Selasa, 03 Juli 2012

Turis Kanada dan Taiwan Masuk Sebujit Lewat Gumbang Malaysia

Bengkayang Beranda Kalbar-Siding. Setiap tanggal 15 Juni, warga Dusun Sebujit Desa Hli Buei Kecamatan Siding Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat merayakan Gawai Nyobeng. Tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana warga Gumbang Bau Serawak Malaysia Timur bertandang ke Sebujit untuk memenuhi undangan menghadiri Gawai Nyobeng.
   
Turis Asal Kanada menari bersama dan membaur dengan masyarakat ADat Dayak Bidayuh saat Nyobeng 2012
Atal, Tokoh adat Dayak Bidayuh Gumbang Bau Serawak Malaysia menceritakan, ia bersama rombongan dari Gumbang selama delapan jam berjalan kaki menuju Dusun Sebujit. Walau lelah, sakit, panas dan capekpantang menyerah datang memenuhi undangan Gawai Nyobeng.
"Mari kita jaga silahturami yang ada, kita tetap bersaudara. Tahun mendatang akan kami jemput warga Sebujit untuk datang ke Gumbang. Pihak penduduk Gumbang ribuan terima kasih atas sambutan yang sangat baik. Makan tak mampu lagi, minum pun puas. Kami minta maaf atas tingkah laku yang tidak baik,” aku Atal.
Dokter Patau Rubis, Tetua Dayak Bidayuh Gumbang Bau Serawak Malaysia saat ditemui di rumah Kepala Adat Dayak Bidayuh Sebujit sangat antusias mengunjungi kerabatnya di Sebujit. Ia menceritakan, Dayak Bidayuh Sebujit dan Gumbang masih satu garis keturunan.
“Kami rombongan dari Gumbang sebanyak 38 orang. Kemarin saya berjalan kaki dari Gumbang ke sini, saat baru datang di Siding, kaki saya keram dan meminta bantuan warga Siding untuk mengantar saya ke sini mengendarai kendaraan roda dua,” ulas Patau.
Patau membeberkan, dalam hal bantuan dana juga telah disalurkan oleh pemerintah Malaysia kepada masyarakat Gumbang yang berangkat menuju Sebujit untuk membantu panitia di Sebujit merayakan Gawai Nyobeng. Silih berganti mengunjungi daerah walaupun berbeda negara telah lama dilakukan oleh kedua belah pihak baik itu masyarakat Sebujit maupun Gumbang. Untuk tahun ganjil, kampung Gumbang Bau Serawak Malaysia sebagai tuan rumah, sedangkan tahun genap giliran kampung Sebujit menjadi tuan rumah. 
Hal ini dilakukan sejak dahulu kala oleh nenek moyang mereka untuk tetap menyambung tali silahturami ke dua kampung yang satu suku dayak Bidayuh tetapi berbeda negara.
Asisten III Setda Bengkayang dan Kabid Pariwisata Provinsi Kalbar bersiap memotong anak ayam dan anjing
Bukan hanya dari Malaysia saja yang datang ke Dusun Sebujit untuk menghadiri Gawai Nyobeng, tetapi ada turis manca negara dari Kanada, dan Taiwan. Mereka datang ke Sebujit melalui Kampung Gumbang Bau Serawak Malaysia.
Pinus Samsudin, Asisten Tiga Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkayang mengajak masyarakat Kecamatan Siding untuk menjaga dan melestrikan adat dan budaya yang ada. Hal ini harus dilakukan dengan mengedepankan adat dan budaya demi pembangunan di bidang kebudayaan dan pariwisata.
“Gawai Nyobeng di Sebujit bukan hanya sebagai kalender tetap Pemda Bengkayang saja, tetapi juga kalender tetap Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat. Oleh karena itu, dengan telah ditetapkannya sebagai kalender tetap  dapat meningkatkan ekonomi dan kreativitas seniman serta seniwati Dusun Sebujit,” ucap Pinus.
Acara Gawai Nyobeng di Dusun Sebujit yang ada di wilayah perbatasan, mampu membangun diri di segala bidang.
Haritus, anggota DPRD Kalbar menerangkan, dirinya menyempatkan diri ke Sebujit sebagai bentuk mencintai adat dan budaya dayak khususnya Dayak Bidayuh.
“Kalau bukan sejak dini kita melestarikan adat dan budaya dayak Bidayuh. Anak cucu kita kelak tidak mengenal adat dan budaya. Hal itu yang harus kita hindari,” kata Legislator PDI Perjuangan ini.
Tetua Adat Dayak Bidayuh melakukan ritual sambut tamu undangan
Yosua Sugara, Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Bengkayang mengungkapkan, sebelum Bengkayang menjadi kabupaten dan masih bergabung dengan Kabupaten Sambas dirinya sering datang ke Sebujit.
“Pemerintah baik itu kabupaten, propinsi dan pusat harus membuat jalan ke Sebujit. Hal ini demi menghidupkan pariwisata yang ada di sini dan membuka akses jalan darat supaya terbebas dari keterisoliran masyarakat setempat yang hidup di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia,” saran Yosua.
Senada yang di utarakan Johanes A Dopong, Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Bengkayang. Ia menitik beratkan kepada jalan darat dari Dusun Merendeng Desa Siding menuju Dusun Sebujit Desa Hli Buei yang hingga saat ini masih memprihatinkan.
Gunawan dapat kado manis dari warga Malaysia
“Dari Jagoi Take sampai Dusun Merendeng sudah lumayan, tinggal pengerasan walaupun jembatan masih belum di bangun,” aku Dopong yang juga Ketua Harian KONI Bengkayang ini.
Dopong meneruskan, dengan bagusnya jalan darat, otomatis tingkat kesejahteraan masyarakat sekitar meningkat. Hasil pertanian dan hutan yang telah dikelola oleh masyarakat Kecamatan Siding dapat di jual ke luar daerah. Selama ini warga terbatas untuk menjual hasil bumi dikarenakan jalan darat masih belum dapat di lalui oleh kendaraan roda empat. Padahal sumber daya alam yang kaya akan flora dan fauna, tanahnya juga subur.
Para tamu undangan menyandap makanan di rumah Tetua Adat Dayak Bidayuh Sebujit
Deki Suprapto Ketua Adat Dayak Bidayuh mengungkapkan, tanpa ada kerjasama  semua pihak, kegiatan ini tidak akan sukses. Ia mengisahkan, 1997 lalu rumah adat baluk dibuat secara bergotong royong oleh warga Sebujit.
"Rumah adat baluk ini salah satu  yang masih ada di Kabupaten Bengkayang, rumah adat baluk yang lama masih ada di kampung Sebujit lama yang waktu tempuhnya kurang lebih tiga jam dari sini. Sedangkan di Malaysia hanya ada di Gumbang Bau Serawak Malaysia. Dan Rumah Adat Baluk juga ada di Taman Mini Indonesia Indah,” beber Deki. (cah)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar