BENGKAYANG. Komite sekolah di Kabupaten Bengkayang bertindak sesuai dengan fungsi dan saling bekerjasama dengan pihak sekolah untuk mewujudkan sekolah bermutu sesuai yang diharapkan. Bersama sama dengan sekolah dan masyarakat, Komite Sekolah juga berperan penting untuk menjaga kondisi sekolah untuk tetap baik.
Komite Sekolah SDN 09 Malu Jelayan, Kecamatan Teriak, S.Tiampat mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan pihak sekolah dengan merangkul masyarakat untuk menjaga sekolah dan lingkungan dari serangan binatang liar, seperti babi liar milik masyarakat.
"Penertiban babi liar yang dipelihara masyarakat ini kami lakukan setelah berkomunkasi dengan pihak sekolah dan masyarakat. Penertiban babi liar itu mulai kita lakukan pada tahun 2003," kata Tiampat ditemui di Lantai V Kantor Bupati bengkayang saat mengikuti kegiatan USAID, Kamis (16/2).
Tiampat menceritakan, penertiban babi itu dilakukan karena masyarakat yang memiliki hewan babi dibiarkan berkeliaran begiu saja. Hingga babi babi itu dengan leluasa merusak tanaman milik warga itu sendiri dan merusah bangunan bangunan sekolah. Akibatnya sekolah terlihat kumuh dan tidak terurus.
"Sekarang babi berkeliaran itu sudah tidak adalagi, warga kompak untuk mengandangkan babinya pada kandang yang dibuat," jelasnya.
Herkulanus, Kepala Sekolah SDN 09 Malu Jelayan megungkapkan, apa yang dilakukan pihak komite sekolah itu didukung sepenuhnya pihak sekolah. Secara terbuka, ia mengaku kinerja dan kerjasama bersama komite sekolahnya sangat baik dan sangat membantu perkembangan sekolah yang lebih baik.
'Selama ini komite sangat berperan aktif, dalam tiga bulan sekali pihak komite mendatangi warga untuk melakukan dialog atau diskusi," jelas Herkulanus, kemarin.
Pengawas SMP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkayang, Kristianus mengaku beberapa waktu yang lalu berkeliling kampung yang letaknya berada di pedalaman. Di daerah daerah dimaksud, Kristianus memuji komite sekolah dapat menertibkan babi babi liar milik warga. Perlunya pengamanan babi dikarenakan banyak bagian sekolah yang rusak karena dicungkil babi.
"Saya sangat bangga salah satu komite bisa memberikan pengertian pada orang tua agar babi itu bisa dikandangkan. Kami berharap komite bisa bekerjasama dengan sekolah bagaimana tidak dicungkil babi itu," jelas Kristianus.
National office KINERJA-USAID, Sunardi apa yang terjadi dibeberapa sekolah di Kabupaten Bengkayang juga terjadi di Kabupaten Aceh, Aceh Utara. Kasusnya banyak binatang milik warga seperti sapi dan kambing berlomba lomba memakan tanam milik warga sekitar.
Karena ada kasus tersebut dan berbagai macam persoalan lainnya, seperti para pelajar yang keluar pada saat jam belajar, maka Dinas Pendidikan Aceh mencanangkan gerakan masyarakat peduli pendidikan. Dalam gerakan peduli pendidikan itu, semua didukung semua pihak, kepala daerah, kepolisian, TNI, tokoh agama, tokoh masyarakat, bahkan mantan GAM.
Dengan gerakan yang dilakukan, kemudian pada masyarakat desa itu ada kesadaran. Bahkan, untuk mendukung masyarakat peduli pendidikan tersebut, Pemda Aceh sampai membuat Peraturan Daerah (Perda) yang berisikan larangan binatang untuk berkeliaran.
"Karenanya komite harus berfungsi sesuai dengan fungsinya, jangan sampai komite difungsikan pada saat untuk mencairkan dana BOS," ujar Sunardi.
Dari pantauan awak Koran ini dilapangan, peran komite yang penting itu bagian dari loka karya pelayanan standar bidang pendidikan program Kinerja USAID Kabupaten Bengkayang yang digelar selama dua hari, Rabu-Kamis (15/16/2).
Dalam pelatihan itu banyak membahas standar pelayanan minimal untuk dunia pendidikan dengan berbagai macam materi seperti memahami standar pelayanan minimal, tantangan dan peluang implementasi standar pelayanan pendidika di daerah, indikator SPM bidang pendidikan, indikator SPM terkait dengan paket Kinerja.
Kemudian dihari kedua dilanjutkan dengan teknis analisis gap kinerja indikator, langkah integritas SPM dalam manajemen pelayanan bidang pendidikan, teknik monitoringdan evaluasi penulisan laporan, good practice penerapan standar pelayanan kemudian action plan. (cah)
Komite Sekolah SDN 09 Malu Jelayan, Kecamatan Teriak, S.Tiampat mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan pihak sekolah dengan merangkul masyarakat untuk menjaga sekolah dan lingkungan dari serangan binatang liar, seperti babi liar milik masyarakat.
"Penertiban babi liar yang dipelihara masyarakat ini kami lakukan setelah berkomunkasi dengan pihak sekolah dan masyarakat. Penertiban babi liar itu mulai kita lakukan pada tahun 2003," kata Tiampat ditemui di Lantai V Kantor Bupati bengkayang saat mengikuti kegiatan USAID, Kamis (16/2).
Tiampat menceritakan, penertiban babi itu dilakukan karena masyarakat yang memiliki hewan babi dibiarkan berkeliaran begiu saja. Hingga babi babi itu dengan leluasa merusak tanaman milik warga itu sendiri dan merusah bangunan bangunan sekolah. Akibatnya sekolah terlihat kumuh dan tidak terurus.
"Sekarang babi berkeliaran itu sudah tidak adalagi, warga kompak untuk mengandangkan babinya pada kandang yang dibuat," jelasnya.
Herkulanus, Kepala Sekolah SDN 09 Malu Jelayan megungkapkan, apa yang dilakukan pihak komite sekolah itu didukung sepenuhnya pihak sekolah. Secara terbuka, ia mengaku kinerja dan kerjasama bersama komite sekolahnya sangat baik dan sangat membantu perkembangan sekolah yang lebih baik.
'Selama ini komite sangat berperan aktif, dalam tiga bulan sekali pihak komite mendatangi warga untuk melakukan dialog atau diskusi," jelas Herkulanus, kemarin.
Pengawas SMP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkayang, Kristianus mengaku beberapa waktu yang lalu berkeliling kampung yang letaknya berada di pedalaman. Di daerah daerah dimaksud, Kristianus memuji komite sekolah dapat menertibkan babi babi liar milik warga. Perlunya pengamanan babi dikarenakan banyak bagian sekolah yang rusak karena dicungkil babi.
"Saya sangat bangga salah satu komite bisa memberikan pengertian pada orang tua agar babi itu bisa dikandangkan. Kami berharap komite bisa bekerjasama dengan sekolah bagaimana tidak dicungkil babi itu," jelas Kristianus.
National office KINERJA-USAID, Sunardi apa yang terjadi dibeberapa sekolah di Kabupaten Bengkayang juga terjadi di Kabupaten Aceh, Aceh Utara. Kasusnya banyak binatang milik warga seperti sapi dan kambing berlomba lomba memakan tanam milik warga sekitar.
Karena ada kasus tersebut dan berbagai macam persoalan lainnya, seperti para pelajar yang keluar pada saat jam belajar, maka Dinas Pendidikan Aceh mencanangkan gerakan masyarakat peduli pendidikan. Dalam gerakan peduli pendidikan itu, semua didukung semua pihak, kepala daerah, kepolisian, TNI, tokoh agama, tokoh masyarakat, bahkan mantan GAM.
Dengan gerakan yang dilakukan, kemudian pada masyarakat desa itu ada kesadaran. Bahkan, untuk mendukung masyarakat peduli pendidikan tersebut, Pemda Aceh sampai membuat Peraturan Daerah (Perda) yang berisikan larangan binatang untuk berkeliaran.
"Karenanya komite harus berfungsi sesuai dengan fungsinya, jangan sampai komite difungsikan pada saat untuk mencairkan dana BOS," ujar Sunardi.
Dari pantauan awak Koran ini dilapangan, peran komite yang penting itu bagian dari loka karya pelayanan standar bidang pendidikan program Kinerja USAID Kabupaten Bengkayang yang digelar selama dua hari, Rabu-Kamis (15/16/2).
Dalam pelatihan itu banyak membahas standar pelayanan minimal untuk dunia pendidikan dengan berbagai macam materi seperti memahami standar pelayanan minimal, tantangan dan peluang implementasi standar pelayanan pendidika di daerah, indikator SPM bidang pendidikan, indikator SPM terkait dengan paket Kinerja.
Kemudian dihari kedua dilanjutkan dengan teknis analisis gap kinerja indikator, langkah integritas SPM dalam manajemen pelayanan bidang pendidikan, teknik monitoringdan evaluasi penulisan laporan, good practice penerapan standar pelayanan kemudian action plan. (cah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar