Kamis, 20 Oktober 2011

Sungkung pilih Jadi Warga Malaysia


bengkayang. Selama 66 tahun Indonesia merdeka, masyarakat Kecamatan Siding, khususnya Desa Sungkung Satu, Dua dan Tiga hanya ikut merayakan saja tetapi sesungguhnya mereka belum merdeka. Oleh karena itu tidak mustahil warga Sungkung akan pindah menjadi warga Malaysia.
"Hal ini bukan tanpa alasan kenapa saya katakan hal tersebut, realita dilapangan memang begitu yang terjadi. Sampai saat ini ketiga desa tersebut masih terisolir dan sulit mengakses keluar desa bahkan ke kota kecamatan, kabupaten dan provinsi serta membutuhkan biaya besar," papar Egarius ditemui di Sekretariat DPC Partai Demokrat, Kamis (20/10).
Legislator dari daerah pemilihan tiga ini mengungkapkan, masyarakat mau membuat surat pengantar KTP atau KK di ibu kota kecamatan saja membutuhkan biaya besar hingga ratusan ribu rupiah sedangkan hasil pertanian susah dikeluarkan ke daerah lain seperti Malaysia, Entikong Kabupaten Sanggau Kapuas, Landak, dan Bengkayang.
Terisolirnya wilayah ini dikarenakan akses jalan darat menuju Kecamatan Siding belum dibuka badan jalan. Padahal jarak antara Sungkung ke Kiong Kecamatan Suti Semarang hanya membutuhkan waktu satu jam jalan kaki. Saat awak koran ini menanyakan, apabila jalan paralel lima kabupaten perbatasan terealisasikan apakah akan memberikan dampak positif dan tidak terisolir lagi daerah tersebut .
"Tunggu kucing bertanduk pemerintah pusat mau membangun jalan tersebut. Saya yakin, banyak saja alasan yang dilontarkan mereka supaya warga perbatasan di Kalbar tetap ketertinggalan," kesal anggota fraksi demokrat ini.
Anggota DPRD Bengkayang ini menjelaskan, apabila wacana pembangunan jalan paralel terealisasikan, Kecamatan Siding tidak lagi di cap daerah terisolir. "Saya yakin, apabila pemerintah daerah dan pusat tidak memperhatikan pembangunan jalan di Sungkung, lima tahun mendatang NKRI akan kehilangan lagi kampung Gubang di Desa Sungkung," tegasnya.
Ia menerangkan, saat ini banyak anak-anak Sungkung terutama di kampung Gubang yang sekolah dan kuliah di Malaysia. Dan setelah lulus mereka langsung dipekerjakan di negeri jiran. Mereka tidak melupakan kampung halamannya, gaji disisihkan untuk membangun disana. Mereka dapat berpikir, tidak pernah diperhatikan oleh Indonesia lebih baik memilih menjadi warga Malaysia.
"Saya tertawa saat baca dan menonton di media cetak dan elektronik tentang ganyang Malaysia. Negeri jiran telah lama ganyang kita. Kita hanya ngomong kosong saja tetpai Malaysia telah terbukti Action. Lihat saja banyak TKI yang dideportasi, TKW banyak di bunuh, perkosa dan dipenjara. Seni budaya kita di patenkan mereka, parahnya tanah dicaplok lagi," katanya.
Wajar apabila masyarakat Kalbar terutama di daerah perbatasan dianaktirikan oleh pemerintah pusat.  Karena penduduk kita tidak pernah mengibarkan negara Malaysia atau ingin memisahkan diri dari NKRI seperti Papua, Maluku, dan Aceh. Dalam kabinet saja tidak ada warga Kalimantan khususnya Kalbar menjadi mentri, semua diborong pulau Jawa dan Sumatera. Ini juga bentuk ketidakadilan di negeri yang kita cintai ini. (cah)

1 komentar:

  1. Jangankan sungkung, saya yang tinggal diibukota kabupaten BKY aja masi serasa orang malaysia, kebutuhan sehari-hari dapatnya barang malaysia, yaa apa daya kita orang kalimantan hanya anak tiri di Indonesia tercinta ini. :)

    BalasHapus