kabupaten, banyak hal yang telah dibuat tetapi diperlukan tangan-tangan terampil, pikiran cerdas dan komitmen yang kuat untuk keberadaan Bumi Sebalo yang kita sepakat yang berlatar belakang dari berkeanekaragaman baik suku agama ras dan golongan serta budayanya.
Launcing batik khas Kabupaten Bengkayang hendaknya dapat dukungan dari semua pihak. Karena semuanya murni dari tangan terampil dari putra dan putri Kabupaten Bengkayang. perlu adanya dukungan sleuruh elemen warga Bumi Sebalo yang positif.
“Selama ini banyak yang tidak mendapat hati hasil kerajinan mereka. Oleh karena itu ini awalnya kita menghargainya,” ucap Gidot kepada Equator ditemui di Aula II Lantai V Kantor Bupati Bengkayang, Selasa (17/4).
Saat ini kita berpikir  karena batik yang dipakai di sekolah saat ini motifnya tidak jelas sehingga saat ini kita mengubah smeuanya. Apabila ini dapat dilakukan, semangat generasi muda kita untuk mencintai daerah, kesatuan dan kesatuan kabupaten Bengkayang dan Indonesia dapat semakin kuat.
Tidka menuntup kemungkinan tahun kedepan  adalagi, karena pakaian setiap rtahun mengikuti tren. “Dekranasda memegang lisensinya dan pemasaran oleh KPN, pemenang jangan lupa diberi persenan dari hasil penjualannya. Royalty sedikit pun harus diberi kepada mereka karena ini sudah di patenkan. Aturlah sebaik mungkin,” sarannya.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Bengkayang, Femi Oktaviani Gidot menerangkan, BUmi Sebalo sangat beranekaragama baik itu flora maupun faunanya. Dekranasda berusaha mengangkat salah satu flora dan fauna yang ada yaitu burung ruai dan kantong semar sebagai bahan dasar motif yang digunakan.
“Burung ruai melambangkan kegagahan suku dayak dan bertanggungjawab terhadap anak dan keluarganya. Burung ruai juga sangat indah dan dapat mempertahankan diri sehingga burung ruai dijadikan symbol penangkal dan seklaigus symbol suku dayak,” terang istri Bupati Bengkayang ini, kemarin.
Sedangkan kantong semar yang hidup dimana saja dan hidup berkelompok dimana sangat berguna dari akar sampai kantong. Kantong semar banyak terdapat di BUmi Sebalo dan bermanfaat bagi suku dayak sehingga menjadi symbol desain motif ini.
10 Januari lalu, Dekranasda Kabupaten Bengkayang telah mengumumkan dan menyerahkan lomba ragam rias motif khas Bengkayang. dari 10 orang yang bertanding, di ambil lima orang saja. Juara satu berjudul persatuan, kombinasi, ruai bantogat, kareron ajis surat, terakhir ialah sukur dan asa di biomedical Sebalo.
23 Feburari 2012, pengurus Dekranasda Kabupaten Bengkayang telah mendaftarkan hasil lomba desain seni motif khas Kabupaten Bengkayang, dengan judul Sarue Kalamange pada Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual Kemenkumham Jakarta agar nantinya tidak di klaim oleh daerah lain dan sepenuhnya jadi milik Dekranasda Bumi Sebalo.
“Sarue artinya Burung Ruai sedangkan Kalamange artinya Kantong semar. Nomor register tersebut ialah C002012009990, sambil mengambil massa tinjau dari Kemenkumham selama dua tahun mendatang. Kami siap melauncing motif khas Bengkayang hari ini,” beber Femi.
Untuk lebih memantapkan tindak lanjut, Dekranasda bekerja sama dengan KPN Bengkayang dan motif persatuan dengan warna motif merah akan dikenakan bagi PNS BUmi Sebalo. Pengelolaannya semua pada KPN. Ruai Bantogat warna abu-abu untuk siswa SMU,  SLTP warna Biru sedangkan pelajar SD berwarna merah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar