Bengkayang. Pelaksanaan
Training Of Trainer (TOT) Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berdasarkan
program kinerja USAID di laksanakan di Gedung Satu Atap Kantor Bupati Kabupaten
Bengayang dilaksanakan Dua hari yakni pada Senin dan Selasa (13-14/02). Partisipasi
dan kolaborasi orang tua sulit diwujudkan.
Ferdinan Solihin.SE, selaku Ketua coordinator LPSS
Bengkayang mengatakan, MBS merupakan model aplikasi manajemen institusional
yang mengintegrasikan seluruh sumber internal dan
eksternal dengan lebih menekankan pada pentingnya kebijakan
melalui perluasan otonomi sekolah. Sasarannya adalah mengarahkan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan dalam rangka mencapai tujuan.
“Tujuannya adalah salah satu strategi sebagai standar
dalam mengembangkan keunggulan pengelolaan sekolah. Pengelolaan
tersebut dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah,” terang Ferdinan, Selasa (14/2).
Spesifikasinya berkenaan dengan visi, misi, dan tujuan
yang dikemas dalam pengembangan kebijakan serta perencanaan. MBS juga merupakan salah satu model manajemen
strategik. Hal ini berarti meningkatkan pencapaian tujuan melalui
pengerahan sumber daya internal dan eksternal.
Tantangan praktisnya adalah bagaimana sekolah
meningkatkan efektivitas kinerja secara kolaboratif melalui pembagian
tugas yang jelas antara sekolah dan orang tua siswa yang didukung dengan sistem
distribusi informasi, menghimpun informasi dan memilih banyak alternatif
gagasan dari banyak pihak untuk mengembangkan mutu kebijakan melalui keputusan
bersama.
Pelaksanaannya selalu berlandaskan usaha meningkatkan
partisipasi dan kolaborasi pada perencanaan, pelaksanaan kegiatan sehari-hari,
meningkatkan penjaminan mutu sehingga pelayanan sekolah dapat memenuhi kepuasan
konsumen.
“Dalam menunjang keberhasilannya, MBS memerlukan banyak
waktu dan tenaga yang diperlukan pihak eksternal untuk terlibat dalam banyak
aktivitas sekolah. Hal ini menjadi salah satu kendala. Tingkat pemahaman
orang tua tentang bagaimana seharusnya berperan juga menjadi kendala lain
sehingga partisipasi dan kolaborasi orang tua sulit diwujudkan,” keluhnya.
Karena itu, pada tahap awal penerapan MBS di Bengkayang
lebih berkonsentrasi pada bagaimana orang tua berpartisipasi secara finansial
dibandingkan pada aspek eduktif. (cah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar